Sunday, May 5, 2024

Melihat Wajah

Menerima Kesembuhan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 5 Mei 2024

"Ada apa dengan wajahku?" Tanya seorang wanita dalam batinnya. Ketika pujian dan penyembahan sedang berlangsung, dia merasakan aliran listrik merambat dari bahu ke wajahnya. Lantas wajahnya terasa seperti ditarik dan dikencangkan. Namun, dia tidak bisa melihat wajahnya sendiri sehingga dia hanya merabanya dan memastikan bahwa wajahnya masih aman tanpa luka.

Karena penasaran dengan wajahnya, selama perjalanan pulang dengan motor, dia mencoba berkaca di kaca mobil yang lewat di sebelah kanan kirinya. Pikirnya, "Tidak ada masalah. Apa yang terjadi tadi?" Kita tidak diberi kemampuan melihat wajah kita sendiri. Wajah kita biasa dilihat oleh orang lain. Seharusnya kita pun lebih sering melihat wajah orang lain daripada wajah kita sendiri. Maka, dia pun bertanya-tanya, "Apa yang terjadi tadi?"

Setiba di rumah dia pun bercermin dan bergumam, "Tidak ada masalah." Lalu tiba-tiba dia teringat pada perkataan pak Robert sebelum ibadah, "Masalahnya ada pada isi kantong..." Saat itu dia membatin, "Duit?" Tak lama berselang pak Robert sudah melanjutkan perkataannya, "Ponsel. Ini yang selalu ada di kantong kalian dan bisa mengganggu ibadah..." Namun, wanita itu berpikir bahwa dia tidak pernah meletakkan ponsel di kantongnya.

Lantas wanita itu tersadar dan tersenyum sendiri, "Ouw... masalahnya memang ada di kantong, yaitu kantong mata." Ah, baginya hal ini bukan masalah. Bukankah hari ini diadakan ibadah kesembuhan dan bukan ibadah kecantikan? Kantong mata tuh masalahnya Beauty... xixixi... Oke lha, mari kita pulihkan The Beast.

Namun, benar sih kata memenya, "Kamu ini kurang tidur." Hehehe... dia sempat diajaknya mengikuti kursus online agar makin produktif. Namun, dia menjawab bahwa dia sudah terlalu produktif... wkwwkw... Beberapa hari lalu dia mengikuti pelatihan ISO 9001 dan 14001 lalu menemukan bahwa ISO bukan hanya memperhatikan keselamatan kerja secara fisik, tetapi juga memperhatikan kesehatan jiwa, seperti stres.

Lalu dia berdoa, "Tuhan, hanya Engkau yang mengetahui betapa lelahnya aku. Tolong pindahkan aku ke zona nyaman. Jika terus begini, aku bisa stres. Tugasku ini terlalu banyak. Kapan selesainya? Aku perlu liburan." Eh, keesokan harinya salah satu teman baiknya tiba-tiba meneleponnya, "Mau ikut tur ke Dieng?" Dia pun langsung menerima ajakannya... hahaha... Tuhan paham ISO... iso-iso wae... bisa-bisa saja ya... Ah, di hari ultah temannya nanti dia mau mengunjungi Pintu Langit dan Kahyangan di atas awan.

Lantas sepulang ibadah dia langsung tidur dan tak sanggup membuka matanya yang lelah, tetapi dia masih bisa mendengar suara-suara di sekitarnya. Dia pun teringat pada masa silam. Saat itu dia mengunjungi sepupunya yang baru merintis karir di ibukota.

Karena biaya hidup yang sangat tinggi, dia dan suaminya harus kos di pemukiman kumuh. Lantainya terbuat dari kayu. Mamanya tak tega melihat keadaannya, tetapi dia bertahan di sana dan meyakinkan mamanya bahwa nantinya dia bisa membeli rumah di ibukota.

Kini, impiannya sudah terwujud. Dia mampu membeli rumah besar di ibukota. Dia juga mencukupkan kebutuhan seisi rumahnya. Pembantunya pun diberi gaji UMR dan hak cuti 12 kali setahun, seperti pegawai kantor. Jika mengingat perjuangan awalnya, sungguh patutlah dia mendapatkan semua itu.

