Sunday, April 28, 2024

Bukan Cari Aman

Kehidupan Belum Berakhir
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 28 Apr 2024

Ah, saat ini aku bukan mencari aman, tetapi mencari kemudahan. Aku pernah bertanya kepada Bro S, "Jika ada yang mudah, mengapa pilih yang sulit? Apa kamu memang menyukai kesulitan?" Salah satunya karena dia selalu mati-matian membela seorang ‘papa gila’ melebihi pembelaan dia terhadap papa kandungnya.

Kalau ada orang yang melaporkan ulah ‘papa gila’nya, Bro S justru menyalahkan orang lain. Dia tidak mau mendengar keburukan ‘papa gila’nya itu dan selalu memuji-mujinya. Karena hal ini, dia telah menyusahkan banyak orang, bukan hanya papa kandungnya. Beberapa kali aku ingin mundur karena hal tersebut, tetapi Bro S hanya memintaku bersabar hingga dia menemukan orang lain.

Lalu muncul Mr. Matahari dan dia mengatakan bahwa dia memiliki orang lain untuk menggantikan ‘papa gila’ Bro S. Namun, sekalipun ada orang lain, kelihatannya Bro S masih menggenggam erat-erat ‘papa gila’nya itu. Sikapnya seolah-olah berkata, “Apapun yang terjadi, aku akan selalu berpihak kepada ‘papa gila’ dan aku akan selalu mempercayainya (seperti orang yang dimabuk asmara).” Maka, tak seorang pun bisa memahami alasan Bro S berbuat begitu.

Nah, baru-baru ini 'orang gila (orgil)’ itu mulai berulah lagi. Berbicara dengan Bro S juga tak akan ada gunanya. Ehmm, benar-benar menyulitkan saja. Namun, aku sudah capek berurusan dengan 'orgil' itu sehingga aku menutup mata terhadap ulahnya. Eh, jika benar Bro S menyimpan kepahitan terhadap papanya, semua tindakannya mulai masuk akal.

Namun, sungguh tidak masuk akal jika aku harus memulihkannya karena ini bukan kisah Beauty and The Beast. Hehehe … aku ini tidak suka yang pahit-pahit. Jika makananku terasa pahit, pasti langsung kumuntahkan. Jika obatku terasa pahit, pasti langsung kutelan dengan air putih sebanyak mungkin agar pahitnya tak terasa. Bahkan, jika hidupku terasa pahit, aku pasti segera mencari penawarnya. Aku akan mencari humor, kutipan, lagu, atau cerita yang mampu mengembalikan rasa manisnya.

Mazmur 73:21-24 (TB) Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.

Setiap orang mempunyai ambang batas kesabaran. Aku telah mencapai batasku sehingga aku memilih bersikap apatis terhadap ‘papa gila’ Bro S. Sesuai saran papa kandung Bro S, ya kubiarkan ‘orgil’ itu ditangani oleh Mr. Matahari yang sebangsa dengannya... hahaha... Kalau ada yang mudah, kenapa pilih yang sulit?

Kulihat Mr. Matahari juga kesal terhadap 'orgil' itu. Hehehe… aku sungguh memahami deritanya karena aku pun telah mengalaminya. Akankah dia meledak dan menimbulkan badai matahari? Ouw… aku hanya bisa menunggu ledakannya ketika dia mencapai ambang batas manusiawi... xixixi... Ah, semoga saja ledakannya bisa mengembalikan 'orgil' itu ke habitat aslinya.

Yach, syukur-syukur jika Bro S lebih dulu pulih dari kepahitannya sehingga dia bisa berpikir sejernih air laut di dalam mimpiku. Pikiran yang sejernih itu pasti bisa mencegah ledakan api amarah.

ENGKAULAH PERISAIKU
Engkaulah perisaiku saat badai hidup menerpaku. Firman-Mu di dalamku, tenangkan jiwaku.
Ku 'kan berdiri di tengah badai, dalam kekuatan yang Kau berikan. Sampai kapanpun ku 'kan bertahan kar'na Yesus selalu menopang.
Ku 'kan bertahan dalam tekanan dengan kekuatan yang Kau berikan. Sampai kapanpun tak tergoyahkan kar'na Yesus selalu menopang hidupku.

