Monday, February 12, 2024

Relevant Yet Weak ~ Ps. Antoni Moelyono

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 11 Feb 2024

Siapa yang tidak kenal Mao Zedong? Semua pasti tahu tentangnya. Sebagai ketua komunis di Cina, dia tidak mengenal Tuhan. Karena tidak mengenal Tuhan, hidupnya penuh dengan dosa. Dia merupakan perokok berat, kecanduan obat tidur yang kuat, dan memiliki banyak pasangan seksual.

Li Zhisui - dokter pribadinya yang merupakan orang Kristen menulis memoar tentang kehidupan pribadi Mao Zedong. Dokter Li ingin sekali bercerita tentang Yesus kepadanya, tetapi tak pernah ada kesempatan. Jadi, dia berdoa agar dia mendapat satu kesempatan.

Kesempatan itu tiba ketika Mao Zedong sakit parah dan sudah tak mampu berbuat apa-apa. Saat itu dia bertanya kepada dokter Li, "Apakah Tuhan itu sungguh ada?" Li Zhisui pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk bercerita tentang Yesus.

Mao Zedong hanya terdiam sehingga dokter Li bertanya, "Maukah Anda menerima Yesus sebagai Tuhan?" Mao Zedong hanya berbaring sambil menatap ke atas dan dokter Li melihatnya meneteskan air mata. Tak lama berselang dia meninggal dunia.

2 Timotius 3:2-4 (TB) Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.

Saat ini kita hidup di akhir zaman dan zaman makin gelap. Meskipun demikian, kita harus tetap kuat. Namun, sebenarnya akhir zaman sudah dimulai sejak kedatangan Yesus. Hal ini dapat kita lihat dari ciri-ciri manusia pada akhir zaman.

Wahyu 2:2-3 (TB) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.

Tuhan memuji jemaat di Efesus karena mereka tetap sabar menderita oleh karena nama-Nya. Meskipun demikian, Tuhan juga mau menegur ketidakakuratan mereka, seperti yang ingin Tuhan lakukan terhadap kita.

Tuhan menegur jemaat tersebut karena mereka:

1. Mengikuti ajaran Bileam, yaitu ajaran yang memperbolehkan gaya hidup duniawi sehingga jemaat hanya rohani pada saat tertentu. Hanya saat beribadah di hari Minggu mereka rohani, sedangkan Senin-Sabtu jemaat tidak rohani. Jadi, ajaran ini mencampurkan gaya hidup rohani dan rohana.

Wahyu 2:14 (TB) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.

Tuhan menghendaki kita hidup rohani setiap saat dan dimanapun kita berada. Baik di gereja maupun di luar gereja, kita harus tetap memiliki gaya hidup rohani.

2. Mengikuti ajaran Nikolaus, yang memperbolehkan ketidakkudusan.

Wahyu 2:6 (TB) Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.

Nikolaus adalah orang pilihan Tuhan yang baik, penuh Roh Kudus dan berhikmat. Namun, akhirnya dia malah korslet. Ini peringatan bagi kita agar senantiasa waspada.

Kisah Para Rasul 6:3, 5 (TB) Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia.

Rupanya Nikolaus merupakan seorang traveler agama. Sebelum menganut agama Yahudi, dia telah dua kali pindah agama karena imannya tidak kuat. Tuhan mencela ajarannya yang memperbolehkan ketidakkudusan. Hal ini juga menjadi peringatan buat kita agar tetap hidup kudus.

HIDUP TANPA-MU | Louder Than Life
Dunia ini mengatakan hidup ‘tuk senang saja, hiduplah ‘tuk puaskan jiwa. Namun, kumau hidup bagi Allah Bapa.
Reff: Aku tak bisa hidup tanpa-Mu. Aku tak mau hidup tanpa-Mu. Kaulah nafas yang kuhirup. Apakah arti hidup jika hidup tanpa-Mu?
Dunia ini mengajarkan hiduplah tanpa tujuan. Namun kutahu keb’naran. Kudicipta ‘tuk berjalan bagi Bapa.
Bridge: Ku tak ‘kan dengarkan dunia. Ku tak ‘kan hidup tanpa-Mu. Ku tak ‘kan dengarkan dunia. Kumau hidup untuk-Mu. Ku tak ’kan dengarkan dunia. Apakah arti hidup jika hidup tanpa-Mu?

Dia Hanya Diam

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.