Sunday, June 26, 2016

Jika Tak Ada Pintu Lain yang Terbuka

Catatan Ibadah ke-2 Minggu 26 Juni 2016

Oh, kenapa Tuhan tidak memberiku ide agar secepatnya keluar dari sana? Temanku menyarankan agar aku tetap di sana karena bila di tempat itu banyak masalah, biasanya Tuhan sudah menyiapkan berkat-Nya setelah kita kuat menghadapi masalah-masalah tersebut. Namun, kubilang kepadanya bahwa aku akan tetap di sana jika tidak ada pintu lain yang terbuka.
Yakobus 4:7-8  Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
Jika Tak Ada Pintu yang Terbuka
Lalu tiba-tiba aku teringat pula kata-kata pendeta: "pada saat kamu tidak ingin memuji dan menyembah Tuhan... itulah saatnya kamu harus memuji dan menyembah-Nya." Hmmm... Oke dech aku akan melawan iblis biar dia lari terbirit-birit. Kini saatnya berhenti minum obat dan jika ditanya orang-orang di sekitarku, aku akan katakan bahwa aku telah sembuh meskipun sesunguhnya baru sembuh 70%. Kini waktunya mendekat kepada Tuhan dengan memuji dan menyembah-Nya sepenuh hati meskipun tubuh terasa letih dan telinga masih agak bergema sehingga mendengar lagu seperti ini.

Kaulah Tuhan... (Tuhan...) uhuk... (uhuk...) penyembuhku... (mbuhku...) ehem... hem... (hem...) Kau sembuhkan... (mbuhkan...) uhuk... uhuk... (uhuk...) sakitku... (kitku...) Kau berfirman... (firman...) Huff... (Huff...) dan sembuhkanku... (kanku...) Kau Tuhan penyembuhku... (mbuhku...) ehem... (ehem...)

Aduh... aku bisa gila kalau begini terus. Lagi sakit kok malah nyanyi? Tenggorokanku bisa semakin kering dan gatal. Suaranya terus bergema pula... Huff...

Lanjutkan saja...
Yesaya 40:29  Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
Oke dech... nyanyi lagi... lagi... dan lagi... hingga akhirnya penyakitku menjauh pergi dan telingaku kembali mendengar secara normal beberapa hari kemudian. Hahaha... ternyata Tuhan memang benar-benar bertahta di atas pujian dan penyembahan umat-Nya dan ternyata benar-benar ada kuasa di dalam pujian dan penyembahan meskipun diucapkan dengan suara serak dan sambil terbatuk-batuk karena tenggorokan tak nyaman. Oh... andai saja sudah kulakukan sejak awal, mungkin aku tak perlu minum obat dari dokter yang GJ itu.

Hehehe... untung saat itu tidak ada manusia yang dengar nyanyian 'merdu' itu. Jika ada yang mendengarku bernyanyi seperti itu, biasanya ada orang yang akan berkata: "jangan nyanyi... suaramu tidak enak..." tetapi bagi Tuhan suara serak bercampur agak batuk bisa tetap merdu di telinga-Nya karena Dia melihat hati...^.^ Jadi, yang terpenting jaga hati biar doa tak terhalang.
Amsal 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
ALLAH SANGGUP
Apa yang tak pernah dilihat mata dan tak pernah didengar telinga, yang tak pernah timbul di dalam hati, semua disediakan bagi yang mengasihi Dia.
Reff: Allah sanggup melakukan segala perkara. Dulu, S’karang, dan S’lamanya. Kuasa-Nya tidak berubah (2x).

Aku Mau ...

Catatan Ibadah ke-2 Minggu 26 Juni 2016

Beberapa bulan lalu telinga kiriku terasa penuh seperti kemasukan air dan berdenging, kepalaku pening, dan tenggorokanku juga terasa kering. Maka, aku pun ke dokter untuk mengetahui penyebabnya. Dokter pun balik bertanya: "apa kamu flu?" Jawabku: "iya... sepertinya gejala flu tetapi ini pertama kalinya telingaku berdenging." Lalu dia memeriksa telingaku dan memberikan obat flu, obat pengencer dahak, dan antibiotik.

Setelah meminum obat pemberiannya selama beberapa hari telingaku malah bergema. Kemudian aku pun menjelajah internet untuk mengetahui penyebab telinga berdenging atau bergema. Ternyata itu bukan penyakit tetapi merupakan pertanda adanya penyakit di dalam tubuh dan kemungkinan penyakitnya bisa bermacam-macam. Kemungkinan terbesar adalah adanya kotoran yang menyumbat telinga atau penyumbatan saluran pernafasan.

Namun, jika dokter tidak dapat menemukan penyakit di tubuh kita, biasanya dokter akan menyatakan bahwa kita terkena stres. Hmmm... stres??? Masa aku stres? Bukannya masalahku baru saja selesai beberapa hari lalu? Setelah obat habis, telingaku masih juga bergema sehingga kuputuskan balik lagi ke dokter. "Dok, setelah meminum obat yang dokter berikan... telingaku jadi bergema dan juga terasa seperti ada dahak di tenggorokanku yang tidak bisa dikeluarkan. Namun, setelah meminum wedang jahe tenggorokan ini terasa lebih enak daripada sebelumnya."

Sembari tertawa dokter kembali melihat telingaku dan mengatakan bahwa telingaku baik-baik saja. Namun, dengan tampang bingung dia kembali meresepkan obat pengencer dahak dan antibiotik. Selain itu, dia menambahkan obat tetes telinga dengan pesan: "Jika mulutmu terasa pahit setelah obat diteteskan di telinga, cepat kembali ke sini."

Dengan terheran-heran aku bertanya: "Kalau tidak terasa pahit, gimana?" tetapi dia hanya menjawab: "ya dicoba saja dulu... kalau masih tidak enak, kembali saja ke sini." Ealah... sepertinya dokter hanya memintaku coba-coba obat tetes telinga. Ah... kelihatannya dia tidak mengetahui penyakitku. Nggak beres nich dokter.

Hmmm... ya udah dech... kucoba dulu obat tetesnya dan ternyata mulutku tidak pahit sehingga aku tidak langsung kembali menemuinya. Obat-obat yang dia berikan memang membuat kepalaku tidak lagi pening tetapi gema di telinga kiriku membuat suasana hati tidak enak. Hmmm... kalau begini terus, aku bisa stres. Mungkinkah aku memang sudah stres?

Iya... ya... aku ingin begini tetapi kenyataan begitu. Kala itu masalah datang silih berganti tanpa henti hingga tanpa kusadari aku sungguh merasa letih. Rasanya banyak sekali roh-roh jahat yang mengusik ketenanganku. Apa ikut Tuhan harus berperang terus dan tidak boleh berlama-lama di zona nyaman? Aku ya capek... aku ingin liburan. Aku tidak suka berperang.

Bahaya Zona Nyaman
Jika kamu selalu berada di zona nyaman, kamu bisa mati konyol seperti kodok yang direbus dalam panci. Sesungguhnya ketika air terasa hangat, kodok masih bisa melompat keluar dari panci tetapi dia tidak melakukannya karena terlanjur merasa nyaman. Ketika air semakin panas, dia pun mati. Daud pun jatuh ke dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba ketika dia tidak berperang. Kamu mau seperti itu?