Kehidupan Belum Berakhir

Siap Hadapi Ujian
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 28 Apr 2024

Kata Daniel, "Enak zaman dulu ya, tidak ada kendaraan, tidak ada polusi." Hehehe ... inilah ucapan salah satu temanku ketika SMP. Lalu teman lain segera berujar, "Enak sekarang karena ada listrik sehingga ada televisi dan kipas angin. Dengan adanya kendaraan, kita juga bisa bepergian."

Sebenarnya enak atau tidak enaknya segala sesuatu bergantung pada sudut pandangnya. Ketika Daniel ditempatkan di Babel, tentu saja tidak enak karena dia harus mengalami momen segua dengan singa. Namun, Daniel bisa bertahan hidup lama di sana karena penyertaan Tuhan.

Setiap orang yang mampu beradaptasi dengan segala keadaan, tentu saja tetap bisa melanjutkan hidupnya. Kalau tidak ada listrik dan internet, kita bisa kembali ke zaman Flintstones. Tanpa listrik, pabrik-pabrik akan beroperasi secara manual sehingga industri padat karya akan meningkat. Selain itu, bos-bos tidak akan menuntut karyawannya lembur karena kurangnya penerangan. Masa mau pakai lilin atau senter? Hehehe… tidak mungkin donk.

Tanpa wifi, anak-anak juga akan kembali ke permainan tradisional. Mereka bisa main bekel, engkle, kartu, monopoli, gobak sodor, benteng-bentengan, hompimpa, panjang pendek, kejar-kejaran, petak umpet, teka-teki silang, membaca, saling bercerita, dan masih banyak lagi.

Jadi, kehidupan tidak akan serta merta berakhir ketika internet dan listrik mati. Bahkan, sekalipun kehidupan di Bumi berakhir, kita yang telah diselamatkan oleh Yesus akan memasuki kehidupan yang baru di Surga.

Wahyu 21:1 (TB) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.

Semalam aku bermimpi melihat hujan turun tanpa henti. Aku berdiri di balik jendela kamar yang terbuat dari kaca bening. Kulihat air laut yang biru jernih sudah setinggi dadaku. Lantas aku bergumam, "Air makin meninggi, ini mengerikan jika hujan tak kunjung berhenti."

Kemudian aku keluar kamar melalui pintu yang berlawanan dengan jendela. Tepat di depan pintu aku berpapasan dengan Bro S. Kami berbincang sebentar tentang suatu permasalahan rahasia. Lalu dia pergi dan diikuti oleh seorang ibu yang penasaran dengan rahasia tersebut.

Ketika keluar dari pintu tadi, aku berjalan lurus, sedangkan Bro S dan ibu tadi langsung putar balik ke halaman yang ada di sebelah kanan kamarku. Sementara mereka berbincang-bincang, aku melihat taman yang indah. Di taman ini tidak ada hujan sehingga aku bisa berjalan santai sembari melihat bunga-bunga nan indah di tengah rerimbunan pagar tanaman yang hijau. Seketika aku pun melupakan banjir dan hujan di luar sana, termasuk permasalahan Bro S.

Ketika aku berputar balik di ujung taman, kulihat di depanku Bro S masih berbincang dengan ibu tadi dan mereka sudah hampir mencapai ujung taman. Namun, sejenak kulupakan keberadaan mereka karena kulihat Irma, salah satu adik asramaku ada di tengah-tengah taman itu. Tampaknya dia kembali menjadi gadis kecil.

Aku mendatangi Irma kecil dan kugenggam tangan kirinya sambil bertanya, "Apa kau ingat bapakmu? Dulu kamu takut dibawa pulang olehnya karena dia selalu memintamu untuk mengemis." Kalau Irma tidak mau mengemis, dia akan dipukuli oleh bapaknya. Jawab Irma, "Aku ingat dia dan ..."

Aku terbangun dengan keyakinan bahwa Irma sudah memaafkan bapaknya itu. Setelah aku keluar dari asrama, kami tak pernah saling bertemu. Kabar terakhir yang kudengar tentangnya adalah dia dan adik laki-lakinya telah diadopsi oleh dua keluarga kaya yang berbeda. Aku pun tak pernah memikirkannya atau mencarinya. Namun, kenapa aku bermimpi tentangnya? Apa hubungannya dengan Bro S? Apakah Bro S masih menyimpan kepahitan terhadap papanya? Hmm... bisa jadi.