~ Berakit-rakit dahulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. ~

Ketika mengunjungi cece sepupunya yang masih berada di awal karirnya itu, dia pun tidur-tiduran di lantai kayu rumah kos tersebut. Mulanya dia masih mendengar sanak saudaranya berbincang-bincang, tetapi tiba-tiba dia sudah tak sadarkan diri.

Ketika terbangun, dia menyadari bahwa dia baru saja tertidur lelap di atas lantai kayu yang kasar dan berpasir. Jadi, kalau sudah sangat lelah, manusia hidup pun bisa tidur tanpa alas kasur yang empuk... wkwwkw... Alas kayu pun terasa seperti kasur di hotel. Hal yang sama juga dialaminya pada saat sedang berkemah. Dia bisa tidur lelap sekalipun hanya beralas kardus dan koran. Dia baru terbangun ketika hujan turun dengan derasnya hingga menerobos tendanya tanpa izin.

Sayangnya, keponakannya berbeda. Ketika harus berkemah, dia tak bisa tidur sehingga sakit. Katanya dia tak bisa tidur karena temannya mendengkur dan banyak binatang aneh, seperti kecoa, kupu-kupu, dan kodok. Memang sih setiap orang baru bisa tidur jika merasa aman. Nah, rasa aman hanya ada di dalam Yesus.

AMAN ~ GMS Living Worship
Verse 1: Hari berganti, waktu berlalu. Namun, Kau tak pernah tinggalkanku. Dalam suka bahkan dalam duka, Kau selalu ada besertaku.
Verse 2: Walau cobaan datang menghadang, Kau s'lalu jadikanku pemenang. Tak pernah sedikitpun kuragu akan kuasa-Mu Yesus.
Chorus: Hidupku aman, aman di dalam-Mu Tuhan, yang s'lalu beriku kekuatan hadapi segala rintangan yang datang menghadang. Hidupku tenang, tenang bersama-Mu Tuhan, yang s'lalu menuntun langkahku dari kemuliaan sampai kemuliaan.
Bridge: Aman, di dalam-Mu aku aman. Di tangan-Mu aku aman sebab Engkaulah perisaiku. Tenang, bersama-Mu aku tenang kar'na Kau s'lalu besertaku, Yesus.

Menerima Kesembuhan ~ Rev. Dr. Albert Isaac

Receive Your Healing Today
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 5 Mei 2024

MENERIMA
Markus 5:29 (TB) Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.

Setelah mendekati dan menjamah Yesus, wanita itu menerima kesembuhan saat itu juga, bukan nanti atau bulan depan, bukan juga tahun depan. Jika sudah percaya dan mendekati Yesus, yang perlu dilakukan hanyalah menerima.

Di negara pak Isaac ada seorang pemuda 17 tahun yang berada di suatu akademi militer. Hari itu dia masuk ke kamarnya dan melepas seluruh pakaiannya karena hendak mandi. Dia hanya mengenakan handuk sebagai penutup tubuhnya.

Tiba-tiba dia melihat segalanya berputar sehingga dia terjatuh. Ketika jatuh, kepalanya membentur benda logam yang keras. Lantas dia terkapar di lantai tanpa bisa membuka mata dan mulutnya. Dia juga tidak bisa merasakan seluruh tubuhnya dari kepala hingga kaki. Namun, dia masih sadar dan bisa mendengar suara-suara yang ada di sekitarnya.

Dia mendengar pintu kamarnya diketuk oleh teman-temannya karena mereka sudah janjian untuk makan siang. Karena dia tidak membuka pintu, teman-temannya pergi makan siang tanpa dia karena mengira dirinya sedang tidur. Lalu jam 3 sore mereka kembali mengetuk pintu kamarnya dan tetap tidak dibukakan. Maka, mereka mulai khawatir sehingga memasuki kamar pemuda itu dengan kunci master.

