Tuesday, October 27, 2020

Buku Tak Bertuan

Kemarin di atas etalase rumah kutemukan sebuah buku tersegel alias masih terbungkus plastik yang sekilas terlihat tampak agak lusuh. Judulnya 'Becoming The Top Performer'. Seharusnya buku diciptakan untuk dibaca. Jika buku masih tersegel, berarti belum ada yang membacanya padahal buku ini juga sudah tidak berada di toko buku. Ah, entah siapa yang membeli buku tersebut dan meninggalkannya di rumahku. Kasihan, kasihan, kasihan. Kasihan dech buku ini.

Daripada buku tersebut tersia-sia, akhirnya aku pun membuka plastik pembungkusnya. Ketika membuka halaman pertamanya, aku pun tertawa karena di sana tertulis: 'This Book Specially Made For You!' Hahaha... kebetulan sekali ada tulisan semacam ini. Semua pembaca buku tersebut pasti menemukan tulisan yang sama. Namun, ini benar-benar terasa seperti hadiah khusus untukku karena aku tidak turut membeli buku ini.

Sekalipun aku belum tertarik untuk menjadi top performer, aku tetap melahap isinya sampai habis karena aku tak ingin buku ini tersia-sia... wkwwkw... Ini alasan yang aneh dalam membaca buku. Buku ini memberikan beberapa senjata rahasia untuk mencapai posisi puncak. Salah satu senjata pamungkasnya adalah perkenanan Tuhan. Hehehe... menurutku senjata itu saja sudah cukup karena jika Tuhan berkenan kepada kita, Dia pasti akan memampukan kita sehingga senjata-senjata lain bisa muncul dengan sendirinya.

Nah, salah satu hal menarik yang dibahas dalam buku ini adalah 5 manifestasi penyakit emosi, antara lain:

1. Cepat Naik Darah alias Tukang Marah.

"Semua orang bisa marah, tetapi tidak semua orang bisa marah kepada orang yang tepat, dengan kadar yang tepat, dan pada saat yang tepat." ~ Aristoteles ~

2. Kritikus dan Skeptis Berlebihan.

"Sikap kritis itu seperti alkohol, pada kadar tertentu berguna untuk kesehatan. Namun, saat Anda overdosis, Anda akan dikuasai dan dihancurkan olehnya." ~ Josua Iwan Wahyudi ~

3. Egois dan Mementingkan Diri Sendiri.

"Sikap egois itu bagaikan kartu kredit. Anda menerima manfaatnya sekarang, tetapi membayar bunga berlipat di kemudian hari."  ~ Josua Iwan Wahyudi ~

4. Sombong alias Arogan alias Angkuh.

"Kesombongan bagaikan membangun rumah di atas pasir. Anda semakin tinggi, tetapi hanya tinggal tunggu waktu untuk runtuh dengan mudah."  ~ Josua Iwan Wahyudi ~

5. Terlalu Mandiri atau Terlalu Tergantung.

Begitulah kelima nama penyakit yang menarik perhatianku. Penyakit tersebut menarik karena sering kujumpai pada beberapa orang. Dari segi usia, seharusnya mereka telah memiliki kematangan emosi. Namun, emosi mereka tetap saja seperti anak kecil. Tampaknya mereka tidak mau mengakui atau menyadari bahwa mereka sakit. Padahal, untuk sembuh dari penyakit tersebut, seseorang harus mau Menyadari dan Menerima hal itu terlebih dahulu. Setelah itu barulah mereka bisa Membereskan emosinya dan Mengganti dengan emosi baru yang positif.

Lantas aku pun bertanya-tanya: "Bagaimana cara menyadarkan orang-orang yang sakit itu?" Kalau mereka tidak pernah sadar, tentu saja mereka tidak akan pernah berubah. Pak Josua pun menulis agar kita menjadi manusia termostat dan bukan menjadi manusia termometer. Maka, mau tak mau kita yang telah memiliki kematangan emosi haruslah banyak mengalah dan bersabar, seperti yang sering ortu katakan kepada kita: "yang dewasa mengalahlah kepada anak kecil". Wew... seperti itu ya...^.^

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.