Tidak mau lha. Namun, rasanya aku menyesal sudah pergi sejauh ini. Firman-Nya mengatakan bahwa aku harus pergi mengintai tanah Kanaan tetapi benarkah tempat itu memang tanah Kanaan-ku? Jika benar, mengapa malah banyak masalah di sana? Mungkinkah aku salah mendengar firman? Mungkinkah itu bukan tanah Kanaan-ku? Ah... aku ingin secepatnya keluar dari sana. Namun, bagaimana caranya? Kepalaku semakin pening saat berusaha memikirkan jalan keluarnya.

Impian Tiga Pohon ~ Pdt.Samuel Duddy

Catatan Ibadah ke-2 Minggu 26 Juni 2016

Pohon I berkata: "Aku ingin menjadi kotak harta yang menyimpan banyak emas dan permata." Pohon II berkata: "Aku ingin menjadi kapal yang besar untuk membawa raja dan ratu dan mereka akan aman karena berada di dalam kapal." Pohon III berkata: "Aku ingin menjadi pohon yang paling tinggi hingga hampir menyentuh langit sehingga setiap orang dapat melihat kebesaranku."

Impian Tiga Pohon
Waktu pun berlalu hingga datanglah penebang kayu untuk memproses pohon-pohon tersebut. Pohon I ditebang untuk dijadikan tempat makanan ternak, diisi banyak jerami, dan diletakkan di kandang. Pohon II ditebang dan dipotong kecil-kecil untuk dijadikan perahu nelayan. Pohon III ditebang lalu diletakkan begitu saja di sudut gudang yang gelap dan dilupakan. Karena keadaan mereka jauh dari yang diimpikan, ketiga pohon segera melupakan impian mereka.

Pohon I seperti orang yang ingin menjadi konglomerat tetapi malah tinggal di kolong melarat. Pohon II seperti orang yang ingin dipakai untuk hal-hal besar tetapi malah melakukan hal-hal kecil. Pohon III seperti orang yang ingin menjadi hamba Tuhan luar biasa tetapi malah menjadi pendoa yang berada di balik layar.

Waktu pun terus bergulir hingga ketiga pohon menemukan arti hidup mereka. Suatu hari ada sesosok bayi yang dibaringkan di atas tempat makanan ternak yang berisi jerami lalu orang-orang majus sujud menyembahnya. Pohon I pun menyadari bahwa dia diciptakan untuk membawa sesuatu yang jauh lebih bernilai daripada harta, yaitu Tuhan Yesus.

Selanjutnya, perahu nelayan diterpa badai dan penumpangnya panik tetapi ada yang menghardik angin sehingga danau menjadi tenang. Pohon II pun menyadari bahwa dia telah membawa Raja di atas segala raja. Itulah Tuhan Yesus yang ada di dalam perahu kehidupanmu.

Kemudian pohon III dipanggul oleh seseorang dan digunakan untuk menyalibkan Yesus. Maka, pohon III pun menyadari bahwa sesungguhnya dia sangat dekat dengan Tuhan.
Amsal 16:9  Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya.
ENGKAU ALASANKU HIDUP - Jacqlien Celosse
Ku hidup karna anugerah-Mu. Tiada satu pun dapat kubanggakan. Semua karena cinta-Mu. Ini hidupku, pimpin jalanku.
#Kasih-Mu mengubah hidupku. Kau memilihku, s'lamatkan hidupku. Semua karena cinta-Mu. Ini hidupku, pimpin jalanku.
Reff: Yesus pegang erat tanganku. Ku tak dapat hidup di luar kasih-Mu. Bapa jangan tinggalkan aku. Engkau alasan s'lama ku hidup.
(Kaulah alasan s'lama ku hidup) Back to #, Reff

Pintu yang Tertutup ~ Pdt.Samuel Duddy

Catatan Ibadah ke-2 Minggu 26 Juni 2016
Wahyu 3:7  Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
Pintu Terbuka dan Tertutup
Banyak orang termasuk orang Kristen tidak bisa menerima ketika ada pintu yang tertutup. Seringkali mereka berpikir bahwa Tuhan selalu membuka pintu-pintu. Akibatnya mereka menjadi kecewa ketika pintu ditutup atau doa tidak dijawab. Bahkan, ada yang menjadi marah kepada Tuhan. Namun, firman Tuhan menyatakan bahwa Dia juga menutup pintu. Maka dari itu, bersyukurlah dalam segala keadaan. Ketika mendapat pekerjaan baru, bersyukurlah. Ketika di-PHK, bersyukurlah.
Yesaya 55:8-9  Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Tuhan Menutup Pintu atau Menolak Doa kita karena:
1. Tuhan mau beri berkat lebih besar daripada yang kita minta. Ada 2 orang wanita yang tidak memiliki keturunan selama 8 tahun dan 9 tahun lalu minta didoakan. Namun, pak Samuel malah meminta kedua wanita tersebut saling mendoakan. Setahun kemudian Tuhan pun memberikan 2 anak.

2. Tuhan mengetahui waktu yang tepat, seperti pada saat menjadikan Daud sebagai raja. Kita memang maha mau tetapi Tuhan Maha Tahu.
2 Samuel 5:2  Telah lama, ketika Saul memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Dan TUHAN telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel.
3. Kita bersikukuh berada di jalan yang salah. Contoh: Yunus ingin kabur dari panggilan Tuhan sehingga Tuhan menutup jalannya.

4. Tuhan lebih tertarik membangun karakter kita daripada menyelesaikan masalah kita. Contoh: Yusuf diproses Tuhan terlebih dahulu sebelum dia menjadi tangan kanan Firaun. (Kejadian 37: Yusuf dijual saudara-saudaranya, Kejadian 39: Yusuf difitnah dan dipenjarakan, Kejadian 40: Yusuf dilupakan juru minuman)

5. Tuhan sedang melatih kita untuk diam dan bersabar. Contoh: Maria yang mau duduk diam mendengarkan Tuhan. (Lukas 10:38-42)

Saturday, June 25, 2016

Bab 5: Mengembangkan "Iman yang Berasal dari Allah"

Bab 4: Bagaimana Memasuki Hadirat Allah?
Renungan Buku 'Doa untuk Intervensi Surgawi' ~ Dr.Myles Munroe
Bagian II: Persiapan untuk Berdoa
Bab 5: Mengembangkan "Iman yang Berasal dari Allah"

• Setelah kuhitung-hitung ternyata waktu yang kuhabiskan untuk membaca firman Allah masih belum berimbang dengan waktu yang kuhabiskan untuk melihat perspektif lain dari orang-orang di sekitarku dan internet. Aku memang tidak suka membaca koran dan menonton berita di televisi karena seringkali media massa menyajikan banyak berita buruk. Berita-berita buruk selalu saja membangkitkan imajinasi buruk pula sehingga aku pun menjauhinya.

Semasa di asrama aku berpikir bahwa dunia ini tenang, tenteram, dan damai karena suster selalu menjauhkan kami dari berita-berita buruk. Kami tidak boleh membaca koran dan hanya boleh menonton acara televisi yang dipandang baik khusus dari Sabtu sore hingga Minggu pagi atau saat hari libur. Kala itu internet dan ponsel pun tidak boleh ada di asrama. Buku dan majalah pun sudah disortir agar sesuai untuk anak-anak. Namun, ketika berada di sekolah atau berlibur di luar asrama, aku mulai mendengar beberapa berita negatif tetapi kupikir tidak banyak kasus semacam itu karena aku memang sangat jarang mendengar berita-berita semacam itu.