Pemuda itu segera dibawa dengan ambulans ke tempat perawatan militer. Di sana dia mendengar seseorang mengatakan bahwa dia tidak bisa diselamatkan dan jika dia selamat, dia akan mengalami kerusakan otak. Lalu orang lain menimpali bahwa lebih baik baginya untuk mati.

Pemuda itu pun merasa takut sehingga dari dalam lubuk hatinya yang terdalam, dia berkata, "Yesus, aku tidak ingin mati." Setelah itu dia koma dan tidak bisa mendengar apapun. Saat tengah malam dokter memacu jantungnya, tetapi tak ada tanda-tanda kehidupan. Dia pun dinyatakan meninggal dan dipindah ke kamar lain dan ACnya dinyalakan hingga suhunya sangat dingin.

Di tempat militer itu tidak ada tempat pengurusan jenasah sehingga pemuda itu direncanakan akan dipindah ke rumah sakit besar. Setelah lima jam di kamar tersebut, seorang perawat masuk ke kamar itu dan menyalakan lampu. Seketika pemuda itu membuka matanya. Mereka saling berpandangan lalu sama-sama berteriak ketakutan. Perawat itu langsung berlari keluar dan mengunci pintu kamar.

Pemuda itu kebingungan karena tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya. Di kamar itu dia tidak diberi kasur dan tidak berpakaian karena dia dianggap sudah mati dan tidak memerlukan semua itu. Karena kedinginan, dia mengambil kain yang ada di sana untuk membungkus tubuhnya.

Sementara itu, perawat tadi menelepon dokter dan meminta dokter segera datang karena pasiennya telah berubah menjadi hantu. Namun, dokter berkata, "Jangan bercanda. Ini masih terlalu dini untuk ke rumah sakit." Perawat itu menjawab, "Jika dokter tidak segera ke sini, saya bisa gila karena saya melihat dia membuka matanya." Maka, dokter datang dan memeriksa keadaannya. Dokter berkata, "Kamu hangat", tetapi pemuda itu menjawab, "Tidak Dok, saya kedinginan."

Lantas dokter meminta perawat mengambil selimut untuknya. Perawat itu segera melemparkan selimut kepadanya dan pemuda itu segera membungkus tubuhnya dengan selimut. Lalu dokter memeriksanya dengan lebih detail. "Tubuhmu sempurna. Tidak ada penyakit apapun. Saya tidak bisa menjelaskan hal ini." Beginilah ucapan dokter itu. Pemuda itu menjawab, "Yesus yang melakukan ini."

Jawab dokter, "Jika Yesus yang melakukan ini, aku sulit mempercayainya karena aku seorang Hindu." Lalu dia melanjutkan, "Saya biasa pergi ke kuil dan mendoakan pasien saya yang sulit sembuh. Ketika saya mendoakan mereka, semuanya meninggal. Namun, saya tidak mendoakanmu dan kamu sembuh."

Maka, dokter itu menerima Yesus. Sejak hari itu pemuda tersebut juga menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Pemuda itu masih hidup. Ketika pak Isaac berkhotbah, dia sedang berdiri di hadapan jemaat GMS. YA, pemuda itu adalah pak Isaac sendiri.

WAY MAKER
Verse 1: You are here, moving in our midst. I worship You, I worship You. You are here, working in this place. I worship You, I worship You.
Chorus: You are Way Maker, Miracle Worker, Promise Keeper, Light in The Darkness. My God, that is who You are. Even when I don’t see it, You’re working. Even when I don't feel it, You’re working. You never stop. You never stop. You never stop working.
Verse 2: You are here, touching every heart. I worship You, I worship You. You are here, healing every heart. I worship You, I worship You.
Verse 3: You are here, turning lives around. I worship You, I worship You. You are here, mending every heart. I worship You, yeah, I worship You, Lord.
Refrain: Sing that is who You are. Oh, that is who You are (that is who You are). Oh, and that is who You are (that is who You are). My Jesus, that is who You are (that is who You are). Oh, we lift You up, that is who You are (that is who You are). My Jesus...

