Sunday, February 7, 2021

Penilaian Manusia

Yang Tak Terlihat
Catatan Ibadah Online Minggu 07 Februari 2021

Untung minggu lalu aku mendapat masalah karena kelemahanku. Karena masalah tersebut, aku pun dapat melihat isi hati orang-orang di sekelilingku. Semula aku tuh memuji-muji pak e di depan temanku karena dia terlihat begitu tenang di tengah badai yang berkecamuk. Selorohku: "Pak e cool abis. Dia pantas menjadi leader." Sampai-sampai aku berkata kepada Tuhan: "Jika aku tiba lebih dulu di tanah Kanaanku, jika memungkinkan, aku akan mengajaknya ke tempatku supaya dia terbebas dari penebar badai."

Eh, ketika aku mendapat masalah, di belakangku pak e malah mengatakan hal yang tidak enak didengar. Bukan hanya pak e yang begitu. Beberapa orang lain yang terlihat baik di depanku juga mengucapkan hal yang sama. Pantas saja beberapa hari lalu sebuah truk berbicara kepadaku. Di atas roda kirinya tertulis: "Hati-hati!” dan di atas roda kanannya tertulis Jaga hati!" Ini bukan pertama kalinya truk berbicara kepadaku. Dulu juga ada truk yang berkata: “Berjalanlah, jangan berlari karena hidup ini adalah perjalanan, bukan pelarian.”

Bilangan 12:1a, 9 Miryam serta Harun mengatai Musa... Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia.

Ketika Musa tidak tahu menahu soal perkataan Harun dan Miryam, Tuhan memberitahunya. Tuhan pun memberitahuku perkataan pak e dan orang-orang lainnya. Jika Tuhan memberitahuku, tentu dia juga akan membelaku seperti Dia membela Musa karena dia Allahku, bukan Allahnya pak e dan orang-orang jahat itu. Sebenarnya aku sich tidak terlalu terkejut dengan respon munafik orang-orang lain karena aku sudah mewaspadai mereka sejak mereka diam saja ketika teman-temanku dalam masalah. Jika terhadap teman-temanku mereka bisa bersikap seperti itu, tentulah hal yang sama bisa mereka lakukan terhadapku.

Namun, aku terkejut dengan sikap pak e saat menghadapi si penebar badai lagi. Ternyata dia tidak setenang yang terlihat. Di depanku aja dia terlihat tenang. Ternyata aslinya gitu toh. Di dalam kekesalan hatiku, aku pun berdoa dan terus berdoa sembari bernyanyi memuji-Nya agar pak e dan penebar badai turut mengalami kelemahanku sehingga mereka bisa belajar memahami kelemahan orang lain dan tidak suka menghakimi.

Lantas aku pun menanti-nanti Tuhan karena aku ingat bahwa dari dulu penebar badai selalu ditegur oleh Tuhan tiap kali berusaha menyerangku:
* Ketika dia mengatai aku dan temanku, tak lama berselang dia mendapat masalah pelik.
* Ketika dia berusaha menghalangi ibadahku dan temanku, omzetnya turun drastis.
* Ketika dia menuding-nuding aku sekalipun bukan salahku, tak lama berselang dia harus kehilangan salah satu pelanggan besarnya.
* Ketika dia memarahiku dan berusaha mempermalukanku di depan banyak orang, dia harus kehilangan orang andalannya yang serba bisa dan PSBB juga diperpanjang sehingga berimbas kepada usahanya.
* Ketika dia memperbesar kesalahan kecilku, dia pun mendapatkan teguran kecil. Namun, di matanya semua pasti terlihat besar karena dia tidak diberi kemampuan memperkecil masalah. Untung Tuhanku selalu lebih besar daripada masalahku.

