Sunday, April 6, 2025

Beberapa Orang Menungguku

Tidak Perlu Membandingkan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 6 April 2025

Ah, rasanya sangat lelah. Letihnya melebihi ibadah jalan salib di gereja Katolik padahal aku hanya naik sambil membawa dayung untuk bertopang. Kalau rafting di Sungai Pekalen, Probolinggo, jalan kakinya terasa lebih ringan karena tanahnya hanya menurun dan menanjak. Kalau lelah, kaki tinggal diseret saja dan tidak perlu sering berhenti.

Namun, kali ini naik turunnya melewati sekitar 400 anak tangga. Untuk naik turun tangga, paha dan betis harus diangkat tinggi lebih dari 10 cm. Inilah yang membuatku sangat kelelahan dan ingin berhenti. Namun, aku tak bisa berhenti sebelum tiba di tujuan. Pakaianku juga sudah terlanjur basah kuyup karena cipratan air sungai. Jadi, aku harus terus melanjutkan perjalananku sampai selesai.

Nah, setelah berhenti beberapa kali, akhirnya aku pun tiba di puncak. Seketika kudengar beberapa orang berteriak, "Pak, masih kurang satu orang." Aku pun berjalan di tanah datar dan bergegas mendekati mobil pick up yang telah menungguku. Ah, rupanya di atas pick up telah duduk beberapa orang yang tadinya telah naik mendahuluiku. Pemanduku segera mengambil dayungku, membuka pintu pick up bagian depan, dan berkata, "VIP".

Wah, benar juga. Kursi di samping sopir bisa untuk dua orang, tetapi hanya diperuntukkan bagiku. Kursi dan sandarannya juga lebih empuk daripada kursi dan sandaran besi baja yang di belakang. (Hehehe... sekalipun tertinggal, aku tetap tepat waktu.) Di dalam Tuhan tidak ada kata terlambat.

Wah, jika direnungkan, perjalanan naik tangga dari Sungai Ayung tersebut, rasanya seperti perjalanan karirku. Berulang kali aku juga harus berhenti karena tak kuat melangkah lagi. Naik ke atas bukan keinginanku, tetapi aku sudah terlanjur basah sehingga mau tak mau harus terus berjalan hingga akhir. Ketika pertama kali berhenti kerja, beberapa orang tak percaya dan berkata, "Masa kerja bisa capek dan mau liburan dulu?" Tentu saja bisa.

Bahkan, bukan hanya capek, tetapi sakit pula. Jika sering berurusan dengan politikus kantor, orang beracun, serigala liar, dan serigala berbulu domba, tentu saja pasti lelah dan sakit. Alhasil, liburan menjadi kebutuhan dan bukan lagi sekadar keinginan. Namun, tidak semua bos mau berbaik hati dalam memberikan waktu liburan. Padahal, ada kalanya kita memerlukan libur panjang untuk menyusun ulang strategi, seperti anak panah yang ditarik mundur terlebih dahulu agar bisa melesat lebih kencang.

Nah, dulu ada bapak yang mau liburan. Dia sudah mendapat izin cuti dari bosnya, tetapi pada hari H, tiba-tiba dia diminta kembali bekerja. Jika dia tidak mau, dia akan dirumahkan. Karena takut kehilangan pekerjaan, dia pun kembali ke kantor padahal sudah dalam perjalanan liburan.

Namun, aku tidak bisa diancam seperti itu karena liburan adalah kebutuhanku untuk mencegah stres dan sakit. Jika bosku berprinsip 'no work, no pay' dan karyawan terbaik adalah karyawan yang tidak pernah libur, aku rela dipotong gaji agar tetap bisa liburan. Toh nanti Tuhan gantikan dengan deviden dari perusahaan lain... wkwwkw...

Dirumahkan pun aku rela agar bisa liburan karena jika aku sakit atau stres, mereka juga tidak akan peduli. Kemungkinan besar habis manis, sepah dibuang. Jadi, aku justru memberikan artikel kepada bosku yang menyatakan bahwa kerja berlebihan bisa menyebabkan sakit jantung. Tuhan pun mengizinkanku istirahat sesuai kebutuhanku. Kadang hanya beberapa hari, kadang seminggu, kadang sebulan, dan pernah juga setahun istirahat… hehehe…

AKU TIDAK KUATIR (GMS Live)
Kupandang burung di langit yang tak menabur, Namun diberi makan oleh Bapa di sorga. Kulihat rumput di ladang tumbuh tanpa bekerja, Namun berpakaian indah lebih dari raja di dunia.
Pre Chorus: Tak perlu aku kuatir kar'na kumengenal-Mu. Bapa di sorga tahu semua yang kuperlu.
Chorus: Aku tidak kuatir 'kan hari esok, kuberharga melebihi burung di langit dan rumput di ladang. Kucari dulu Kerajaan-Mu Tuhan dan kebenaran-Mu yang hidup. Maka semuanya 'kan ditambahkan kepadaku.

Aku pun pernah berkata kepada bos workaholic, "Jika kita bekerja berlebihan hingga sakit, ini artinya tidak menghargai orang-orang yang mengasihi kita."

Kepadanya aku pun berkata, "Kadang kala manusia itu lucu. Mereka bilang mau bekerja untuk mendapatkan uang agar bisa membahagiakan keluarga atau orang yang dikasihi. Namun, justru tidak ada waktu untuk bersama keluarga. Bahkan, ketika sudah memiliki banyak uang, malah selingkuh dan menghancurkan kebahagiaan keluarganya sendiri. Bukankah ini konyol?"

Related Posts:

  • Pendiam Bisa Bekerja Diam-diamTuhan Bekerja Melampaui Batas Doa dan Pemikiran Kita Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 20 Desember 2015 Menjelang kelulusan SMP diadakanlah karya wisata ke Pulau Dewata. Pembagian kamar hotel sudah ditentukan sedemikian rupa seh… Read More
  • Mengejar yang Utama: Dahulukan Kerajaan Allah Mengejar yang Utama: Pertajam Kepekaan terhadap Suara Tuhan Catatan Khotbah ibadah ke-1 oleh Gina Dharmawan pada Minggu, 10 Mei 2015 Matius 6:33  Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya it… Read More
  • Anggur Berubah Menjadi Air ^_^ Karakter Bangsawan Tuhan Catatan Ibadah ke-1 Minggu 01 Oktober 2017 Kemarin lusa seorang teman pria tiba-tiba mengatakan bahwa dia tidak 'minum', kecuali saat pesta itu. Dia merasa tidak enak jika tidak 'minum' karena bu… Read More
  • Jatuh Bangun Aku Mengikut Yesus Tetap Berpengharapan dalam Kegagalan Catatan Ibadah ke-1 Minggu 30 Juli 2017 Sewaktu kecil tak ada yang menyatakan bahwa ikut Tuhan itu harus pikul salib karena saat pertama mengenal-Nya anak-anak akan diajari lagu 'Happy… Read More
  • Remah-remah Roti Hanya Satu Jalan Catatan Ibadah ke-1 Minggu Paskah 27 Maret 2016 Karena Yesus telah menyertaiku sejak aku kecil sebelum aku dibaptis secara Kristen, aku ya berpikir bahwa Yesus itu Tuhan bagi semua orang, baik untuk oran… Read More

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.