Sunday, September 2, 2018

Beberapa Kesaksian di Balik Lagu

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 02 Sept 2018 (youtu.be/qrlr65c_Stw)

Tahun lalu album 'Kupercaya Mujizat' sudah diluncurkan dan hari ini GMS meluncurkan album 'Kupercaya Mujizat 2'. Salah satu lagunya adalah tentang pengampunan. Sebelum menyanyikan lagu tersebut Redo Daeng Badji (pemimpin pujian) juga sempat memberikan kesaksian atas seizin papanya. Redo berkisah 10 tahun lalu orang tuanya bercerai lalu mamanya pergi ke Ambon dan menikah lagi dengan orang lain.

Singkat cerita tiba-tiba Redo diberitahu oleh sepupunya bahwa mamanya baru saja mati dibunuh oleh suami barunya itu. Leher mamanya ditusuk 13 kali dan 3 tusukan di bagian perutnya. Kemudian Redo sekeluarga menunggu kedatangan jenasah mamanya. Korban pembunuhan harus segera dimakamkan sebab jenasahnya lebih cepat rusak daripada jenasah normal sehingga hanya satu hari saja di rumah duka Adijasa. Ayah dan kedua adik Redo (cowok, cewek) menangisi kematian mamanya tetapi Redo yang kala itu masih 24 tahun tidak bisa menangis. Namun, selesai pemakaman Redo masuk ke kamarnya dan dia menangis sendirian seperti anak kecil. Minggunya dia tetap memimpin pujian dan penyembahan seolah-olah tak terjadi apa-apa. Hanya beberapa orang yang mengetahui keadaannya.

Beberapa saat kemudian Redo pun berkesempatan pergi ke Ambon. Di sana dia ditawari untuk menjenguk pembunuh mamanya di penjara. Dia pun menyetujuinya karena dia mau memaafkan orang itu. Dengan disertai kepala penjara Redo pun menemui pembunuh mamanya di sebuah penjara kecil. Redo pun memperkenalkan dirinya lalu pembunuh mamanya mengatakan bahwa dia telah mengetahui tentang Redo. Lantas pembunuh itu segera berkata: “Saya membunuh mamamu karena ini, ini, dan itu…” Redo menjadi marah dan sambil menahan kemarahannya Redo berkata: “Bapak ini telah membunuh mama saya tetapi kok masih tetap menyalahkan mama saya. Saya datang ke sini untuk mengampuni bapak.”

Lalu Tuhan meminta Redo untuk memeluk bapak tersebut. Entah mengapa tiba-tiba bapak ini juga berdiri dari duduknya. Meskipun berat, Redo pun memeluknya dengan erat sehingga bapak ini menangis dan meminta maaf kepada Redo. Kepala penjara pun turut menangis. Setelah sekian tahun berlalu Redo mendengar bahwa saat ini pembunuh mamanya telah bertobat dan ikut memberitakan Injil di gereja. Kata Redo: “Mengampuni memang tidak mudah karena seringkali yang menyakiti kita adalah orang-orang yang paling dekat dengan kita. Namun, Tuhan akan memberikan kekuatan.”

PENGAMPUNAN ADALAH ~ GMS Live 
Dalam kegelapan hatiku tak hentinya anugerah-Mu. Engkaulah satu kasih sejati. Tuhan ajar ku mengerti. 
Diampuni itu sangat indah. Diampuni itu mulia. Yang Kau rindukan ku bahagia. Ku mau memb'ri yang kuterima. 
Mengampuni itu kasih. Mengampuni itu indah. Damai sejahtera, sukacita tak terkata, Hati yang melimpah. 
Mengampuni itu memb'ri. Mengampuni itu rela. Tak 'kan kutolak kerinduan-Mu ya Bapa, ampuni sesama. 

Tak terlupa Pdt. Judy Koesmanto juga kembali menceritakan pengalaman manisnya ketika merasakan hadirat Tuhan di kamarnya bersama anaknya sehingga tiba-tiba menyanyikan lagu 'Peluk Aku' Jadi, jika ada yang merindukan Tuhan, Dia justru lebih merindukan kita.

PELUK AKU ~ GMS Live
Peluk aku, kasihi aku biar kumerasakan dekapan kasih-Mu. Peluk aku, kasihi aku, Sungguh kumerindu bersama-Mu Tuhan yang membuatku terpesona akan keajaiban hadirat-Mu. Bukanlah jawaban yang kuperlu tapi jamahan yang ubahkanku. Bantu diriku 'tuk merasakan Kau s'lalu hadir di hidupku. 

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.