Patuh
Catatan Ibadah ke-1
Minggu 14 Juli 2024
Karena capek dengan perang untuk merebut Tanah Kanaan dari orang-orang yang tidak cinta Tuhan, dia pun berusaha melarikan diri dari kenyataan hidup. Dia menonton film Cina yang berjudul 'My Sassy Deskmate'. Eh, di dalam banyak adegan Tuhan tetap berbicara kepadanya, "Never give in. Never give up."
Bahkan, tempat duduk tokoh utamanya sama persis dengan tempat duduknya semasa remaja dulu. Saat itu dia berada di kelas yang terkenal dengan anak-anak nakalnya.
Seperti tokoh utama dalam film itu, dia pun pernah duduk sendirian di bangku paling belakang karena menghindari anak nakal yang duduk di bangku seberangnya dan kadang pindah ke sebelahnya. Namun, dia lebih suka duduk sendiri daripada duduk sebangku dengan anak nakal itu. Sayangnya, dia tak bisa mengusirnya.
Seperti tokoh utama dalam film tersebut, dia juga tidak tertarik untuk bersosialiasi dengan banyak teman karena lebih suka membaca novel di perpustakaan. Teman sebangkunya yang nyebelin itu juga anak orang kaya yang suka membuat onar di kelas.
Saat itu belum banyak anak memiliki fasilitas internet, tetapi dia memilikinya. Sayangnya, dia gunakan internet untuk mendowload cerita-cerita dewasa dan dibagikan kepada beberapa teman yang juga nakal. Mereka pun merokok bersama di warung belakang sekolah. Jadi, kedua teman sebangku itu akan ribut perihal bau rokok tersebut.
Karena kesal, si cewek tidak mau mengambilkan buku si cowok yang jatuh di lantai. Namun, suatu hari saat si cewek menulis di papan tulis, ada kertas yang jatuh dari buku bu guru yang dipegangnya dan cowok itu segera mengambilnya untuk diserahkan kepadanya.
Para guru mengatakan bahwa papanya arogan dan tidak bisa dinasehati. Katanya, "Saya sudah membayar sekolah ini dengan mahal. Jadi, sudah tugas kalian untuk mengajarinya." Jadi, saat mamanya datang ke sekolah untuk menerima rapor dan bertanya kepada cewek itu, "Apa anakku nakal?" Dia pun menatap mata mamanya yang tampak lelah secara jiwa dan raga. Maka, dengan berat hati dia berbohong, "Tidak. Dia baik."
Tentu saja mamanya tak percaya karena dia sering dipanggil ke sekolah terkait kenakalan anaknya. Cewek itu tetap berkata, "Baik kok. Dia baik." (Dia baik karena telah membantuku untuk mengambil kertas yang jatuh dari buku bu guru, padahal saat bukunya jatuh, aku tidak mau mengambilkannya, tetapi dia memang nakal.)
Iya, sebenarnya dia baik dan bisa baik jika tidak berfokus kepada papanya yang buruk. Kokonya baik dan berprestasi karena kokonya tidak terpengaruh dengan sikap papanya. Seharusnya dia meniru kokonya atau papa orang lain, tetapi dia malah memilih berbuat ulah agar diperhatikan oleh banyak orang.
Pada akhirnya teman sebangkunya itu dipindahkan ke luar negeri sebelum kelulusan. Biarlah dia ribut dengan kanguru di sana... hahaha... Dia pun merasa lega. Cowok itu baru dipindahkan setelah si cewek menunjukkan empati kepada mamanya.
Nah, jika Tuhan bisa memindahkan teman sebangkunya yang nyebelin itu, Tuhan juga pasti bisa memindahkan jenderal gadungan yang malas itu karena Tuhan juga membenci kemalasan dan kebohongan. So, never give in, never give up.
HIDUPKU bagi KERAJAAN-MU (Army of God Worship)
Penulis kisah hidupku disalib bagi dosaku. Pengorbanan-Mu menyelamatkanku. Jadikanku indah. Kudengar Kau memanggilku 'tuk menjadi alat-Mu. Kuserahkan roh, jiwa, tubuhku. Pakailah aku, Tuhan.
Chorus: Emas, perak, dan permata, kenikmatan yang dunia tawarkan, kulepaskan semuanya untuk-Mu. Kuikut panggilan-Mu sampai bumi habis lenyap, sampai akhir nafas di hidupku. Mengikut-Mu hal yang termulia. Ini hidupku bagi kerajaan-Mu.
0 komentar:
Post a Comment