Melihat Wajah

Receive Your Healing Today ~ Rev. Dr. Albert Isaac

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 5 Mei 2024

Di akhir ibadah pak Isaac akan mendoakan mereka yang memerlukan kesembuhan. Namun, agar bisa mengalami kuasa kesembuhan tersebut, pak Isaac memberikan tiga tips, yaitu:
1. Percaya / Mengaktifkan Iman
2. Mendekat
3. Menerima

PERCAYA
Markus 5:25-26 (TB) Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.

Pada masa itu orang yang sakit pendarahan juga dikucilkan oleh masyarakat. Jadi, selain mengalami sakit secara fisik, dia juga mengalami penolakan. Dia sudah mencari berbagai cara untuk sembuh, tetapi keadaannya makin parah.

Markus 5:27 (TB) Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.

Lalu dia mendengar Yesus lewat di kotanya. Karena sudah mendengar banyak berita tentang Yesus, dia pun mengambil langkah iman.

Pada saat Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di Filipina, beberapa jemaat telah maju ke depan untuk didoakan. Namun, tiba-tiba kerumunan itu bergerak ke kanan dan kiri hingga terbentuk suatu lorong. Dari lorong tersebut tampaklah seorang wanita yang sedang berjalan ke depan.

Pak Isaac bertanya, "Siapa dia sehingga orang-orang memberi jalan kepadanya?" Dia wanita berusia sekitar 60 tahun. Dia maju ke depan sambil mengangkat kedua tangannya. Ketika makin dekat mimbar, pak Isaac melihat ada luka di wajahnya. 2 jari di tangan kanan dan 2 jari di tangan kirinya juga tidak ada.

Rupanya dia menderita kusta. Ini pertama kalinya pak Isaac melihat hal semacam itu. Lalu dia turun dari mimbar dan mendekati wanita tersebut. Dia mendoakan kesembuhannya, tetapi tidak terjadi apa-apa. Lantas wanita itu langsung kembali ke belakang dan barisan jemaat di depan kembali menyatu.

Pak Isaac tak bisa tidur karena memikirkannya. Dia berdoa agar wanita itu disembuhkan. Keesokan harinya pintu kamar hotelnya diketuk oleh panitia penyelenggara ibadah. Ternyata wanita kusta itu ingin menemuinya.

Selesai ibadah, dia pulang. Dia tinggal dan tidur di gubuk yang ada di suatu desa. Ketika bangun tidur dan matahari menyinarinya, dia menyadari bahwa luka di wajahnya telah sembuh. Bahkan, keempat jarinya yang hilang telah tumbuh kembali hanya dalam waktu semalam.

Puji Tuhan! Tiada yang mustahil bagi Tuhan.

MENDEKATI YESUS
Lantas wanita itu berdesak-desakan dengan banyak orang agar bisa menjamah Yesus. Mungkin saat ini ada beberapa orang yang juga mendengar tentang Yesus lalu memutuskan datang ke gereja. Ini merupakan cara mendekati Yesus.

Markus 5:28 (TB) Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."

Di Jawa Tengah pak Isaac juga melihat ada sepasang suami istri yang menangis sambil berpandang-pandangan. Mereka saling memegang wajah pasangannya. Rupanya mereka adalah pasutri yang terlahir buta sejak lahir. Mereka pun menikah dalam keadaan buta. Lalu hari itu mereka datang ibadah karena percaya bahwa Yesus bisa mencelikkan mata mereka. Maka, terjadilah sesuai iman mereka sehingga hari itu untuk pertama kalinya mereka bisa melihat wajah pasangannya.

Menerima Kesembuhan

Sunday, April 28, 2024

Bukan Cari Aman

Kehidupan Belum Berakhir
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 28 Apr 2024

Ah, saat ini aku bukan mencari aman, tetapi mencari kemudahan. Aku pernah bertanya kepada Bro S, "Jika ada yang mudah, mengapa pilih yang sulit? Apa kamu memang menyukai kesulitan?" Salah satunya karena dia selalu mati-matian membela seorang ‘papa gila’ melebihi pembelaan dia terhadap papa kandungnya.