Setelah aku benar-benar meninggalkan asrama aku mulai menghadapi realita kehidupan yang sesungguhnya. Orang-orang di sekitarku tak mau ketinggalan berita sehingga tiap kali terjadi kasus kriminal langsung saja bermunculan banyak penyiar berita di telingaku. "Kemarin baru saja ada kejadian seperti ini dan itu... karena itu berhati-hatilah... jangan mudah percaya sama orang asing... dan seterusnya..." Alhasil, aku pun mulai berpikir bahwa dunia ini sudah di ambang kehancuran dan penuh kuasa gelap karena banyak kejahatan di berbagai tempat.

• Seringkali berita-berita yang mereka sampaikan membuatku takut sendirian menghadapi orang-orang yang menunjukkan gelagat tidak baik sehingga aku berdoa: "Tuhan, tolong aku... jauhkan aku darinya... jauhkan aku dari segala yang jahat." Roh Kudus pun menguatkanku acap kali aku mulai takut. Dia berkata: "Ingatlah janji-Nya."
Matius 28:20b "... Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
• Dengan mengingat janji tersebut aku pun meneguhkan langkahku: "Iya... ya... Tuhan sudah berjanji menyertaiku senantiasa hingga akhir zaman dan Kau pasti tepati janji-Mu seperti yang sudah-sudah. Semua ada dalam kendali-Mu dan tak akan ada yang terjadi tanpa izin-Mu. Terima kasih Tuhan."
~ DENGAN SAYAP-MU ~
¤ Firman-Mu berkata Kau besertaku, Maka kuat roh dan jiwaku. Tangan-Mu Tuhan s'lalu kunantikan. Di setiap langkah kupercaya.
¤ Reff: Dengan sayap-Mu ku akan terbang tinggi. Di tengah badai hidup ku tak menyerah. Kau kekuatan dan perlindungan bagiku.
¤ Pertolonganku di tempat Maha Tinggi. Ku mengangkat tanganku, aku berserah. Kau kunantikan, Kau yang kusembah, Yesusku, Rajaku.

1 Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Ada kalanya Tuhan memberiku kekuatan untuk menghadapi ketakutanku tetapi ada kalanya Tuhan sendiri turun tangan untuk menjauhkanku dari hal-hal yang kutakutkan karena Dia tak akan membiarkanku dicobai melampaui kekuatanku.
Mazmur 119:21 Engkau menghardik orang-orang yang kurang ajar, terkutuklah orang yang menyimpang dari perintah-perintah-Mu.
^.^... ALLAH BANGKIT ...^.^
Kerahkanlah kekuatan-Mu ya Allah. Tunjukkanlah kuasa-Mu ya Tuhan. Serakkan musuh-Mu, s'lamatkanlah umat-Mu. Allah dahsyat di tempat kudus-Nya.
^.^... Reff: Allah bangkit, bersoraklah. Allah bangkit, bernyanyilah. Musuh dikalahkan, Umat-Nya dibebaskan. Allah dahsyat di tempat kudus-Nya. ...^.^
Keluaran 14:14 TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.
Hahaha... senang rasanya ketika Allah bangkit berperang dan aku hanya berdoa dalam diam lalu masalah selesai dengan sendirinya. ALLAH bangkit, bersoraklah! (HORE) ALLAH bangkit, bernyanyilah. (Haleluya)

HALELUYA ~ GMS Live (Penulis: Redo Daeng Badji)
Haleluya... Haleluya... bagi Anak Domba yang duduk tahta.
Haleluya... haleluya... bagi Anak Domba berkuasa s’lamanya.
(Album: Higher)

Thursday, June 23, 2016

Bab 4: Bagaimana Memasuki Hadirat Allah

Bab 3: Otoritas Doa
Renungan Buku 'Doa untuk Intervensi Surgawi' ~ Dr.Myles Munroe
Bagian II: Persiapan untuk Berdoa
Bab 4: Bagaimana Memasuki Hadirat Allah?


▪ Ketika di asrama aku diajari untuk berdoa dengan berlutut. Namun, berlutut terlalu lama di atas lantai membuat lutut terasa sakit, terutama pada saat doa rosario secara utuh yang terbilang lama. Biasanya aku mengalasi lutut dengan sandal jepit tetapi tetap saja tak nyaman berlama-lama seperti itu sehingga doa pun jadi tidak konsentrasi.

Bila aku atau anak asrama lain terlihat setengah berlutut, tentulah ditegur oleh suster. Jadi, aku pun berlutut dengan baik tetapi pada saat kaki kesemutan atau lutut kelelahan hati ini tak henti-hentinya berkata: "lama sekali... kapan selesainya?" dan ketika suster tak melihat, cepat-cepat aku duduk di atas kakiku (setengah berlutut). Nah... dengan begini aku terlihat telah berdoa dengan baik sehingga tidak dimarahi suster.

Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati. Ah... kupikir-pikir... tampaknya doaku saat itu sia-sia saja. Semakin lama aku berlutut, semakin lama aku menggerutu di dalam hati dan semakin tak suka berdoa. Selain itu, doa-doa hafalan itu tidak bisa membuatku menyuarakan isi hatiku yang sesungguhnya sehingga aku masih merasa perlu berdoa lagi ketika berbaring di atas tempat tidurku.

Selanjutnya, setelah meninggalkan asrama aku tidak pernah lagi berdoa secara pribadi dengan berlutut di lantai. Maka, aku pun terkagum-kagum pada saat melihat ada orang yang sanggup berlutut cukup lama di atas lantai ruang ibadah yang hanya beralas karpet. Namun, seandainya aku bisa mendengar suara hati mereka, bisakah aku tetap mengagumi mereka?

Matius 6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Setelah meninggalkan bangku sekolah Katolik aku pun tak pernah ke gereja dan hanya kadang-kadang berdoa di kamar. Namun, beberapa tahun kemudian aku pun mengalami hadirat Tuhan menjamah hidupku lewat acara rohani Kristen berjudul 'Before 30' yang saat itu sempat ditayangkan di Global TV.

Semenjak menerima kasih karunia tersebut aku pun merasakan keharuan luar biasa seperti seorang anak yang baru saja bertemu kembali dengan ortunya setelah lama berpisah. Semenjak itu aku pun berdoa seperti seorang anak yang bercakap-cakap dengan ortunya dalam suasana santai tetapi tetap santun, yakni berdoa sambil duduk. Namun, terkadang aku pun berdoa sembari berbaring karena sedang tak enak badan.

Matius 26:41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.

Beberapa waktu lalu di salah satu khotbahnya pdt.Welyar Kauntu bercerita bahwa dia melatih kedua tangannya agar bisa terangkat tinggi (tidak setengah tiang) untuk waktu yang lama pada saat menyembah Tuhan. Seiring berjalannya waktu dia pun berhasil. Beberapa pendeta lain pun menyatakan bahwa kita perlu menggerakkan tubuh kita agar roh kita semakin berkobar untuk berdoa atau menyembah.

1 Timotius 4:8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

Selama ini doa-doaku dijawab Tuhan Yesus meskipun aku berdoa sembari duduk sama tinggi dan berdiri sama rendah sebagai anak di hadapan Bapa. Selama ini Bapa tidak mengabaikanku dan tidak mengusirku meskipun aku tidak berdoa sambil berlutut dan tidak mengangkat tangan tinggi-tinggi. Selama ini aku berusaha fokus kepada Bapa pada saat berdoa dalam sikap duduk, berdiri, dan berjalan. Jika harus berdoa sambil berlutut dan angkat tangan tinggi-tinggi, aku malah tidak fokus kepada Tuhan karena bagian-bagian tubuhku malah kelelahan sehingga aku semakin sulit berdoa.

