Sunday, February 16, 2025

Melayani Tuhan yang Tak Dikenal ~ Pdt. Andy Setiawan

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 16 Feb 2024

Hakim-hakim 11:1 (TB) Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead.

Karena hal itu, Yefta diusir oleh saudara-saudaranya. Lantas dia bergabung dengan semacam kelompok preman jalanan untuk merampok bersama mereka. Namun, beberapa waktu kemudian bani Amon berperang melawan orang Israel.

Orang Israel selalu kalah dalam peperangan tersebut. Maka, pemimpin suku memutuskan untuk meminta bantuan Yefta yang jago bertempur. Yefta setuju membantu mereka dengan syarat, "Jika aku berhasil menang, aku harus menjadi pemimpinnya." Karena tidak ada pilihan lain, semua orang menyetujui permintaannya.

Hakim-hakim 11:30-31 (TB) Lalu bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran."

Pada akhirnya Yefta menang perang. Hal pertama yang keluar dari pintu rumahnya adalah anak perempuan tunggalnya. Seketika Yefta mengoyakkan pakaiannya dan memberitahu anaknya perihal nazarnya kepada Tuhan.

Hakim-hakim 11:36 (TB) Tetapi jawabnya kepadanya: "Bapa, jika engkau telah membuka mulutmu bernazar kepada TUHAN, maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu, karena TUHAN telah mengadakan bagimu pembalasan terhadap musuhmu, yakni bani Amon itu."

Meskipun sedih, anaknya mendukung papanya untuk menepati nazarnya. Namun, dia meminta waktu dua bulan untuk menangisi kegadisannya bersama teman-temannya.

Hakim-hakim 11:39a (TB) Setelah lewat kedua bulan itu, kembalilah ia kepada ayahnya, dan ayahnya melakukan kepadanya apa yang telah dinazarkannya itu; jadi gadis itu tidak pernah kenal laki-laki.

Ada dua versi penafsiran tentang hal tersebut. Versi minoritas mengatakan bahwa putri Yefta menjadi biarawati. Namun, versi mayoritas yang sesuai dengan keadaan pada masa itu mengatakan bahwa putrinya benar-benar dibakar sesuai budaya pada masa itu.

Ketika mendengar hal itu, mungkin kita memiliki banyak pertanyaan, antara lain:
* Mengapa Yefta menepati nazarnya ketika mengetahui dia anaknya? Mengapa dia tidak mencari alasan atau cara untuk membatalkan nazarnya?
* Mengapa Tuhan membiarkan hal itu terjadi? Kita pun pasti pernah kecewa ketika seseorang sakit atau meninggal? Ketika Raditya Oloan dipanggil Tuhan, pak Andy pun sangat terpukul karena hal itu.

Karena Yefta tidak mengenal Tuhan dengan benar, dia melakukan kesalahan besar. Sekalipun melayani Tuhan, Yefta tidak mengenal isi hati Tuhan. Padahal, Tuhan sudah pernah melarang Abraham mempersembahkan anaknya sebagai korban bakaran. Selain itu, Tuhan juga menentang para orang tua yang mempersembahkan anaknya sebagai korban bakaran kepada dewa-dewa mereka. Dengan kata lain, Tuhan telah mengatakan bahwa dia tidak sama dengan dewa-dewa lain.

Ulangan 12:31 (TB) Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap TUHAN, Allahmu; sebab segala yang menjadi kekejian bagi TUHAN, apa yang dibenci-Nya, itulah yang dilakukan mereka bagi allah mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi allah mereka.

Yefta melakukan kesalahan besar karena mengira bahwa dia telah melakukan kehendak Tuhan, padahal dia justru menyakiti hati-Nya. Selain itu, Yefta cenderung transaksional. Ketika diminta melayani, dia meminta jabatan. Transaksional berarti mempertimbangkan untung rugi. "Jika saya melayani, apa yang saya dapatkan?"

Mengenal Tuhan dengan Benar

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.