Siap Hadapi Ujian - Pdt. Debby Basjir

Penderitaan Kristus
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 28 Apr 2024

Ketika di Israel, ada yang bertanya, "Dimana tempat berdoa yang paling baik?" Bu Debby menjawab, "kamar hotel", bukan Tembok Ratapan. Orang Israel berdoa di Tembok Ratapan karena tempat ini paling dekat dengan ruang maha kudus (bait Allah) pada masa Yesus. Namun, mereka menolak Yesus. Jika kita berdoa di sana, berarti kita juga menolak Yesus.

Yesus berkata, "Jika kamu berdoa, masuklah ke dalam kamarmu dan tutup pintunya." Jika berdoa di tempat-tempat umum, ini hanya menarik perhatian orang, bukan Tuhan. Kita harus berdoa agar siap menghadapi ujian iman. Ujian iman akan dimulai dari umat Allah dan hal ini sudah dimulai.

1 Petrus 4:18-19 (TB) Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa? Karena itu baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada Pencipta yang setia.

Tanda-tanda kiamat mulai terlihat. Jika Israel menyerang Iran, Rusia sebagai sekutu Iran bisa turut membalas dengan mengeluarkan nuklir. Jika terjadi perang dunia dan nuklir mulai dikeluarkan, hal ini bisa merusak ozon. Ada yang mengatakan bahwa saat ini mulai ada virus baru masuk ke Indonesia, yaitu virus Singapur.

Lalu ada yang memprediksi bahwa tahun ini akan terjadi badai matahari. Namun, Nasa memperkirakan bahwa badai matahari akan terjadi tahun depan. Jika badai matahari terjadi, akan ada ledakan yang merusak satelit-satelit di udara. Jika satelit rusak, wifi akan mati, saldo rekening di bank tidak akan bisa dilihat, handphone tidak berfungsi, listrik mati, pabrik-pabrik akan berhenti beroperasi, dan kehidupan akan berakhir.

Ketika mendengar bahwa Bumi akan lenyap, beberapa orang telah merancang kepindahan ke Mars. Saat ini dibuka pendaftaran bagi orang berusia 40 tahun ke bawah untuk terbang ke Mars. Namun, tiketnya hanya tiket pergi dan tidak ada tiket kembali. Jika berminat, silahkan mendaftar.

Di Mars belum ada Agung Podomoro sehingga Anda bebas mengkapling tanah. Andaikata kehidupan berpindah ke Mars, doa Bapa Kami pasti akan berubah. Biasanya kita berdoa, "di Bumi seperti di Surga." Masa mau diubah, "di Mars seperti di Surga?"

Ada pula orang kaya yang membeli bunker. Di sana persediaan makanan juga lengkap tersedia. Andaikata mereka bisa menyelamatkan diri dengan bersembunyi di bunker, ketika nantinya mereka keluar dari sana, mereka sendirian, lalu untuk apa?

Matius 13:5-6 (TB) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.

Tanaman mati ketika matahari terbit. Ini bukan karena panasnya matahari. Justru matahari diperlukan oleh tanaman agar bisa berfotosintesa menghasilkan makanan sehingga tanaman bisa tetap tumbuh. Tanaman tersebut mati karena tidak berakar.

Demikian pula kehidupan kita. Jika kita berakar di dalam Kristus, panasnya api penderitaan tidak akan membuat kita mati. Namun, saat ini di Belanda ada wanita 28 tahun yang minta disuntik mati karena tidak tahan penderitaan jiwa. Ada pula di Jakarta satu keluarga bunuh diri karena terlilit hutang.

Banyak orang tidak tahan penderitaan karena imannya tidak berakar pada Kristus. Maka dari itu, jangan selalu menitipkan doa kepada pendeta. Bu Debby tidak mau mendoakan suami jemaat karena dia tidak cinta kepada suami jemaat.  Doa yang didengar oleh Tuhan adalah doa yang dipenuhi cinta. Jadi, silahkan doakan pasangan dan anak-anakmu sendiri karena kamulah yang mencintai mereka.

Kita semua memiliki hak istimewa untuk berbicara dengan Tuhan. Ketika Yesus meninggal, tabir bait suci terbelah. Jadi, kita bisa berbicara dengan-Nya kapan saja tanpa melalui imam atau pendeta. Sebagai orang Kristen, seharusnya kita juga senang jika kiamat terjadi karena Yesus akan datang menjemput orang-orang yang dikenan-Nya. Jika waktunya tidak dipersingkat, hampir-hampir tak ada yang bisa diselamatkan. Keberadaan orang-orang Kristen yang akan mempercepat waktu kedatangan Tuhan.