Jadi, gimana yach? Apakah aku harus latihan angkat tangan tinggi-tinggi dan juga harus latihan berdoa sambil berlutut? Sebenarnya sikap doa dan penyembahan semacam itu termasuk latihan badani atau ibadah?

▪ Ketika harus berdoa secara korporat, tentulah mengikuti komando dari pemimpin doa agar tercipta harmoni. Ketika diminta berdiri, ya berdiri. Ketika diminta duduk, ya duduk. Namun, ketika diminta bertepuk tangan atau angkat tangan, ya kadang ikut, kadang tidak. Ketika merasa capek,ya tidak ikutan dan lebih memilih sikap tenang... hehehe...

MENGERTI HATIMU
Ajariku mengerti hati-Mu, memahami pikiran-Mu
Ajariku ikuti rencana-Mu, melakukan kehendak-Mu
Reff :
Kuingin diriku menjadi pribadi yang Kau rindukan
S`bab hanya Engkaulah menjadi tujuan hidupku ya Tuhan

Sunday, June 19, 2016

Warisan Kekal (2) ~ Pdt.Stefanus Sujono

Warisan Kekal
Catatan Ibadah ke-2 Minggu 19 Juni 2016

2. Mendapat Nilai-nilai Kerajaan Allah: didik anak-anak agar semakin serupa dengan Yesus. Anak-anak bukanlah pendengar yang baik, tetapi mereka peniru yang baik. Segala sesuatu yang dilakukan orang tua akan ditiru oleh anak-anak. Bila orang tua biasa berbagi satu sama lain dengan memberikan hal terbaik yang mereka miliki, anak-anak juga akan biasa berbagi dengan cara yang sama. Memang lingkungan di luar rumah bisa mempengaruhi perilaku anak-anak. Namun, warna perilakunya tidak akan banyak berubah. Jika di rumah sudah dididik untuk berwarna merah, di luar rumah hanya akan berubah menjadi merah muda dan tidak sampai melenceng ke warna lain.
1 Samuel 2:18-19  Adapun Samuel menjadi pelayan di hadapan TUHAN; ia masih anak-anak, yang tubuhnya berlilitkan baju efod dari kain lenan. Setiap tahun ibunya membuatkan dia jubah kecil dan membawa jubah itu kepadanya, apabila ia bersama-sama suaminya pergi mempersembahkan korban sembelihan tahunan.
Samuel dibesarkan oleh imam Eli yang sudah jarang mendengarkan firman Tuhan. Anak-anak imam Eli juga telah melakukan banyak kejahatan di dalam bait Allah. Dengan demikian, Samuel tidak mempunyai figur keluarga yang dapat ditirunya tetapi dia tetap dapat bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan Allah. Ini semua karena ibunya (Hana). Setiap tahun ibunya membuatkan jubah kecil. Jubah ini melambangkan kebenaran. Setiap tahun di sela-sela kesibukan Samuel sebagai pelayan Tuhan, Hana menyempatkan diri bercerita kepada Samuel tentang identity dan destiny Samuel bagi Tuhan.

Di Tengah Ombak
John Newton (penulis lagu Amazing Grace) merupakan seorang pelaut dan penjual budak seperti ayahnya. Dia pun suka mengucapkan sumpah serapah karena meniru ayahnya. Namun, dia memiliki ibu yang senantiasa mendoakannya. Suatu hari kapalnya diterjang ombak dan air sudah menggenangi bagian dalam kapal. John Newton mengetahui bahwa hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan dia dan kapalnya sehingga dia bergegas pergi ke ruang doa yang ada di kapal tersebut. Katanya: “Tuhan, jika Engkau ada, selamatkan aku dan kapalku.” Seketika itu laut mulai tenang sehingga dia dan kapalnya bisa selamat. Semenjak itu John Newton bertobat dan menuliskan lagu Amazing Grace: dulu buta dan sekarang melihat, dulu terhilang dan sekarang telah ditemukan.

3. Mendedikasikan Hidup bagi Kerajaan Allah.
Matius 20:26-28  Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Jika orang tua sudah melayani Tuhan dengan benar, anak-anak pun akan melayani Tuhan pula. Ada seorang anak kecil yang ingin menjadi seperti ayahnya. Dia ingin menjadi seperti ayahnya, bukan karena ayahnya kaya, bukan pula karena ayahnya pebisnis sukses. Namun, dia ingin menjadi seperti ayahnya karena ayahnya merupakan seorang Kristen yang berhasil di rumahnya.

Beberapa pria sukses di luar tetapi gagal di rumah. Di luar rumah beberapa pria amat murah hati, ramah, dan sabar terhadap orang-orang di sekitarnya. Namun, di rumahnya sendiri pria tersebut langsung marah pada saat isterinya berbuat kesalahan dan pelit terhadap anak-anaknya. Ini tidak seharusnya terjadi. Pria yang sukses di luar rumah belum tentu sukses di dalam rumah, tetapi pria yang sukses di dalam rumah pastilah akan sukses di luar rumah.

Warisan Kekal ~ Pdt.Stefanus Sujono

Catatan Ibadah ke-2 Minggu 19 Juni 2016


Kini Jepang berada dalam bahaya besar melebihi bahaya tsunami. Para pria di Jepang selalu pulang malam karena kalau pulang sore mereka akan digunjingkan tetangga sebagai orang yang bekerja di perusahaan kecil. Para pria yang bekerja di perusahaan besar, seperti Toyota selalu berangkat pagi dan pulang malam. Sementara itu para pria yang bekerja di perusahaan kecil biasa pulang sore lalu pergi ke kedai minum terlebih dahulu untuk mabuk-mabukan agar bisa tiba di rumah pada malam hari. Dengan demikian, pria tersebut bisa membanggakan diri karena tetangganya akan berpikir bahwa dia bekerja di perusahaan besar.

Akibat kebiasaan tersebut banyak suami tidak punya waktu untuk memperhatikan isterinya padahal kebanyakan wanita membutuhkan teman bicara agar tidak stres. Dengan demikian, para isteri di Jepang terpaksa konseling atau menceritakan segala kepahitan hidup kepada anak-anak lelaki mereka karena mereka tidak mungkin menceritakan hal-hal pribadi kepada tetangga atau teman mereka.

Alhasil, banyak anak lelaki di Jepang mengalami gangguan kejiwaan yang mengakibatkan mereka melarikan diri dari kenyataan hidup dengan cara hidup di dunia imajinasi mereka dan sering mengurung diri di kamar. Untuk penyakit semacam ini, hanya ada dua kemungkinan bagi anak-anak tersebut, yaitu menjadi gila atau mati. Ini memprihatinkan.

Sperti Bapa Sayang Anaknya
Oleh karena itu, para ayah perlu menyadari tanggung jawabnya terhadap anak-anak. Jangan berlindung di balik tanggung jawab mencari nafkah karena itu hanyalah satu bagian dari tanggung jawab pria. Para ayah bertanggung jawab memberikan warisan kepada anak-anaknya karena ayah yang punya otoritas. Namun, jangan hanya memberikan warisan harta yang bersifat sementara, berikan pula warisan kekal agar anak-anak mampu menghadapi kerasnya kehidupan. Salah satu hal yang dapat diwariskan adalah pengampunan.

