Sunday, March 7, 2021

Persembahan yang Berkenan ~ Ps. Caleb Natanielliem

Catatan Ibadah Online Minggu 07 Maret 2021

Mari kita kembali sejenak ke masa 300 tahun lalu ketika Belanda menguasai Indonesia. Tiga abad lalu kapal-kapal pedagang Belanda membawa secara paksa putra-putri tanah air. Dari tanah air mereka berlayar 7000 mil laut jauhnya ke suatu tempat di Afrika yang bernama Tanjung Harapan. Di tempat itu - di sebuah kota bernama Cape Town ada pasar budak tempat putra-putri tanah air dijual.

Beberapa tahun lalu pak Caleb ke sana. Di tempat itu ada monumen-monumen yang menuliskan nama-nama dari setiap budak-budak pertama yang dibawa kapal VOC ke Cape Town. Di sana tertera banyak nama putra-putri tanah air dari pulau Jawa, pulau Sulawesi, dan seluruh pelosok tanah air. Budak-budak itu tidak pernah mendapat kesempatan untuk kembali ke rumah mereka.

Bahkan, nama dan identitas mereka pun diubah total. Mereka diberi nama baru dan nama-nama yang diberikan kepada mereka begitu hina dan bersifat ejekan. Seorang budak juga harus melayani keinginan majikannya. Jika sang budak tidak melayani, hukumannya adalah cemeti atau hukuman mati. Budak-budak itu dijual di bawah pohon. Di sanalah mereka diperiksa giginya, matanya, badannya, dan ototnya. Di tempat yang sama nilai hidup seorang manusia diperdagangkan.

Demikian pula keadaan kita di pasar budak iblis. Setiap kita adalah budak dosa yang akhirnya akan dihukum dalam kematian. Namun, hidup kita telah ditebus oleh Juru Selamat kita Yesus Kristus. Dia menukarkan Diri-Nya untuk membebaskan kita dari budak dosa dan penghukuman kematian. Dia juga memberi kita kepercayaan dan bahkan memberi kita otoritas untuk mewakili Dia, melayani Dia, dan bekerja bersama dengan Dia di dalam kehidupan kita.

Roma 12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Itulah yang dinasehatkan oleh rasul Paulus. Tuhan ingin kita mempunyai suatu hati yang berapi-api untuk memberikan hidup sebagai persembahan yang menyenangkan hati-Nya.

Di dalam Markus 12:41-44 Yesus memperhatikan orang banyak memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Saat itu ada seorang janda yang memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan memberitahu mereka bahwa janda itu memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya. Ketika Yesus memperhatikan, Dia bukan sekedar melihat dengan mata jasmani, tetapi Yesus menjiwai, Yesus mempelajari motivasi yang dilakukan di balik pemberian itu.

Sikap kita sangat penting bagi Tuhan karena salah satu karakter-Nya adalah dari semula Dia adalah pemberi. Setiap hal yang ada dalam kehidupan kita, setiap hal yang baik, setiap hal yang terang, dan setiap hal yang indah selalu berasal dari pemberian Tuhan, baik kita menyadarinya maupun tidak menyadarinya, baik kita mengakuinya maupun tidak mengakuinya. Karena Dia adalah pemberi, kepada siapa kita membawa persembahan dalam hidup kita sangatlah berarti.

Di dalam Markus 12:41-44 si orang kaya memberi supaya dia kelihatan baik, dia memberi supaya orang-orang menghormati dia. Dengan kata lain, dia memberi bukan untuk Tuhan, tetapi dia memberi untuk dirinya sendiri.

Di sisi lain ada janda yang memberi dengan kerelaan hati. Padahal, janda merupakan orang yang mempunyai kesulitan dan selalu diperlakukan secara tidak adil. Jadi, di tengah-tengah keadaan yang tidak baik atau keadaan yang sangat tidak mempunyai pengharapan, janda itu tetap memberi karena dia mengasihi Tuhan. Bagi si janda, Tuhan lebih penting daripada uang yang diperlukan untuk kehidupannya. Tuhan lebih berharga daripada semua hal di dalam kehidupannya. Dia menghormati Tuhan lebih daripada menghormati uang. Dia meninggikan Tuhan lebih daripada merindukan penghormatan daripada manusia.

Sayangnya, hari ini banyak orang Kristen lebih percaya kepada uang daripada percaya kepada Tuhan, lebih percaya kepada jawaban doa daripada percaya kepada Tuhan yang menjawab doanya. Hari ini banyak orang Kristen juga dikenal oleh karena kesaksian atau cerita tentang Tuhan yang menjawab doanya. Tuhan memang menjawab permohonan kita dan Tuhan memberi yang kita minta. Ini tidak salah, tetapi apakah Tuhan mengenal kita hari ini sebagai anak-anak-Nya yang mempunyai karakter seperti Dia? Tuhan ingin kita semua belajar menjadi seperti Diri-Nya sebagai anak-anak yang mengasihi Dia lewat pemberian dan persembahan kita. Dia tidak ingin kita hanya meminta-minta.

Pleasing Offerings

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.