Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 08 Sept 2019
Orang pintar yang dimaksud ko Philip pastilah dukun. Namun, ada pula
orang pintar yang bukan dukun. Dia ini amat pintar. Karena kepintarannya, dia
pun berhasil menemukan kuman di seberang lautan. Nah, ketika kuman ditemukan,
serta merta dia menghina orang lain: "Kamu
ini oon (bodoh). Masa tidak tahu caranya? Kamu juga oon. Masa tidak
mengecek?"
Amsal 4:16 Karena mereka tidak dapat tidur, bila tidak berbuat jahat; kantuk mereka lenyap, bila mereka tidak membuat orang tersandung;
Karena mengetahui kesalahannya, orang-orang yang dihinanya ya diam saja.
Karena mereka tidak pernah berpikir untuk berbuat curang seperti itu, mereka ya
tidak pernah berpikir bahwa mereka akan dicurangi seperti itu. Toh sistemnya
emang tidak jelas. Kalau mau mencari-cari kuman, pastilah bisa ditemukan dengan
mudah. Sudahlah, tak masalah dibilang oon
karena kata Roh Kudus:
Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. (1 Korintus 1:25)
Kataku: "Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar orang." (Pengkhotbah 9:16)
Aku pun bertanya-tanya: "Apa
dia tidak pernah berbuat salah? Apa dia tidak punya kekurangan hingga bisa
seenaknya menghina orang lain? Andai dia tahu bahwa Tuhan suka memakai orang
bodoh, kira-kira apa tanggapannya ya? Oh Tuhan, mengapa Engkau tidak memilih
orang pintar untuk menghadapi orang pintar itu? Kami ini tidak ahli strategi
dan juga tidak pandai bicara sehingga tidak bisa membela diri."
"Ya, Allah kami, dengarlah bagaimana kami dihina. Balikkanlah cercaan mereka menimpa kepala mereka sendiri..." (Nehemia 4:4) Biarlah mereka menuai apa yang mereka tabur.
Nah, tak lama berselang orang pintar itu tiba-tiba diserang berbagai
masalah dari beberapa penjuru. Rasanya Tuhan sedang membangkitkan para
lawannya, seperti Dia membangkitkan para lawan Salomo. Mungkin situasi ini juga
sarana Tuhan untuk menguji kepintarannya. Alhasil, dia tidak lagi memiliki
waktu luang untuk mencari-cari kuman di seberang lautan.
IMAN YANG
MENGALAHKAN DUNIA
Sekalipun ku memiliki iman sekecil biji sesawi, namun kukenal yang kusembah. Tuhan yang besar di atas segalanya.
Reff: Kupercaya laut dapat menjadi jalan, kupercaya badai pun dapat Kau redakan, kupercaya gunung pun dapat kupindahkan dengan kuasa iman yang mengalahkan dunia.
Sekalipun ku memiliki iman sekecil biji sesawi, namun kukenal yang kusembah. Tuhan yang besar di atas segalanya.
Reff: Kupercaya laut dapat menjadi jalan, kupercaya badai pun dapat Kau redakan, kupercaya gunung pun dapat kupindahkan dengan kuasa iman yang mengalahkan dunia.
Sekitar sebulan kemudian gunung masalahnya pun berpindah posisi berkat
keahlian atau kepintaran Tuhan dalam mengubahkan situasi. Tiba-tiba saja balok
di pelupuk matanya mulai terlihat. Dia pun terheran-heran dan mungkin
bertanya-tanya: "Orang pilihanku kok
bisa salah ya?"
Amsal 4:19 Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.
Padahal, mereka hanya menuai apa yang mereka tabur. Jika mereka menabur
benih lalang, mungkinkah bisa menuai gandum? Maka dari itu, jika diberi
kepintaran, seharusnya kita bisa memintarkan orang lain dan bukan sekedar
mencari-cari kesalahan orang lain untuk menghina kebodohan mereka.
0 komentar:
Post a Comment