Agar bisa memberikan warisan yang bernilai kekal, didiklah anak-anak agar:

1. Mendapat Bagian dalam Kerajaan Allah: kerjakanlah keselamatan dengan takut dan gentar.
Matius 20:20-21  Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
Ibu anak-anak Zebedeus memiliki kerinduan agar kedua anaknya mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Seharusnya seorang ayah juga memiliki kerinduan semacam ini. Yesus tidak menyalahkan kerinduan hati ibu tersebut dan hanya meluruskan caranya, yaitu jadilah pelayan untuk menjadi yang terbesar di dalam Kerajaan Allah. Setiap orang tua seharusnya juga memiliki kerinduan agar anak-anaknya mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Saturday, June 18, 2016

Bab 3: Otoritas Doa

Renungan Buku 'Doa untuk Intervensi Surgawi' ~ Dr. Myles Munroe
BAGIAN I: Tujuan dan Prioritas Doa

Semenjak anak-anak (TK) aku diajari berdoa kepada Tuhan Yesus yang penuh kasih dan aku menyukainya. Selanjutnya, ketika aku beranjak remaja dan menghadapi masalah besar, kupikir tak ada gunanya berdoa sehingga aku pun mengusir-Nya (lulus SD). "Buat apa berdoa jika tak bisa terhindar dari masalah? Buat apa berdoa 'Bapa Kami' kalau tidak bisa menjauhkanku dari segala yang jahat?" Namun, bukan Tuhan Yesus namanya bila Dia menuruti permintaan semacam ini.
2 Timotius 2:13  jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.

Lambat laun aku mulai mencurigai bahwa masalah-masalah yang kuhadapi adalah tipuan setan untuk menjauhkanku dari TuhanYesus (retret SMP). Namun, ada beberapa hal yang masih membingungkanku sehingga saat itu aku mulai bertanya-tanya di dalam hati: "Tuhan yang sebenarnya itu seperti apa sich? Mengapa Tuhan di Perjanjian Baru terkesan amat sangat penuh kasih terhadap orang berdosa sedangkan di Perjanjian Lama Dia terkesan kejam hingga membunuh orang-orang berdosa? Bahkan, bayi-bayi yang seharusnya belum mengenal dosa pun turut dibunuh-Nya. Apa karena dosa asal yang diwariskan Adam dan Hawa?"
1 Samuel 15:2-3  Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir. Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai."

Setelah mengingat-ingat isi Perjanjian Lama aku berkata dengan nekat (SMP): "Tuhan, jika Engkau sama jahatnya dengan setan, aku ikut setan saja karena setidaknya setan mau membantuku balas dendam sedangkan Kau tidak mau membantuku dan membiarkanku dalam masalah." Namun, hati ini tidak tenang sehingga sesekali masih membaca Alkitab. Eh, tak lama setelah itu aku bermimpi dicekik setan. Lalu kudengar banyak orang berdoa 'Bapa Kami' untukku hingga akhirnya aku tidak jadi ikut setan karena mimpi itu benar-benar terasa nyata dan sungguh mencekam... hehehe...

Semenjak beroleh mimpi tersebut aku semakin menyadari bahwa aku telah ditipu setan. Faktanya Tuhan Yesus tak pernah meninggalkanku dan selalu ingin menolongku tetapi aku yang menolaknya karena terfokus pada masalah.

Meskipun doa yang Yesus ajarkan telah menolongku dari cekikan setan, aku tetap merasa takut bila mengingat isi Perjanjian Lama sehingga aku berkata kepada-Nya: "Tuhan, aku masih tidak tahu Engkau seperti apa tetapi aku percaya Tuhan Yesus penuh kasih. Apakah Tuhan di Perjanjian Lama sama dengan Tuhan di Perjanjian Baru? Apakah Tuhan hanya membunuh orang-orang berdosa yang tidak mau bertobat?"

Namun, doa sekonyol itu pun direspon dengan baik oleh-Nya. Di tengah berbagai goncangan besar yang datang silih berganti di hidupku Tuhan selalu hadir menghiburku dan mengingatkanku akan janji atau firman-Nya. Meskipun demikian, setiap manusia telah jatuh ke dalam dosa. Aku pun punya dosa. Oleh karena itu, aku ya takut kepada-Nya sehingga sempat berdoa: "Tuhan, tolong jangan berbicara kepadaku atau mendadak muncul di depanku karena aku takut."

Keluaran 20:19  Mereka berkata kepada Musa: "Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati."

Keluaran 33:20  Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup."

1 Yohanes 1:8-10  Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

Lantas Tuhan berbicara kepadaku dengan lagu (akhir 2013) dan suara nan lembut (April 2014) untuk menenangkanku. Hahaha... ternyata Tuhan itu memang baik. Jika Dia jahat seperti setan, Dia tidak akan mau mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia dan tanpa pengorbanan-Nya aku juga tidak akan sanggup bertahan hidup. Selanjutnya, setelah lahir baru berbagai pertanyaanku mulai terjawab satu per satu.

"Meskipun kita menikmati kebaikan dan penerimaan Tuhan, kita tidak berani meremehkan bahwa Tuhan juga adalah Api Yang Menghanguskan!" ~ Philip Mantofa

Ibrani 12:28-29  Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.

Nah, karena telah merasakan dampak penebusan Kristus di hidupku, akhirnya aku pun bisa berdoa kepada-Nya sebagai anak-Nya, sahabat-Nya, murid-Nya, dan umat-Nya...^.^

Kasih-Nya seperti Sungai
KASIH-NYA SEPERTI SUNGAI

Kasih-Nya seperti sungai, kasih-Nya seperti sungai, kasih-Nya seperti sungai di hatiku. Mengalir di waktu susah, mengalir di waktu senang, kasih-Nya seperti sungai di hatiku.

Damai-Nya seperti sungai, damai-Nya seperti sungai, damai-Nya seperti sungai di hatiku. Mengalir di waktu susah, mengalir di waktu senang, damai-Nya seperti sungai di hatiku.

Berkat-Nya seperti sungai, berkat-Nya seperti sungai, berkat-Nya seperti sungai di hatiku. Mengalir di waktu susah, mengalir di waktu senang, berkat-Nya seperti sungai di hatiku.

Kuasa-Nya seperti sungai, kuasa-Nya seperti sungai, kuasa-Nya seperti sungai di hatiku. Mengalir di waktu susah, mengalir di waktu senang, kuasa-Nya seperti sungai di hatiku.

Friday, June 17, 2016

Bab 2: Kejadian Doa

Renungan Buku 'Doa untuk Intervensi Surgawi' ~ Dr. Myles Munroe
BAGIAN I: Tujuan dan Prioritas Doa
Bab 1: Apakah Doa Memang Bekerja?

Meskipun doa telah menjadi suatu kebutuhan, ada kalanya rasa kantuk membuatku lalai berdoa. Jika sudah mengantuk, seringkali berpikir: "Tuhan pasti mengetahui semua kebutuhanku sehingga aku pun tak perlu memaksa diri untuk berdoa." Namun, kalau lama tidak berdoa, hati ini seperti taman yang tidak diairi dengan baik. Bila tidak berdoa secara konsisten, emosi menjadi labil (mudah gelisah, panik, marah, atau tersinggung). Bila aku lalai berdoa, Roh Kudus pun menegur lewat mimpi... hehehe...


