Sunday, August 11, 2024

Penjaga Hatiku

Mengurus Hati Orang Lain
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 8 Nov 2024

Amsal 3:5 (TB) Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.

Ini loh ayat roti perjamuanku tadi... ihihihi... Pada suatu persimpangan jalan sopir gojek minggu lalu itu bertanya, "Ke kanan atau ke kiri?" Seketika kujawab, "ke kanan" karena kalau ke kiri, aku akan dibawanya kembali ke area yang telah kutinggalkan atau sedikit berputar-putar lagi sebelum tiba di tempat tujuanku.

Ah, sebagus apapun masa lalu, aku tak mau mengulangnya kembali karena hal baik di masa lalu akan selalu menjadi kenangan dan hal buruk di masa lalu akan selalu menjadi pelajaran. Nah, tadi pagi aku berpikir bahwa aku tak sanggup ke gereja karena badanku masih sakit, tetapi siapa sangka aku masih sanggup... wkwwkw... Eh, hari ini malah diingatkan pada lagu Hari Terbaik.

HARI TERBAIK
Hidupku ada di tangan-Mu. Kau b'ri rancangan yang terindah. Tak hanya yang baik saja yang kuterima.
Walau tubuhku diremukkan, Walau jiwaku terkoyakkan, Pujianku tak 'kan terhentikan, Roh-Mu yang memberi penghiburan. Akan kupikul salibku. Cukuplah kasih setia-Mu. Kubertahan Kau kuatku. Teguhkan imanku.
Kumau tetap bersyukur, Senantiasa bersyukur. Segala yang kualami biar kehendak-Mu terjadi. Kumau tetap bersyukur, Senantiasa bersyukur. Hatiku 'kan bersuka s'bab hari ini hari yang terbaik.

Memang sih kita harus memikul salib, tetapi pertolongan harus segera dikirim donk. Yesus juga tidak sendirian dalam memikul salib-Nya. Dia dibantu oleh Simon dari Kirene setelah jatuh. Kalau menurut prosesi jalan salib umat Katolik, Yesus jatuh sampai tiga kali. Lha masa aku harus jatuh dulu agar muncul 'Simon dari Kirene'? Tidak lucu ah, tetapi aku sudah biasa jatuh 7 kali dan bangun 8 kali... xixixi... Untungnya bukan jatuh cinta... hahaha...

Ah, bukankah seharusnya Tuhan meringankan salibku sebelum kemunculan orang yang mau ikut memikul salibku? Bukankah Tuhan sendiri menjanjikan kuk yang ringan? Namun, kusadari bahwa hal-hal yang kuanggap berat di masa lalu, sekarang menjadi ringan. Hal-hal yang dulunya kupikir tak mampu kutangani, sekarang mampu kutangani.

Nah, saat ini kupikir aku telah mencapai batasanku, tetapi mungkinkah aku salah melihat batasanku? Ehmm... Walau tubuhku diremukkan, Walau jiwaku terkoyakkan, Pujianku tak 'kan terhentikan, Roh-Mu yang memberi penghiburan. Akan kupikul salibku. Cukuplah kasih setia-Mu. Kubertahan Kau kuatku. Teguhkan imanku.

Aku menemani temanku pergi ke toko emas. Ketika dia sibuk memilih perhiasan emas, aku melihat restoran yang menjual degan di toko sebelah. Seketika kutinggalkan dia di toko emas tersebut bersama teman lain. Aku pun membeli dua buah degan dan menanyakan harganya. Sambil tersenyum penjualnya menjawab, “dua ratus tujuh puluh ribu” dan aku segera menyetujuinya karena aku mengetahui harganya hanya dua puluh tujuh ribu.

Lalu dia memecahkan kulit degan-degan itu dan memasukkan isinya ke dalam dua kantong plastik bening dan menyatukan keduanya dalam satu kantong kresek. Lantas dia memberikannya kepadaku dan aku membayarnya. Setelah itu kuletakkan di atas kursi supaya aku bisa menata dompetku ke dalam tas.

Ketika kutinggalkan restoran, aku malah lupa membawanya. Sekitar dua meter dari tempat tersebut, aku teringat akan deganku yang tertinggal di sana. Maka, aku segera kembali ke sana untuk mengambilnya. Namun, ternyata deganku sudah dimakan oleh kenalanku karena dia mengira itu bonus dari restoran.

Aku sungguh kesal terhadapnya, tetapi dia mau mengganti rugi. Jadi, aku memesan dua buah degan lagi dan terpaksa menunggu lebih lama di sana. Sementara itu, temanku di toko emas sudah selesai dan dia tampak pergi ke toko lain karena tidak melihatku. Sebelum sempat membawa pulang degan tersebut, aku dikeluarkan dari alam mimpi.

Maka, aku segera bersiap pergi ke gereja. Nah, seusai ibadah kuwujudkan mimpiku itu dengan membeli dua buah degan, tetapi harganya tak sesuai mimpi karena hanya dua puluh ribu aja… hahaha… Buah apakah kamu? Degan. Ingat ya… kerasnya perlakuan orang terhadap degan, tak pernah menghalangi degan untuk tetap lembut dan menyegarkan. Inilah pesan Tuhan untuk degan:

Roma 12:21 (TB) Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!

Ah, jadi deg-deg an… Oke deh ‘kan kujaga hatiku dengan degan… wkwwkw…

Related Posts:

  • Cara TuhanCara Berkenan di Hati AllahCatatan Ibadah ke-1 Minggu 13 Feb 2022Apakah Tuhan hanya punya satu cara dalam menumbuhkan orang? Seharusnya tidak begitu karena Dia merupakan Sumber Kreativitas. Namun, mengapa beberapa orang begit… Read More
  • Cara Menghargai PerbedaanBudaya PenghargaanCatatan Ibadah ke-1 Minggu 27 Feb 2022Yakobus 1:19-20 Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat… Read More
  • Rumah KontrakanMakna KejujuranCatatan Ibadah ke-1 Minggu 20 Feb 2022Beberapa bulan lalu ada seorang pemuda yang berkata kepada ortunya: "Aku punya pacar baru. Nanti setelah menikah kami akan tinggal di rumah ini. Kalian dan saudaraku y… Read More
  • Menghargai Bukan MenurutiCara Menghargai PerbedaanCatatan Ibadah ke-1 Minggu 27 Feb 2022Seorang pemuda mengirim pesan WA kepada temannya: "Ada yang ingin kuceritakan. Enaknya cerita lewat telepon atau ketemu langsung?" Temannya menjawab:&nb… Read More
  • Menghadapi PinokioRumah KontrakanCatatan Ibadah ke-1 Minggu 20 Feb 2022Suatu hari dengan nada kesal Pinokio berkata kepada Jimmy Jangkrik: "Kamu ini jangan iya iya tok." Jimmy Jangkrik kebingungan dan bertanya-tanya di dalam hatinya:… Read More

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.