Sunday, June 26, 2016

Jika Tak Ada Pintu Lain yang Terbuka

Catatan Ibadah ke-2 Minggu 26 Juni 2016

Oh, kenapa Tuhan tidak memberiku ide agar secepatnya keluar dari sana? Temanku menyarankan agar aku tetap di sana karena bila di tempat itu banyak masalah, biasanya Tuhan sudah menyiapkan berkat-Nya setelah kita kuat menghadapi masalah-masalah tersebut. Namun, kubilang kepadanya bahwa aku akan tetap di sana jika tidak ada pintu lain yang terbuka.
Yakobus 4:7-8  Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
Jika Tak Ada Pintu yang Terbuka
Lalu tiba-tiba aku teringat pula kata-kata pendeta: "pada saat kamu tidak ingin memuji dan menyembah Tuhan... itulah saatnya kamu harus memuji dan menyembah-Nya." Hmmm... Oke dech aku akan melawan iblis biar dia lari terbirit-birit. Kini saatnya berhenti minum obat dan jika ditanya orang-orang di sekitarku, aku akan katakan bahwa aku telah sembuh meskipun sesunguhnya baru sembuh 70%. Kini waktunya mendekat kepada Tuhan dengan memuji dan menyembah-Nya sepenuh hati meskipun tubuh terasa letih dan telinga masih agak bergema sehingga mendengar lagu seperti ini.

Kaulah Tuhan... (Tuhan...) uhuk... (uhuk...) penyembuhku... (mbuhku...) ehem... hem... (hem...) Kau sembuhkan... (mbuhkan...) uhuk... uhuk... (uhuk...) sakitku... (kitku...) Kau berfirman... (firman...) Huff... (Huff...) dan sembuhkanku... (kanku...) Kau Tuhan penyembuhku... (mbuhku...) ehem... (ehem...)

Aduh... aku bisa gila kalau begini terus. Lagi sakit kok malah nyanyi? Tenggorokanku bisa semakin kering dan gatal. Suaranya terus bergema pula... Huff...

Lanjutkan saja...
Yesaya 40:29  Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
Oke dech... nyanyi lagi... lagi... dan lagi... hingga akhirnya penyakitku menjauh pergi dan telingaku kembali mendengar secara normal beberapa hari kemudian. Hahaha... ternyata Tuhan memang benar-benar bertahta di atas pujian dan penyembahan umat-Nya dan ternyata benar-benar ada kuasa di dalam pujian dan penyembahan meskipun diucapkan dengan suara serak dan sambil terbatuk-batuk karena tenggorokan tak nyaman. Oh... andai saja sudah kulakukan sejak awal, mungkin aku tak perlu minum obat dari dokter yang GJ itu.

Hehehe... untung saat itu tidak ada manusia yang dengar nyanyian 'merdu' itu. Jika ada yang mendengarku bernyanyi seperti itu, biasanya ada orang yang akan berkata: "jangan nyanyi... suaramu tidak enak..." tetapi bagi Tuhan suara serak bercampur agak batuk bisa tetap merdu di telinga-Nya karena Dia melihat hati...^.^ Jadi, yang terpenting jaga hati biar doa tak terhalang.
Amsal 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
ALLAH SANGGUP
Apa yang tak pernah dilihat mata dan tak pernah didengar telinga, yang tak pernah timbul di dalam hati, semua disediakan bagi yang mengasihi Dia.
Reff: Allah sanggup melakukan segala perkara. Dulu, S’karang, dan S’lamanya. Kuasa-Nya tidak berubah (2x).

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.