Yohanes 14:12  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;
Yesus ingin setiap orang percaya melakukan pekerjaan besar tetapi konsekuensinya juga besar donk. Ketika ke gereja, tiba-tiba bertemu mantan bos yang sempat tidak langsung membayar gajiku lalu bertemu mantan atasan yang sempat mengajarkan ketidakbenaran. Aneh sekali... gerejanya buesar... jemaatnya juga amat buanyak... tapi kok aku bisa bertemu mereka? Meskipun tidak sering bertemu, tetap saja membuat hati ini was-was saat datang ke gereja. Gimana kalau bertemu mereka lagi?


Nah, semakin dipikirkan aku merasa semakin aneh. Siapa yang salah? Siapa yang benar? Mengapa aku takut kepada mereka? Bukankah seharusnya mereka yang takut terhadapku? Kenapa ya?
Matius 14:3-4  Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya. Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: "Tidak halal engkau mengambil Herodias!"
Matius 14:6-8  Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam."
Oooh... kini kutahu alasannya. Acap kali harus menegur seseorang, seketika itu juga aku menjadi berat lidah karena setahuku tidak semua orang suka ditegur. Bahkan, ada orang yang bisa bereaksi seperti Herodias. Herodias tidak langsung marah ketika Yohanes menegur Herodes tetapi diam-diam Herodias menyimpan belati di hati alias dendam hingga akhirnya dia meminta kepala Yohanes melalui anaknya. Nah, Herodias lain juga masih ada di era teknologi.

Alkisah di masa yang silam tiga remaja laki-laki (H, R, Y) sedang bermain sepak bola dengan mesin Play Station (PS) di lantai 2 sebuah ruko. Ketika jam makan siang tiba, anak pemilik PS (Y) segera makan di lantai 1 setelah mengajak kedua teman bermainnya (H dan R).

Namun, H dan R tidak segera menyusul makan sehingga Y berteriak kepada mereka dari lantai 1: "Hoi... ayo makan... matikan PS-nya..." Tak lama kemudian kedua temannya segera turun setelah mematikan PS tetapi mereka segera berpamitan pulang dengan alasan mereka ingin makan di rumah mereka sendiri. Semenjak itu H dan R tidak pernah datang lagi ke rumah Y meskipun ditawari bermain PS.

Beberapa bulan kemudian mamanya Y ditelepon oleh mamanya H dan R. Katanya: "R mau ke rumahmu sambil membawa pisau dapur untuk membunuh Y karena Y pernah mengusir dia dan kokonya pada saat bermain PS." Dengan penuh keterkejutan mamanya Y segera mengatakan bahwa Y tidak pernah bermaksud mengusir H dan R. Y memang berteriak tetapi tidak ada maksud mengusirnya dan hanya ingin meminta H dan R makan dulu.

Namun, mamanya H dan R berkata: "Lebih baik suruhlah Y meminta maaf kepada R agar R tidak lagi marah kepadanya." Karena tak ingin terjadi hal-hal buruk, Y langsung meminta maaf kepada R dengan ditemani papanya sehingga pisau dapur R tidak sampai bertindak. Setelah kejadian tersebut hubungan mereka semakin renggang. Y harus berhati-hati terhadap R karena ternyata R sangat sensitif. Di balik wajah ramahnya bisa tersimpan sebuah pisau belati di hati bagi setiap orang yang dianggap menyakitinya meskipun bisa saja hanya salah paham.

Yach... tampaknya pikiran bawah sadarku masih merekam kejadian tersebut sehingga aku pun selalu takut menegur orang dan harus ekstra hati-hati dalam berbicara. Lebih baik aku dikatakan pendiam oleh orang-orang yang baru kukenal daripada aku salah bicara lalu menuai dendam. Maka, setelah lahir baru aku mulai diajar Roh Kudus untuk menegur orang lewat tulisan.
Kolose 3:16  Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
Meskipun takut, tetap saja kulakukan karena Tuhan beri kekuatan dan pencobaannya juga tidak melebihi batasanku. Dengan hati berdebar-debar aku pun mengawali teguranku dengan cerita fiksi karena Yesus juga suka menggunakan perumpamaan dalam menyampaikan sesuatu. Seiring berjalannya waktu mulai timbul sedikit keberanian untuk menggunakan cerita non fiksi dengan inisial nama dan menggunakan gaya bahasa tersirat. Namun, ketika harus menegur dengan bahasa lisan, masih belum bisa nich... lidahku langsung terasa kelu.

Selain itu, ada kalanya kita harus memberikan teguran keras seperti teguran Yesus kepada ahli-ahli taurat dan orang Farisi (Mat 23:27) padahal tidak semua orang bisa menerima teguran yang keras. Mereka yang tidak terima, bisa jadi memberikan perlawanan yang keras pula. Untuk hal semacam ini, aku juga masih belum sanggup.
Matius 10:28  Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
Iya sich... mauku begitu... tetapi imanku belum sebesar itu.
Matius 17:20  Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.
Iman sebesar Biji Sesawi
Oke dech... aku akan coba menanam iman sebesar biji sesawi lalu nanti siapa ya yang menyiraminya agar bisa bertumbuh lebih besar daripada sesawi? ^.^
1 Korintus 3:7  Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.
S'PERTI BAPA SAYANG ANAKNYA
Bapa besar sungguh kasih setia-Mu. Nyata sungguh perlindungan-Mu. Tak satu kuasa mampu pisahkan aku dari kasih-Mu. Bapa ajar ku s’lalu hormati-Mu. Ajarku s’turut perintah-Mu. B’rikanku hati ‘tuk menyembah-Mu Dan bersyukur s’tiap waktu.
Reff : S’perti Bapa sayang anak-Nya, Demikianlah Engkau mengasihiku. Kau jadikan biji mata-Mu. Kau berikan s’mua yang ada pada-Mu. S’perti Bapa sayang anak-Nya, Demikianlah Kau menuntun langkahku. Hari depan indah Kau beri. Rancangan-Mu yang terbaik bagiku.

Tuesday, June 14, 2016

Bab 1: Apakah Doa Memang Bekerja?

Renungan Buku 'Doa untuk Intervensi Surgawi' ~ Dr. Myles Munroe

BAGIAN I: Tujuan dan Prioritas Doa
Bab 1: Apakah Doa Memang Bekerja?

◆ Sering berdoa membuat hati ini lega. Doa bagaikan air bagi tubuh yang menyegarkan jiwa. Doa bagaikan obat penenang yang menenteramkan jiwa. Doa bagaikan oase di tengah padang gurun. Doa bagaikan minuman penambah stamina di tengah keletihan batin.

Biasanya aku berdoa sebelum tidur, berdoa saat bangun tidur, berdoa sebelum makan, berdoa sebelum menemui orang galak, berdoa ketika bertemu penggoda atau orang kurang ajar, berdoa saat menghadapi musuh, berdoa saat memperoleh atau kehilangan sesuatu, berdoa sewaktu sakit, berdoa di tengah kebingungan, berdoa untuk ini dan itu... sering sekali.

Namun, aku tidak pandai merangkai kata sehingga doaku singkat-singkat saja. Bahkan, kebanyakan doaku tidak lebih dari 1 menit karena ada doa yang hanya berupa 1 kalimat. Meskipun demikian, kebanyakan doanya terkabul lho. Hore... Contoh: Ketika aku diajak temanku menemui orang galak, seketika aku berdoa: "Tuhan, jauhkan kami dari segala yang jahat". Nah, setiba di tempat itu kami mengetahui bahwa orang galak sedang kedatangan tamu istimewa sehingga tidak bisa galak terhadap kami... hehehe... syukurlah...

