Sunday, May 10, 2020

Tuhan adalah Bosku

Tuhan adalah Gembalaku
Catatan Ibadah Online Minggu 10 Mei 2020

Seorang anak mendapat kabar bahwa ibunya sakit.
Anak: "Mak, aku akan pulang."
Emak: "Le, kamu tidak usah pulang. Kalau kamu pulang, emak bisa tambah sakit. Uangnya aja yang pulang le."
Hahaha... penggalan iklan tersebut memang terdengar lucu, tetapi jika kita sedang mengenakan sepatu si anak, iklannya menjadi tidak lucu lagi.

Saat ini beberapa karyawan telah dirumahkan. Ada pula yang tetap bekerja, tetapi upahnya dipotong. Ada yang dipotong 25%. Ada yang dipotong 40%. Ada yang dipotong 70%. Ada pula yang dipotong 75%. Semua bergantung pada kebijakan bos masing-masing. Dengan demikian, beberapa anak mulai pusing ketika harus mengirimkan uang kepada orang tua mereka.

Lantas di sana sini ada beberapa teman yang mulai mengeluh. Ada yang beranggapan bahwa hal ini tidak adil. Di tengah situasi ini kelihatannya beberapa bos masih sanggup membayar karyawan, meskipun tidak 100%. Namun, mengapa mereka merumahkan karyawan tanpa digaji dengan alasan tidak sanggup membayarnya?

Keadilan
Ada pula yang merasa diperlakukan tidak adil karena semua karyawan tetap mendapatkan upah sama rata. Baik bekerja sedikit, tidak bekerja, ataupun bekerja lebih banyak daripada yang lain, potongan upahnya sama saja. Selain itu, beberapa bos juga tidak memberikan THR sekalipun pemerintah mewajibkan hal itu. Sebelum krisis aja tidak semua bos mau memberikan THR secara penuh sesuai aturan yang ada. Ketika krisis terjadi, ya sebaiknya jangan terlalu berharap kepada bos-bos dunia ini.

Semula aku mencoba menghibur mereka semua dengan menceritakan nasib orang-orang yang lebih malang daripada mereka. Namun, beberapa dari mereka tetap sulit bersyukur karena mereka hanya ingin memperjuangkan nasib mereka sendiri dan tidak peduli dengan nasib orang lain. Mereka pun merasa kecewa atau sakit hati kepada bos mereka.
Kolose 3:23-24 Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.
Akhirnya, aku pun berkata: "Jika aku merasa diperlakukan tidak adil oleh bos, ayat itulah yang kuimani. Aku yakin Tuhan bisa membayarkan upahku lewat sumber-sumber lain." Lalu ada yang bertanya: "Maksudnya?" Jawabku: "Upah dari Tuhan tidak selalu dilewatkan bos. Upah dari Tuhan bisa dilewatkan kerabat atau tetangga, bahkan orang asing." Lantas mereka mengaminkan hal itu...wkwkww...
Amsal 18:21 Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
Jika ada bos yang mengimani bahwa dia tidak sanggup membayar, ya terjadilah seturut imannya. Namun, aku memilih untuk mengimani bahwa Tuhan adalah Bosku dan Tuhan selalu sanggup membayarkan upahku. Aku tidak perlu tahu caranya karena aku tahu Tuhan memiliki amat banyak cara melampaui akalku. Aku sudah pernah berurusan dengan bos yang menahan upahku. Jika Tuhan menghendaki upahku, tetap dilewatkan dirinya, suka tidak suka, mau tidak mau, bos itu tetap harus membayarkannya walaupun sambil marah-marah. Di sinilah aku dilatih berperang dengan bos fasik.

Namun, upah tidak selalu dari bos. Dulu aku pernah bertanya kepada Tuhan: "Bagaimana aku bisa memberi orang tua jika tidak mendapat gaji atau pengangguran?" Orang tuaku memang tidak suka meminta uang seperti iklan di atas karena mereka masih bisa bekerja. Namun, sejak musibah kebakaran beberapa tahun lalu aku sudah terbiasa memberi orang tua meskipun jumlahnya tidak seberapa.
1 Timotius 5:8 Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.
Murah HatiMaka, ketika aku menjadi pengangguran, aku pun tetap memberi hingga satu sen terakhir. Nah, tepat pada saat semuanya habis tak bersisa, aku pun dibawa-Nya ke ladang baru yang menghasilkan. Tepat waktu sehingga aku tak sampai berhutang...^.^
Maleakhi 3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Beberapa waktu lalu aku pun kembali bertanya kepada-Nya: "Sekarang jika gajiku terus dipotong dan semakin lama potongannya semakin banyak, bagaimana aku memberi orang tua? Perpuluhan itu kewajiban, tetapi masa aku memberi gereja, tetapi tidak memberi orang tua? Hmm... karena ayat itu, okelah perpuluhan tetap kuberikan." Eh, keesokan harinya tiba-tiba mama berkata kepadaku: "Mama dikasih uang oleh orang itu karena katanya dia mendapatkan rejeki." Wow... jumlahnya malah dua kali lipat lebih besar daripada yang bisa kuberikan kepadanya. Hahaha... Tuhan lulus ujian dech.

Tadinya kupikir enak lho hidup untuk diri sendiri karena tidak perlu pusing mikirin nasibnya orang lain. Namun, fakta yang terjadi justru memperlihatkan bahwa orang yang mempedulikan dirinya sendiri malah cenderung sakit hati karena perlakuan bos yang menahan upahnya.  Justru dengan memperhatikan nasib orang lain, minimal mendoakan mereka, Tuhan jadi peduli dengan nasib kita. Alhasil, kekurangan upah kita tetap diberikan oleh Bos dari segala bos lewat karyawan Kerajaan Allah lainnya...^.^ Nah, siapakah bosmu? Tuhan atau Mamon atau berhala lainnya? Eits… jangan salah pilih bos lho karena akhir ceritanya akan jauh berbeda.
Matius 5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
KEMURAHAN TUHAN
Oleh kar'na kemurahan Tuhan, ku ada sampai hari ini. Oleh kar'na kebaikan Tuhan, janji-Mu terjadi bagiku. Kusembah Kau Tuhan, kumengangkat tanganku. Selamanya Kau ajaib bagiku. Kusembah Kau Tuhan , kumengangkat wajahku. Selamanya Kau hebat bagiku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.