Maka, aku pun menanti-nanti Tuhan menegurnya lagi, seperti yang sudah-sudah: "Tuhan, buatlah mereka melakukan kesalahan atau mengalami kelemahanku sehingga bisa berempati atas kesalahan atau kelemahan orang lain. Tegurlah mereka agar tidak suka mencari-cari kesalahan dan menghakimi orang. Balikkan situasinya... balikkan situasinya... balikkan situasinya... balikkan situasinya... balikkan... balikkan... balikkan situasinya..." Kemudian secara tak sengaja kudengar Joel Osteen berkata: “You are stronger than you think...” Hehehe… lantas aku tidur nyenyak selagi mereka yang memusuhiku malah tak bisa tidur. Namun, berita ini baru kudapat keesokan harinya.

"We could never learn to be brave and patient, if there were only joy in the world." ("Kita tak akan pernah belajar untuk menjadi berani dan bersabar, jika saja hanya ada kesenangan di dunia ini.”) ~ Hellen Keller

YOU RAISE ME UP
When I am down and, oh my soul, so weary, When troubles come and my heart burdened be, Then, I am still and wait here in the silence Until YOU come and sit awhile with me. YOU raise me up, so I can stand on mountains. YOU raise me up, to walk on stormy seas. I am strong, when I am on YOUR shoulders. YOU raise me up... to more than I can be.

Beberapa hari kemudian seorang teman tersenyum dan memintaku tetap mendoakan mereka yang jahat-jahat itu. Oh, rupanya telah tersiar kabar bahwa pak e melakukan kesalahan besar yang kembali memicu emosi penebar badai. Alhasil, mereka berdua tak bisa tidur nyenyak karena masalah tersebut. Maka, kujawab: "Bagus, berita ini yang kutunggu-tunggu. Semoga teguran ini membuat mereka sadar bahwa setiap orang punya kelemahan dan setiap orang bisa berbuat salah."

Namun, jika mereka masih belum sadar juga, hmmm... aku yakin goncangan yang lebih besar daripada itu sudah siap menyambut mereka. Lalu aku bermimpi isterinya penebar badai menangis dengan keras karena anak sulungnya meninggal. Aku berusaha menghiburnya, tetapi dia tetap menangis di depan jenasah anaknya.

Ketika terbangun dari mimpi, aku segera berkata: "Itu bukan keinginanku. Jika hal itu tidak membawa penebar badai ke dalam pertobatan, untuk apa hal itu terjadi? Sekalipun Tuhan pernah mengambil semua anak sulung orang Mesir, apa hal itu membuat orang Mesir bertobat? Tidak. Bahkan, mereka harus mati tenggelam karena kekerasan hati mereka."

Yehezkiel 18:23 Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?

Doa yang dikabulkan Tuhan hanyalah doa yang sesuai firman-Nya. Karena aku tidak berdoa meminta pembalasan dan hanya minta mereka ditegur, doaku pun dikabulkan oleh-Nya. Tujuan pembalasan adalah kehancuran musuh. Tujuan teguran adalah pertobatan musuh. Jadi, kalau ada yang menyakiti kita, tak usah mengharapkan pembalasan bagi mereka, harapkan saja teguran untuk mereka.

Ada yang langsung bertobat sekali ditegur, tetapi ada yang harus ditegur berulang-ulang kali karena kekerasan hatinya. Ada yang cukup ditegur lewat perkataan, tetapi ada yang harus ditegur berulang kali lewat berbagai peristiwa pahit. Hehehe... apapun yang terjadi, Tuhan tetap adil karena Dia selalu membalas setiap orang setimpal dengan perbuatannya...^.^ Kalau belum melihatnya di dunia, kita masih dapat melihatnya di dalam kekekalan. Percaya saja!

KAU MEMBANGKITKANKU
Saat aku terpuruk dan jiwaku begitu lelah, Saat masalah datang dan hatiku terbebani, Aku masih menunggu di sini tanpa suara sampai KAU datang dan duduk sebentar bersamaku. KAU membangkitkanku sehingga aku bisa berdiri di atas gunung. Kau membangkitkanku untuk menerjang laut berbadai. Aku kuat saat bersandar pada-MU. KAU membangkitkanku lebih dari yang aku bisa.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.