SAAT INDAH KUBERHADAPAN DENGAN-MU
Saat indah kuberhadapan dengan-Mu, Memandang wajah-Mu Yesus kekasih jiwaku. Bawa daku erat dalam pelukan-Mu, Menikmati kasih dan indah-Nya hadirat-Mu.
Hadirat-Mu Tuhan kurasakan, Kekudusan-Mu Bapa penuhiku. Kurindu selalu diam dalam bait-Mu, Menikmati kasih anugrah-Mu.

◆ Doa punya misteri: tak bisa diduga kapan dijawab dan kapan dikabulkan. Hanya waktu yang bisa menjawabnya. Kadang jawabannya terasa cepat tetapi kadang terasa lambat. Kadang langsung dikabulkan tetapi kadang hanya dijawab dengan janji dan harus menunggu luamaaaa... entah sampai kapan.

Jika doa sudah dijawab dengan janji, apa yang harus dilakukan selama masa penantian? Apa berhenti mendoakan hal yang sama karena Tuhan pasti menepati janji-Nya? Jika tetap mendoakan hal yang sama, jawaban-Nya ya tetap sama: "Jangan khawatir. Percayalah pada-Ku... (Kis 16:31)" Namun, di sisi lain kita harus terus berdoa hingga sesuatu terjadi. Jadi, doanya gimana ya?

◆ Ketika doa tak dijawab, bagaikan malam tiada berbintang, sejuta tanya pun melesak di dada. "Tuhan, KAU ada dimana? Apa KAU tahu semua yang kualami?" hiks... hiks... hiks... Namun, seiring berjalannya waktu kusadari hal ini sebagai ujian iman. Ketika doa tak dijawab, masihkah kau setia menunggu jawaban Tuhan atau justru mencari jawaban dari paranormal atau malah berusaha dengan kekuatan sendiri? Ketika doa tak dijawab, akankah kau meragukan kasih Tuhan?

◆ Ketika doa dijawab, laksana menikmati hangatnya sinar mentari di pagi yang cerah. Hadirat-Nya terasa ada dimana-mana, panas terik pun tak dirasa, gelombang badai dan taufan juga bukan masalah, kegelapan tak menggentarkan pula... hahaha...
IMMANUEL
KAU ada dimanapun ku ada. Menuntun, menopang, menguatkanku. Penghibur, pelindung, menara kekuatan. Tuhan Kau nyata di hidupku.
Immanuel… Immanuel. Kau besertaku. Ku aman dalammu. Immanuel.. Immanuel. Kau Penyelamatku. Hidupku aman di dalammu. S’gala hal dapat kulakukan dengan-Mu, dengan-Mu Tuhan.

^.^... Semoga ada jawaban di bab-bab selanjutnya ...^.^

Sunday, June 12, 2016

Apa Kamu Sudah Punya Tas?

Dimensi Rohani (2)
Catatan Ibadah ke-2 Minggu 12 Juni 2016
Pdt.Chris Manusama: "Apa kamu sudah punya tas? Kamu kok tidak kawin-kawin? Tuhan tahu semua kebutuhanmu dan pasti Dia sediakan."
^.^... Astaga... apa hubungannya dengan topik khotbah hari ini? Rasanya 'sesuatu'... hahaha...

Beberapa minggu lalu meme bungsu membutuhkan tas troli baru karena gagang dan roda trolinya sudah rusak dalam perjalanan Surabaya ke Tangerang. Karena libur Natal nanti dia perlu balik ke Surabaya, aku pun berkata kepadanya: "Pakai tas jinjing atau kardus saja karena tas troli murah memang roda dan gagangnya tidak awet  sedangkan tas troli mahal aku tak sanggup beli." Namun, dia mengatakan bahwa barangnya banyak sehingga tak kuat membawanya kalau pakai tas jinjing.

Hehehe... setelah mengatakan hal itu aku merasa tak tega. Semasa SMP aku pernah pergi berkemah dengan memasukkan semua perlengkapanku ke dalam satu kardus agar mudah membawanya karena aku tidak punya tas besar dan tak ingin repot membawa banyak tas kecil. Eh, menjelang subuh tepat pada hari kepulanganku dari area perkemahan turunlah hujan deras dan tenda yang kutempati bocor pula sehingga air segera masuk dan menelan kardusku. Alhasil aku pindahkan semua barangku ke dalam tas kresek sehingga aku terpaksa pulang dengan banyak tas kresek. Ribet banget -.-

Karena mengingat peristiwa itu, aku pun berusaha mencarikannya tas troli baru secara online sembari mendengarkan lagu-lagu rohani. Namun, dengan budget Rp100rb aku tidak menemukan tas troli yang dia butuhkan. Namun, tiba-tiba aku melihat sebuah toko online yang menjual troli lipat dengan harga Rp92rb dengan kapasitas maksimal 40 kg. Hahaha... tiada rotan akar pun jadi. Tampaknya ini bisa dipakainya karena barang bawaan meme tak mungkin melebihi 40 kg.
Efesus 3:20-21  Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.
Tas Troli Ciptaan Baru
Kebetulan pula lokasi toko tersebut ada di Jakarta. Ongkos kirim Jakarta ke Tangerang tentulah lebih murah daripada ongkos kirim Surabaya ke Tangerang. Maka, aku pun segera memesan dan meminta toko tersebut langsung mengirimkan troli tersebut kepadanya.

Ternyata troli itu pun melebihi yang kami harapkan. Troli lipat tersebut bisa menyatu dengan tas troli lama (yang gagang dan rodanya rusak) sehingga kini memeku punya tas troli lama yang diperbarui... hahaha... ini seperti ciptaan baru.
2 Korintus 5:17  Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Kemudian tiba-tiba aku ingin membeli tas kecil minimal berukuran 7 inchi karena rasanya aku akan diajak ke pesta... hahaha... Mungkin kali ini perasaanku salah karena biasanya tiap kali dapat undangan pesta aku selalu nitip teman dan hampir tak pernah hadir, kecuali pestanya diadakan oleh kerabat dekat. Selain itu, aku pun belum memiliki dana untuk membeli tas baru.

Namun, karena ada waktu luang, ya aku cari saja tas yang kuinginkan sembari tetap memutar lagu-lagu rohani. Setelah pencarian yang cukup lama aku pun menemukan tas impianku lalu kutandai sebagai wishlist tetapi belinya nanti saja pada saat dananya siap... hehehe...

Nah, dari proses pencarian tas-tas tersebut aku menyadari bahwa kita memang bisa menghadirkan Kristus dalam keseharian kita dengan memutar lagu-lagu rohani di sela-sela kegiatan kita. Namun, meskipun aku dapat tasnya, aku tidak terlalu ingat lagu-lagu apa saja yang telah kudengar selama proses pencarian tersebut karena aku tidak berfokus kepada satu hal. Ini berarti kita tidak bisa melakukan efisiensi saat teduh dengan cara menggabungkannya dengan kegiatan sehari-hari. Saat teduh (doa, pujian, penyembahan, membaca dan merenungkan Alkitab) tetap harus memiliki waktu khusus yang benar-benar bebas dari aktivitas dunia...^.^

Selanjutnya soal kawin... tunggu dulu donk. Kalau belum nikah, mana boleh kawin? Hehehe... memang nikah dan kawin dalam kamus Bahasa Indonesia memiliki kemiripan arti sebagai berikut:
Nikah adalah ikatan (akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama.
Kawin adalah
1.membentuk keluarga dengan lawan jenis; bersuami atau beristri;
2.melakukan hubungan kelamin; berkelamin (untuk hewan);
3. bersetubuh.
Nah, anak muda cenderung mengartikan kata 'kawin' sesuai arti ke-2 dan ke-3. Jadi, anak muda yang benar selalu berprinsip: 'nikah dulu baru kawin'. Namun, aku tahu lha yang dimaksud pak Chris adalah nikah dan kudengar Tuhan berkata ... (rahasia...^.^)

Bapa, Bapa Kunaikkan Syukur Pada-Mu – Ir. Niko Njotorahardjo
Bapa, Bapa kunaikkan syukur pada-Mu. Bapa, Bapa kusembah sujud kepada-Mu.
Reff: Sungguh besar dan kudus nama-Mu Bapa. Ku s'lalu puji nama-Mu. Besar setia-Mu rahmat-Mu di dalam hidupku. Bapa kumengasihi-Mu.