Kalau ada orang yang melaporkan ulah ‘papa gila’nya, Bro S justru menyalahkan orang lain. Dia tidak mau mendengar keburukan ‘papa gila’nya itu dan selalu memuji-mujinya. Karena hal ini, dia telah menyusahkan banyak orang, bukan hanya papa kandungnya. Beberapa kali aku ingin mundur karena hal tersebut, tetapi Bro S hanya memintaku bersabar hingga dia menemukan orang lain.

Lalu muncul Mr. Matahari dan dia mengatakan bahwa dia memiliki orang lain untuk menggantikan ‘papa gila’ Bro S. Namun, sekalipun ada orang lain, kelihatannya Bro S masih menggenggam erat-erat ‘papa gila’nya itu. Sikapnya seolah-olah berkata, “Apapun yang terjadi, aku akan selalu berpihak kepada ‘papa gila’ dan aku akan selalu mempercayainya (seperti orang yang dimabuk asmara).” Maka, tak seorang pun bisa memahami alasan Bro S berbuat begitu.

Nah, baru-baru ini 'orang gila (orgil)’ itu mulai berulah lagi. Berbicara dengan Bro S juga tak akan ada gunanya. Ehmm, benar-benar menyulitkan saja. Namun, aku sudah capek berurusan dengan 'orgil' itu sehingga aku menutup mata terhadap ulahnya. Eh, jika benar Bro S menyimpan kepahitan terhadap papanya, semua tindakannya mulai masuk akal.

Namun, sungguh tidak masuk akal jika aku harus memulihkannya karena ini bukan kisah Beauty and The Beast. Hehehe … aku ini tidak suka yang pahit-pahit. Jika makananku terasa pahit, pasti langsung kumuntahkan. Jika obatku terasa pahit, pasti langsung kutelan dengan air putih sebanyak mungkin agar pahitnya tak terasa. Bahkan, jika hidupku terasa pahit, aku pasti segera mencari penawarnya. Aku akan mencari humor, kutipan, lagu, atau cerita yang mampu mengembalikan rasa manisnya.

Mazmur 73:21-24 (TB) Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.

Setiap orang mempunyai ambang batas kesabaran. Aku telah mencapai batasku sehingga aku memilih bersikap apatis terhadap ‘papa gila’ Bro S. Sesuai saran papa kandung Bro S, ya kubiarkan ‘orgil’ itu ditangani oleh Mr. Matahari yang sebangsa dengannya... hahaha... Kalau ada yang mudah, kenapa pilih yang sulit?

Kulihat Mr. Matahari juga kesal terhadap 'orgil' itu. Hehehe… aku sungguh memahami deritanya karena aku pun telah mengalaminya. Akankah dia meledak dan menimbulkan badai matahari? Ouw… aku hanya bisa menunggu ledakannya ketika dia mencapai ambang batas manusiawi... xixixi... Ah, semoga saja ledakannya bisa mengembalikan 'orgil' itu ke habitat aslinya.

Yach, syukur-syukur jika Bro S lebih dulu pulih dari kepahitannya sehingga dia bisa berpikir sejernih air laut di dalam mimpiku. Pikiran yang sejernih itu pasti bisa mencegah ledakan api amarah.

ENGKAULAH PERISAIKU
Engkaulah perisaiku saat badai hidup menerpaku. Firman-Mu di dalamku, tenangkan jiwaku.
Ku 'kan berdiri di tengah badai, dalam kekuatan yang Kau berikan. Sampai kapanpun ku 'kan bertahan kar'na Yesus selalu menopang.
Ku 'kan bertahan dalam tekanan dengan kekuatan yang Kau berikan. Sampai kapanpun tak tergoyahkan kar'na Yesus selalu menopang hidupku.

Kehidupan Belum Berakhir

Siap Hadapi Ujian
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 28 Apr 2024

Kata Daniel, "Enak zaman dulu ya, tidak ada kendaraan, tidak ada polusi." Hehehe ... inilah ucapan salah satu temanku ketika SMP. Lalu teman lain segera berujar, "Enak sekarang karena ada listrik sehingga ada televisi dan kipas angin. Dengan adanya kendaraan, kita juga bisa bepergian."

