Catatan Ibadah ke-1 Minggu 25 Sept 2022
2 Samuel 5:6-10
Daud merebut Yerusalem dan menetap di sana.
Mengapa Daud mau merebut Yerusalem padahal
orang-orang sebelumnya tidak tertarik? Ketika Yosua merebut tanah Kanaan, dia
merebut banyak wilayah, tetapi dia melewatkan Yerusalem seakan-akan kota itu
tidak penting.
400 tahun sebelum Yesus lahir ada Alexander
Agung yang merebut berbagai wilayah untuk memperluas kekuasaannya dan ada kota
yang diberi namanya, yaitu Alexandria. Namun, dia juga tidak tertarik dengan
Yerusalem dan mau menghancurkannya. Lalu datanglah beberapa orang Yahudi
menyuapnya agar Yerusalem tidak dihancurkan. Maka, Alexander Agung membiarkan
kota itu apa adanya.
Kemudian 50 tahun sebelum kedatangan Yesus juga ada Julius Caesar. Dia pun tidak tertarik untuk merebut Yerusalem karena dia lihat itu hanya berupa puing-puing bebatuan. Yerusalem dihancurkan setelah bangsa Yahudi dibuang ke Babilonia dan Persia. Tak ada yang tertarik dengan Yerusalem hingga ada Ezra dan Nehemia yang kembali dari pembuangan.
2 Samuel 5:6 Lalu
raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang Yebus, penduduk
negeri itu. Mereka itu berkata kepada Daud: "Engkau tidak sanggup masuk
ke mari; orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan
engkau!" Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke mari.
Mengapa Daud tertarik untuk merebut
Yerusalem? Apa yang dia lihat dan tidak dilihat oleh orang lain? Setelah lulus
kuliah anak pak Sam langsung mendapat pekerjaan di Amerika. Namun, beberapa
waktu kemudian dia ingin mendapatkan pekerjaan baru sehingga mengikuti job
fair. Di sana ada beberapa perekrut dari perusahaan besar yang menjelaskan
cara membuat CV yang baik.
Setelah presentasi selesai tiba-tiba anak
pak Sam dipanggil oleh seseorang dan diminta mengoreksi CV-nya. Dia pun diajari
cara menjawab saat wawancara. Lantas dia bertanya: "Mengapa dari ribuan
pelamar yang hadir hanya dia yang diajari untuk memperbaiki CV?"
Ternyata orang itu sempat hadir di sebuah
gereja yang sebagian besar jemaatnya orang Indonesia. Di sana dia melihat anak
pak Sam memimpin pujian dan penyembahan. Karena mengenalinya, dia pun dipanggil
dan diajari cara membuat CV.
Lamarannya pun diterima lalu dilanjutkan
wawancara pertama. Dia minta didoakan karena itu tempat kerja impiannya. Dia
pun berhasil ke wawancara kedua. Di sini dia menceritakan bahwa dia melayani
secara sukarela sebagai marketing gereja sambil menjelaskan rincian
kegiatan marketingnya itu.
Lalu dia diminta wawancara ketiga dan
kemudian diterima karena pekerjaan sukarelanya di gereja sesuai dengan yang
mereka butuhkan. Maka, anak pak Sam berkata kepada pak Sam: "Melayani
Tuhan itu baik. Tuhan tidak pernah berhutang. Aku akan ajak teman-temanku untuk
melayani Tuhan juga."
Pak Sam hanya bertanya: "Masa? Saya
belum pernah dengar ada hal semacam itu. Siapa yang bilang bahwa Tuhan tidak
pernah berhutang?" Padahal, pak Sam sudah seringkali mengatakannya.
Namun, anaknya baru paham setelah mengalami Tuhan sendiri.
0 komentar:
Post a Comment