Itu Pilihan
Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 28 Jan 2024
Pada tahun 1998 krismon melanda berbagai
negara, termasuk Indonesia. Kala itu banyak penipu berkeliaran. Salah satunya
bernama Koh Tan. Tiba-tiba dia dan seorang putranya yang tampan menjadi
tetangga baru Yunior. Koh Tan dan putranya sangat baik, sabar, ramah, murah
senyum, dan juga sangat murah hati. Banyak orang menyukainya dan memuji-muji
kemurahan hatinya, termasuk papa Yunior. Dalam waktu singkat mereka sudah
menjalin kerjasama bisnis bernilai ratusan juta Rupiah.
Papa Yunior yang memodali bisnis tersebut
dengan mengambil kredit di bank. Pada mulanya bisnis berjalan lancar. Meskipun
demikian, mama Yunior mengingatkan suaminya, "Hati-hati! Jangan terlalu mempercayai dia meskipun
dia baik dan murah hati! Bagaimana jika dia menipumu?"
Namun, papa Yunior tidak mempercayai
intuisi istrinya dan melarangnya ikut campur. Dia tetap saja melanjutkan
kerjasama bisnis tersebut. Singkat cerita, pada suatu malam Koh Tan kabur bersama putra semata wayangnya
sambil membawa satu truk barang elektronik.
Ketika pagi tiba, papa Yunior sangat
terkejut dan langsung mencarinya. Usut punya usut Koh Tan bukanlah nama yang
sebenarnya. Mereka tuh bagian dari sindikat penipuan. Mereka sudah beraksi di
berbagai tempat dengan modus yang sama.
Kejadian itulah yang akhirnya bisa membuat mata papa Yunior terbuka. Namun, nasi sudah menjadi bubur sehingga mau tak mau mama Yunior menambahkan cakue ke dalam bubur tersebut. Dia pun menjual sebuah rumahnya untuk membayar bunga hutang suaminya.
Lantas papa Yunior juga dibantu memenya
untuk melunasi hutang di bank. Jika
tidak, keluarga Yunior bisa luntang lantung di jalanan. Semua tetangga kanan kiri
terkejut dengan hal tersebut. Mereka tidak menyangka bahwa kebaikan Koh Tan
hanyalah kemunafikan. Mama Yunior hanya bisa berkata kepada suaminya, "Andaikata kamu mau mendengarkan aku,
tentu tak sampai ditipu oleh Koh Tan. Untung sekarang kamu sudah sadar.
Selanjutnya, kalau aku beritahu, ya dengarkan."
Saat itu papa Yunior hanya bisa terdiam,
tetapi beberapa tahun kemudian dia tertipu lagi karena tidak mau mendengarkan
intuisi istrinya. Yunior yang menyaksikan semua itu hanya menjawab, "Jika
seseorang tidak mau mendengarkan, biarkan saja dia belajar dari kesalahannya
sendiri."
TERUSKANLAH
Pernahkah kau bicara tapi tak
didengar, tak dianggap sama sekali? Pernahkah
kau tak salah tapi disalahkan, tak diberi kesempatan? Kuhidup dengan siapa? Ku tak tahu kau siapa. Kau kekasihku tapi
orang lain bagiku.
Kau dengan dirimu saja. Kau dengan duniamu saja. Teruskanlah, teruskanlah kau begitu. Kau tak butuh diriku. Aku
patung bagimu. Cinta bukan kebutuhanmu.
Jawab mamanya, "Tapi dia tuh sudah
sering ditipu kok belum juga belajar." Kata Yunior, "Hehehe...
berarti dia lambat belajar dan harus lebih banyak belajar. Anggap saja uang itu
untuk membayar biaya kuliahnya di universitas kehidupan." Pada akhirnya
papa Yunior mau mendengarkan intuisi istrinya.
Hahaha ... hal yang sama akan Yunior
lakukan terhadap Kak Tani. Karena Kak Tani tidak mau mendengarkan dia, Yunior
akan membiarkan temannya merugikan dia. Yunior akan bersikap cuek terhadap
setiap perkataan dan perbuatan teman Kak Tani. Dia tidak akan merintanginya
lagi agar Kak Tani bisa sembuh dari pengaruh sihir kebaikan temannya itu. Teruskanlah, Teruskanlah Kau Begitu… ihihihi …
0 komentar:
Post a Comment