Sunday, January 31, 2021

Melihat Perspektif Murid Tuhan

Melihat Perspektif Tuhan
Catatan Ibadah Online Minggu 31 Januari 2020

Sekitar 3 minggu lalu aku sempat komplain kepada Tuhan: "Mengapa Kau pertemukanku dengan para pebisnis yang cinta Mamon? Apa yang bisa kupelajari dari mereka? Bete aku. Apa Engkau tidak punya pebisnis yang benar?" Tak lama berselang kulihat iklan penjualan sebuah buku bisnis dengan gambar pantai sebagai sampul depannya. Judulnya pun mengundang rasa penasaran karena tertulis 'Business is Fun'.

Hmm... Fun? Sejak kapan bisnis itu menyenangkan? Ketika dulu diwajibkan mengambil mata kuliah Pengantar Bisnis dan Kewirausahaan, rasanya bisnis tuh sungguh amat sangat membosankan. Nah, ketika memasuki dunia kerja, aku justru melihat banyak pebisnis stres sehingga aku yakin bisnis itu ruwet. Lalu bagaimana mungkin bisnis itu menyenangkan? Mungkinkah itu buku bisnis agen travel? Mungkin karena dia berbisnis sesuai hobinya traveling, bisnis itu jadi menyenangkan.

Karena penasaran, kubeli bukunya untuk memahami cara pandangnya. Bagian awal buku masih sesuai dengan realita pahit yang dihadapi kebanyakan pebisnis cinta mamon. Gila tuh Johnny The Kwetiau Man kerja terus sampai tak ada waktu untuk keluarga dan mati saat bekerja. Ngapain dia tidak bisa berkata cukup? Ngapain dia tidak menetapkan hari libur? Sederhananya begitu ya... Seharusnya biarlah pelanggan menyesuaikan diri dengan jam kerja pebisnis sehingga uang yang mengejar pebisnis dan bukan pebisnis yang mengejar uang karena menyesuaikan dirinya dengan jam pelanggan hingga hidupnya hanya untuk bekerja lalu mati sia-sia.

Namun, tampaknya coach Yohanes punya impian yang lebih besar daripada impianku. Jadi, cara berpikirnya tidak sesederhana pikiranku itu. Dia ingin membantu Johnny mewujudkan bisnis kwetiau yang besar dan menyenangkan. Nah, ketika dia mulai mengupas strategi demi strategi, aku mulai bosan dan merasa bahwa aku salah beli buku. Loh, katanya buku tersebut cocok untuk entrepeneur dan calon entrepreneur, tetapi menurutku lebih cocok untuk entrepreneur besar. Maka, kututup tuh buku.

Eh, keesokan harinya seseorang bernama Paulus meneleponku dan menawarkan workshop untuk pebisnis pemula setelah dia menanyakan statusku pebisnis atau profesional. Dia menginformasikan hal itu karena aku telah membeli bukunya coach Yohanes. Hehehe… kukatakan kepadanya bahwa aku hanya ingin tahu. Namun, di dalam hati aku berkata: 'Ya ampun Tuhan. Sepertinya Engkau mau aku belajar bisnis yang ruwet nan super membosankan ini.' Kok bisa sich sampai ditelepon segala?

Rasanya seperti mendapat telepon dari malaikat di surga atau telepon dari rasul Paulus yang dulunya berbisnis tenda. Hehehe... Eh, ini Paulus siapa ya? Oh, ternyata pak Paulus Robert, bukan pak Paulus Bambang - salah satu pebisnis dalam Tuhan (pdT) dari GMS. Ya udah dech... Perlahan-lahan kulanjutkan kembali membaca buku tersebut. Ketika mulai bosan, kututup lagi... buka tutup... buka tutup... hingga beberapa kali hingga akhirnya berhasil mencapai bagian akhir setelah beberapa hari membacanya.

Pengkhotbah 7:8 Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati.

Ternyata coach Yohanes selalu melibatkan Tuhan di dalam bisnisnya. Pantas saja dia bisa fun karena baginya keluarga itu nomer satu dan Tuhan itu segalanya (tanpa nomer). Dia juga percaya bahwa orang yang bisa sukses adalah orang-orang yang memiliki people skill. Oalah... pantas aja. Karena Tuhan ingin kita sukses, Dia pun sering mempertemukan kita dengan orang-orang yang beraneka ragam karakter, mulai dari yang waras, setengah waras, setengah gila, sampai yang gila beneran.

Hehehe... aku yakin penulis bukunya tuh orang Kristen karena selain melibatkan Tuhan dalam bisnis dan namanya yang mirip murid Yesus di Alkitab, dia juga menulis sesuatu yang membuatku merinding: ‘Dream Big, Start Small, and Move Fast’ beserta contoh nyatanya. Selama ini Tuhan sering memberiku mimpi-mimpi besar di dalam tidur lelapku padahal Dia tahu aku ini suka hal-hal kecil. Nah, di dalam buku tersebut juga terselip tulisan 'menjadi kepala dan bukan ekor'.

Ya ampun... Biasanya kata-kata tersebut hanya kudengar di gereja dan kubaca di Alkitab, tetapi buku bisnis itu turut menghantuiku pula. Tiap kali mendengar kalimat tersebut, aku selalu merasa ngeri-ngeri sedap... wkwwkw... Ngeri karena terlalu besar dan amat jauh melampaui impianku, tetapi sedap karena diucapkan oleh Sang Sumber Kebajikan dan Kemurahan. Nah, dari dulu sampai sekarang janji-Nya tuh tak pernah berubah. A big big world. Begitulah dunia Tuhan.

Matius 4:9 "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

Iiihh... Kalau mendengar yang ini, rasanya ngeri-ngeri beneran karena sekalipun kalimatnya terlihat baik, itu tuh diucapkan oleh bapanya segala pendusta, yaitu iblis. Kalau kita mempercayai perkataan iblis tersebut, susah payah akan mengikuti kita senantiasa.

Oh ya, coach Yohanes juga menulis bahwa kita akan mendapatkan apa yang kita percayai. Maka, jika kita selalu mempercayai hal-hal negatif, kita pun cenderung menuai segala yang negatif. Namun, jika kita mempercayai hal-hal positif, alam semesta pun membantu kita meraih segala yang positif. Jadi, daripada sibuk mencari-cari kotoran seperti mata lalat, lebih baik kita selalu mencari-cari madu seperti mata lebah. Daripada berusaha menjatuhkan orang lain, lebih baik mempelajari cara terbang seperti rajawali... xixixi... I believe I can fly

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.