Catatan Ibadah ke-1 Minggu 11 Feb 2024
Siapa yang tidak kenal Mao Zedong? Semua
pasti tahu tentangnya. Sebagai ketua komunis di Cina, dia tidak mengenal Tuhan.
Karena tidak mengenal Tuhan, hidupnya
penuh dengan dosa. Dia merupakan perokok berat, kecanduan obat tidur yang
kuat, dan memiliki banyak pasangan seksual.
Li Zhisui - dokter pribadinya yang
merupakan orang Kristen menulis memoar tentang kehidupan pribadi Mao Zedong.
Dokter Li ingin sekali bercerita tentang Yesus kepadanya, tetapi tak pernah ada
kesempatan. Jadi, dia berdoa agar dia mendapat satu kesempatan.
Kesempatan itu tiba ketika Mao Zedong sakit
parah dan sudah tak mampu berbuat apa-apa. Saat itu dia bertanya kepada dokter
Li, "Apakah Tuhan itu sungguh ada?" Li Zhisui pun tidak
menyia-nyiakan kesempatan ini untuk bercerita tentang Yesus.
Mao Zedong hanya terdiam sehingga dokter Li
bertanya, "Maukah Anda menerima Yesus sebagai Tuhan?" Mao Zedong
hanya berbaring sambil menatap ke atas dan dokter Li melihatnya meneteskan air
mata. Tak lama berselang dia meninggal dunia.
2 Timotius 3:2-4
(TB) Manusia akan mencintai dirinya
sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri,
mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan
tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi,
tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang,
tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu,
lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
Saat ini kita hidup di akhir zaman dan
zaman makin gelap. Meskipun demikian, kita harus tetap kuat. Namun, sebenarnya
akhir zaman sudah dimulai sejak kedatangan Yesus. Hal ini dapat kita lihat dari
ciri-ciri manusia pada akhir zaman.
Wahyu 2:2-3 (TB) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih
payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap
orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya
rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati
mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan
engkau tidak mengenal lelah.
Tuhan memuji jemaat di Efesus karena mereka
tetap sabar menderita oleh karena nama-Nya. Meskipun demikian, Tuhan juga mau
menegur ketidakakuratan mereka, seperti yang ingin Tuhan lakukan terhadap kita.
Tuhan
menegur jemaat tersebut karena mereka:
1. Mengikuti ajaran Bileam, yaitu ajaran yang memperbolehkan gaya hidup duniawi sehingga jemaat hanya rohani pada saat tertentu. Hanya saat beribadah di hari Minggu mereka rohani, sedangkan Senin-Sabtu jemaat tidak rohani. Jadi, ajaran ini mencampurkan gaya hidup rohani dan rohana.
Wahyu 2:14 (TB) Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan
terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam,
yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka
makan persembahan berhala dan berbuat zinah.
Tuhan menghendaki kita hidup rohani setiap
saat dan dimanapun kita berada. Baik di gereja maupun di luar gereja, kita
harus tetap memiliki gaya hidup rohani.
2. Mengikuti
ajaran Nikolaus, yang memperbolehkan ketidakkudusan.
Wahyu 2:6 (TB) Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau
membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.
Nikolaus adalah orang pilihan Tuhan yang
baik, penuh Roh Kudus dan berhikmat. Namun, akhirnya dia malah korslet. Ini
peringatan bagi kita agar senantiasa waspada.
Kisah Para Rasul 6:3,
5 (TB) Karena itu, saudara-saudara,
pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan
hikmat, Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih
Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus,
Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari
Antiokhia.
Rupanya Nikolaus merupakan seorang traveler
agama. Sebelum menganut agama Yahudi, dia telah dua kali pindah agama karena
imannya tidak kuat. Tuhan mencela ajarannya yang memperbolehkan ketidakkudusan.
Hal ini juga menjadi peringatan buat kita agar tetap hidup kudus.
HIDUP TANPA-MU | Louder Than Life
Dunia ini mengatakan hidup
‘tuk senang saja, hiduplah ‘tuk puaskan jiwa. Namun, kumau hidup bagi Allah
Bapa.
Reff: Aku tak bisa hidup tanpa-Mu.
Aku tak mau hidup tanpa-Mu. Kaulah nafas yang kuhirup. Apakah arti hidup jika
hidup tanpa-Mu?
Dunia ini mengajarkan hiduplah tanpa tujuan. Namun kutahu keb’naran.
Kudicipta ‘tuk berjalan bagi Bapa.
Bridge: Ku tak ‘kan dengarkan dunia.
Ku tak ‘kan hidup tanpa-Mu. Ku tak ‘kan dengarkan dunia. Kumau hidup untuk-Mu.
Ku tak ’kan dengarkan dunia. Apakah arti hidup jika hidup tanpa-Mu?
0 komentar:
Post a Comment