KEBESARAN-MU (JPCC Worship Youth)
Ajarku berserah. Kuasai mataku bahwa 'Kau besar, menggenggam hidupku. Walau kuberjalan di lembah yang gelap, tenang jiwaku s'bab 'Kau besertaku.
Reff : Selama kuhidup, apapun musimku, kupercaya kebesaran-Mu. Kekuatanku di dalam-Mu. Kus'rahkan hidupku, akui kuasa-Mu. Kuserukan Kebesaran-Mu. Masa depanku terjaga di tangan-Mu.
Bridge : Kau yang berkuasa. Surga bumi 'kan menyembah Yesus Raja segalanya. Kau yang berdaulat. Surga bumi 'kan menyembah Yesus Raja segalanya.

Penderitaan Kristus - Pdt. Debby Basjir

Ujian Iman
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 28 Apr 2024

1 Petrus 4:14 (TB) Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

Di Israel bu Debby sempat mengunjungi rumah Kayafas, tempat Yesus ditahan. Di sana narapidana akan diikat pinggang dan kedua tangannya dengan tali lalu diturunkan ke ruang bawah tanah melalui lubang selebar satu orang. Jika mau disiksa, dia akan diangkat lagi dengan cara menarik talinya.

Bu Debby sampai menangis karena membayangkan penderitaan Yesus secara badani. Lalu dia bertemu penderita kanker yang selalu kesakitan. Dia berkata, "Tiap kali merasa sakit, saya teringat pada penderitaan Yesus ketika dicambuk dengan gada besi. Hal ini memberiku kekuatan untuk melewati penderitaanku."

1 Petrus 4:14 (TB) Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

Semua penderitaan kita tidak seberapa jika dibandingkan dengan penderitaan Kristus, rasul Paulus, dan jemaat mula-mula. Dengan mengikuti Yesus, kita tidak akan terhindar dari penderitaan. Hal ini sudah diteladankan oleh Yesus semasa hidupnya.

1 Petrus 4:15-16 (TB) Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau. Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.

Namun, perhatikan penderitaan yang harus kita tanggung. Jangan sampai menderita karena dosa kita sendiri. Jika menderita karena berselingkuh, bertobatlah! Jika harus menderita karena Kristus, muliakan Tuhan.

1 Petrus 4:17 (TB) Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?

Setiap orang akan mengalami penderitaan di dunia ini karena iman kita semua harus diuji. Jika diuji dengan kepahitan dan tetap manis, berarti kita lulus. Orang Kristen harusnya bisa lulus dari ujian kepahitan karena ini penderitaan yang seujung kuku.

Di Alkitab tak pernah dicatat ada tokoh yang kepahitan. Tidak ada kisah tentang Daud yang menderita karena kepahitan. Ini karena kepahitan adalah ujian paling ringan. Jangan sampai kita masih menyimpan kepahitan kepada pasangan, bahkan tukang becak.

Ketika mendengar ada aturan baru bahwa semua orang harus menyembah patung raja, Daniel justru berdoa tiga kali sehari kepada Tuhan. Maka, Daniel dimasukkan ke kandang singa karena tidak menyembah raja. Tuhan tidak meluputkannya dari singa. Daniel pasti takut, tetapi dia mengatasi ketakutannya dengan mempercayai Tuhan. Orang hebat dihasilkan dari tekanan yang hebat. Jika ingin menjadi orang hebat, bersiaplah menghadapi tekanan yang hebat.

Bu Debby juga pernah mengalami penderitaan yang hebat. Dia pun ditanya, "Apakah saat itu ingin meninggalkan Tuhan dan pelayanan?" Bu Debby mengatakan bahwa hal semacam ini tak pernah terlintas dalam benaknya. Dia percaya bahwa Tuhan selalu memberikan upah kepada mereka yang melayani-Nya. Upah tak selalu berbicara tentang uang. Kesehatan juga upah yang tak ternilai. Jika kita diberi 1 Milyar, tetapi sakit dan harus mengeluarkan 2 Milyar untuk berobat, apa gunanya uang 1 Milyar?