Dimensi Rohani (2) ~ Pdt.Chris Manusama

Catatan Ibadah ke-2 Minggu 12 Juni 2016

Saat ini banyak orang Kristen pergi ke Hollywood tanpa Holy Spirit: datang ke gereja hanya untuk memperoleh berkat. Di dalam melayani Tuhan ada 'panggung' dan 'mezbah'. Di panggung kita memenuhi tuntutan tetapi di mezbah kita merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Mazmur 73:22  aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.
Dulu pak Chris mengikuti paduan suara gereja tetapi belum bertobat. Rokoknya masih mengepul seperti kereta api tetapi dia mendadak kudus ketika memasuki gereja. Rokok dimatikan di depan gereja dan dia kembali berbuat dosa setelah keluar dari gereja. Namun, akhirnya dia bertobat.

Marilah belajar dari Daud yang mau bertanggung jawab atas 2-3 ekor dombanya meskipun tak ada yang melihat. Demi melindungi 2-3 ekor dombanya, dia pun membunuh singa dan beruang. Kita juga harus bertanggung jawab menjadi imam di tengah keluarga, di kantor, di gereja, dan dimanapun kita berada.

Karena memberitakan Yesus, Yohanes juga akan dibunuh dengan cara dimasukkan ke dalam minyak zaitun yang mendidih tetapi dia tidak mati. Maka, dia dibuang ke Pulau Patmos...anggaplah pulau setan yang gersang. Namun, di sana Yohanes tidak melihat setan tetapi dia melihat penyembahan di Sorga.
Wahyu 4:10-11  maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."
Ada orang yang mengatakan bahwa yang penting masuk Sorga meskipun hanya di emperannya. Jangan kampungan karena Yesus ada di dalam kita dan akan memampukan kita untuk serupa dengan-Nya. Gereja adalah mempelai-Nya, kita pun akan didudukkan di atas tahta-Nya.

Ketika pak Chris ke tempat pengolahan emas, dia diberitahu bahwa kotoran terakhir dari emas adalah perak. Perak juga berharga tetapi harus disingkirkan karena ada yang lebih berharga, yakni emas. Agar kita semakin serupa dengan Kristus, ada hal-hal baik yang harus dibuang dari kita karena ada yang jauh lebih baik.
Wahyu 3:21  Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.
Hidup Kudus
Kita diberi otoritas untuk menghakimi dunia dan malaikat. Jika malaikat berdosa, dia dibuang. Namun, jika kita berdosa, Tuhan datang mencari kita. Di Perjanjian Lama setiap orang berdosa harus mati meskipun hanya dosa rakus. Agar tidak mati, orang berdosa harus datang ke hadapan imam dengan membawa domba pengganti dirinya. Lalu sebelum domba disembelih, imam akan memeriksa domba tersebut untuk memastikan dombanya tidak cacat.

Di Perjanjian Baru Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai domba yang rela mati menggantikan kita. Maka, kita selalu punya alasan untuk menyembah-Nya.
1 Korintus 6:2-3  Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tangan kamu, tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang tidak berarti? Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat? Jadi apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari. 

Dimensi Rohani ~ Pdt.Chris Manusama

Catatan Ibadah ke-2 Minggu 12 Juni 2016

KAU yang TERINDAH
Kau yang Terindah di dalam hidup ini. Tiada Allah Tuhan yang seperti Engkau, besar, perkasa, penuh kemuliaan. Kau yang Termanis di dalam hidup ini. Kucinta Kau lebih dari segalanya, besar kasih setia-Mu kepadaku.
Reff: Kusembah Kau Ya Allahku. Kutinggikan Nama-Mu Selalu. Tiada Lutut Tak Bertelut Menyembah Yesus Tuhan Rajaku. Kusembah Kau Ya Allahku. Kutinggikan Nama-Mu Selalu. Semua Lidah ‘Kan Mengaku Engkaulah Yesus Tuhan Rajaku.

Pada akhirnya semua lutut akan dipaksa bertelut menyembah Yesus karena Yesus adalah satu-satunya jalan ke Sorga. Ada banyak jalan menuju Roma tetapi hanya Yesus jalan ke Sorga. Bukan Yesus yang memaksa mereka bertelut tetapi kehidupan yang akan memaksa mereka semua bertelut dan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan.

Dulu Tuhan hanya berbicara kepada nabi-nabi sehingga raja-raja mencari nabi pada saat akan mengambil keputusan penting. Namun, sejak 2000 tahun yang lalu Tuhan telah berjanji untuk memberikan Roh Kudus kepada setiap orang yang percaya.
Yohanes 14:12  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;
Berserah kepada Tuhan
Jika kita percaya kepada Yesus, kita juga dipanggil untuk melakukan pekerjaan-Nya, bahkan lebih besar daripada itu sehingga Dia mencurahkan Roh Kudus yang tak terbatas untuk menolong kita. Namun, banyak orang Kristen gagal melakukan pekerjaan-Nya karena tidak mau menyerahkan diri kepada Tuhan.
Kisah Para Rasul 2:17-18  Akan terjadi pada hari-hari terakhir — demikianlah firman Allah — bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat.
Janji tersebut bukan hanya untuk pendeta tetapi untuk setiap orang percaya. Namun, saat ini masih banyak orang Kristen yang belum menerima janji ini karena tidak percaya. Bahkan, ada orang Kristen yang antri ke dukun atau paranormal untuk mendapatkan nubuatan padahal seharusnya setiap orang Kristen bisa mendengar suara Tuhan. Ada pula yang selalu mencari pendeta untuk didoakan atau disembuhkan sehingga pendeta jadi seperti dukun. Apa bedanya kamu dengan pendeta? Bedanya hanya pada fungsi.

Dengan melihat, kita bisa mengatakan bahwa tempatnya indah dan warna merahnya bagus tetapi jika kita buta, apa yang terlihat bagus dan indah? Jika hanya mengandalkan kelima indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, dan peraba), kita bisa berpendapat bahwa Tuhan tidak ada karena kita tidak melihat-Nya.

Untuk memahami hal-hal rohani, kita harus menggunakan iman. Iman timbul dari pendengaran akan firman Tuhan. Kamu bisa mendengar suara setan tanpa belajar sehingga seharusnya kamu juga bisa mendengar suara Tuhan. Jika hanya suara setan yang kamu dengarkan, rumah tanggamu bisa berantakan. Jadi, jika Anda Kristen tetapi belum pernah berjumpa Kristus, berarti Anda gagal menjadi Kristen.

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.