Sebenarnya enak atau tidak enaknya segala sesuatu bergantung pada sudut pandangnya. Ketika Daniel ditempatkan di Babel, tentu saja tidak enak karena dia harus mengalami momen segua dengan singa. Namun, Daniel bisa bertahan hidup lama di sana karena penyertaan Tuhan.

Setiap orang yang mampu beradaptasi dengan segala keadaan, tentu saja tetap bisa melanjutkan hidupnya. Kalau tidak ada listrik dan internet, kita bisa kembali ke zaman Flintstones. Tanpa listrik, pabrik-pabrik akan beroperasi secara manual sehingga industri padat karya akan meningkat. Selain itu, bos-bos tidak akan menuntut karyawannya lembur karena kurangnya penerangan. Masa mau pakai lilin atau senter? Hehehe… tidak mungkin donk.

Tanpa wifi, anak-anak juga akan kembali ke permainan tradisional. Mereka bisa main bekel, engkle, kartu, monopoli, gobak sodor, benteng-bentengan, hompimpa, panjang pendek, kejar-kejaran, petak umpet, teka-teki silang, membaca, saling bercerita, dan masih banyak lagi.

Jadi, kehidupan tidak akan serta merta berakhir ketika internet dan listrik mati. Bahkan, sekalipun kehidupan di Bumi berakhir, kita yang telah diselamatkan oleh Yesus akan memasuki kehidupan yang baru di Surga.

Wahyu 21:1 (TB) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.

Semalam aku bermimpi melihat hujan turun tanpa henti. Aku berdiri di balik jendela kamar yang terbuat dari kaca bening. Kulihat air laut yang biru jernih sudah setinggi dadaku. Lantas aku bergumam, "Air makin meninggi, ini mengerikan jika hujan tak kunjung berhenti."

Kemudian aku keluar kamar melalui pintu yang berlawanan dengan jendela. Tepat di depan pintu aku berpapasan dengan Bro S. Kami berbincang sebentar tentang suatu permasalahan rahasia. Lalu dia pergi dan diikuti oleh seorang ibu yang penasaran dengan rahasia tersebut.

Ketika keluar dari pintu tadi, aku berjalan lurus, sedangkan Bro S dan ibu tadi langsung putar balik ke halaman yang ada di sebelah kanan kamarku. Sementara mereka berbincang-bincang, aku melihat taman yang indah. Di taman ini tidak ada hujan sehingga aku bisa berjalan santai sembari melihat bunga-bunga nan indah di tengah rerimbunan pagar tanaman yang hijau. Seketika aku pun melupakan banjir dan hujan di luar sana, termasuk permasalahan Bro S.

Ketika aku berputar balik di ujung taman, kulihat di depanku Bro S masih berbincang dengan ibu tadi dan mereka sudah hampir mencapai ujung taman. Namun, sejenak kulupakan keberadaan mereka karena kulihat Irma, salah satu adik asramaku ada di tengah-tengah taman itu. Tampaknya dia kembali menjadi gadis kecil.

Aku mendatangi Irma kecil dan kugenggam tangan kirinya sambil bertanya, "Apa kau ingat bapakmu? Dulu kamu takut dibawa pulang olehnya karena dia selalu memintamu untuk mengemis." Kalau Irma tidak mau mengemis, dia akan dipukuli oleh bapaknya. Jawab Irma, "Aku ingat dia dan ..."

Aku terbangun dengan keyakinan bahwa Irma sudah memaafkan bapaknya itu. Setelah aku keluar dari asrama, kami tak pernah saling bertemu. Kabar terakhir yang kudengar tentangnya adalah dia dan adik laki-lakinya telah diadopsi oleh dua keluarga kaya yang berbeda. Aku pun tak pernah memikirkannya atau mencarinya. Namun, kenapa aku bermimpi tentangnya? Apa hubungannya dengan Bro S? Apakah Bro S masih menyimpan kepahitan terhadap papanya? Hmm... bisa jadi.

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.