Ujian Iman - Pdt. Debby Basjir

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 28 Apr 2024

Jumat kemarin bu Debby baru saja kembali dari Israel. Kelompoknya yang berjumlah 70 orang termasuk kloter terakhir. Ketika akan terbang ke Israel, pesawat Oman yang akan mereka tumpangi mengalami kerusakan. Maka, penerbangan ditunda sehari hingga pesawat selesai diperbaiki. Ketika mendengar bahwa mereka akan tetap naik pesawat yang sama esok harinya, enam penumpang mengundurkan diri. Mereka takut pesawatnya kembali rusak di tengah perjalanan udara. Mereka takut mati.

1 Petrus 4:12 (TB) Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

Bukankah hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan? Orang Kristen sering mengaminkan hal ini, tetapi ketika ujian datang, iman mereka pun akan terlihat. Ada yang mundur dan tidak jadi naik pesawat. Ada pula yang menitipkan iman kepada pendeta. Tidak bisa. Iman harus menjadi milik pribadi dan tidak bisa dititipkan. Iman timbul dari kedekatan hubungan dengan Tuhan dan hubungan ini tidak bisa diwakilkan.

Lalu bu Debby meminta tour guide mengganti pesawat dari Oman ke Emirates. "Sekalipun lebih mahal, tak masalah asalkan lebih aman." Namun, Emirates terkena embargo sehingga tidak bisa masuk Tel Aviv padahal tiket rombongan bu Debby ke Tel Aviv semua.

Lantas penerbangan mereka dijadwal ulang oleh Emirates dengan menggunakan Jordan dan akan lewat Dubai. Dua hari sebelum keberangkatan Iran mengirim ratusan rudal ke Israel, tetapi jadwal pesawat tidak mengalami perubahan.

Sehari sebelum penerbangan ke Israel, bu Debby mendengar berita bahwa Dubai banjir dan banyak penumpang terjebak di bandara sana. Bu Debby berharap pihak maskapai akan menjadwal ulang penerbangannya, tetapi ternyata tidak ada perubahan jadwal. Beberapa penumpang berkata, "Terserah bu Debby. Kalau bu Debby pergi, kami juga pergi." Karena iman mereka bergantung kepadanya, bu Debby meminta tanda dari Tuhan.

Dia berkata kepada suaminya, "Jika nanti ada berita Israel balas menyerang Iran, sekalipun kita sudah ada di depan pintu pesawat, penerbangan dibatalkan." Suaminya mengingatkan, "Mereka semua sudah membayar." Namun, bu Debby menjawab, "Itulah tanda yang kuminta dari Tuhan."

Lalu mereka semua jadi terbang. Di tengah perjalanan bu Debby menyalakan wifi dan mendapat pesan WA bahwa Israel balas menyerang Iran. Bu Debby pun bertanya kepada Tuhan, "Mengapa seperti ini? Bukankah aku meminta tanda sebelum berangkat? Jika Israel balas menyerang Iran, situasi tidak aman."

Jawab Tuhan, "Ini karena kamu cari aman." Sebagai manusia, seringkali kita cari aman sehingga kita merancang berbagai hal dengan kepandaian yang kita miliki. Seperti yang terjadi ini, demi cari aman, bu Debby pindah pesawat dari Oman ke Emirates. Andaikata tetap naik Oman, mereka tidak akan terjebak dalam situasi tersebut.

1 Petrus 4:13 (TB) Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

Sebaik-baiknya manusia berencana, tetaplah keputusan Tuhan yang terlaksana. Pesawat mereka pun mendarat di Dubai. Di sana ada banyak orang Indonesia dan bule yang tidur di bandara. Ada beberapa orang yang tidak mendapatkan tiket penerbangan selanjutnya sehingga harus menginap 6 hari di Dubai.

Namun, rombongan bu Debby masih bisa melanjutkan perjalanan ke Israel esok harinya. Di sana bu Debby memutuskan untuk tidak lagi membaca dan mendengar berita. Lebih baik membaca firman Tuhan. Di sana mereka aman.

Bahkan, mereka menjadi tamu VVIP di beberapa tempat wisata. Tempat tersebut dibuka karena kedatangan mereka. Biasanya kalau berfoto di makam Yesus, dibatasi dua detik. Namun, saat itu mereka bisa puas berfoto sampai bosan karena tidak ada turis lainnya.

Penderitaan Kristus

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.