Sunday, June 22, 2025

Keluarga Super Injili 2 ~ Ps. Robert Tedjasukmana

Keluarga Super Injili 1
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 22 Juni 2025

2. Anak Menghormati Orang Tua.

Ini merupakan perintah Allah yang ke-5. Jika sudah tidak serumah, sering-seringlah mengunjungi orang tua atau meneleponnya. Menantu pun harus berusaha menghormati mertua, seperti menghormati orang tua sendiri.

Nah, ada seorang menantu yang tidak cocok dengan mertuanya hingga sakit karena susah tidur. Dia pun menemui tabib. Lalu wanita itu menceritakan penyebab sakitnya kepada tabib itu dan meminta racun untuk membunuh mertuanya. Tabib berkata, "Kalau diberi racun, nanti Tacik bisa dipenjara. Klinik saya pun akan dituntut. Lebih baik saya beri ramuan racun untuk enam bulan supaya mertuamu mati perlahan-lahan."

"Tiap hari buatkan sop yang enak untuk mertuamu dan campurkan ramuan ini ke dalamnya. Ketika memberikannya, bersikaplah ramah. Jika dia memarahimu, kamu diam saja dan jangan membalasnya. Bersikap baiklah kepadanya agar nanti kamu tidak dicurigai jika dia meninggal." Sambung tabib itu.

Karena terdengar masuk akal, saran tabib itu pun diikutinya. Pada bulan pertama dia melakukannya sambil memendam kemarahan di hati. Namun, pada bulan kelima dia dan mertuanya menjadi bestie. Lantas dia menyesal karena sudah berusaha membunuh mertuanya. Dia pun kembali menemui tabib untuk meminta penawar racun karena situasinya telah berubah.

Tabib berkata, "Sebenarnya ramuan yang kuberikan kepadamu adalah ramuan agar kuat dan panjang umur. Ramuan itu tidak mengubah mertuamu, tetapi kamu yang berubah."

DOA SEORANG ANAK
Di dalam doamu, kau sebut namaku. Di dalam harapmu, kau sebut namaku. Di dalam segala hal, namaku di hatimu. Tak dapat kubalas cintamu, Ayahku. Tak 'kan kulupakan nasehatmu, Ibu agar lanjut umurmu di bumi.
Reff: Terima kasih ayah dan ibu. Kasih sayangmu padaku, pengorbananmu, meneteskan peluh 'tuk kebahagiaanku. Tuhan lindungilah ayah ibuku. Dalam doa kuberseru, tetes air matamu, yang kau tabur dituai bahagia.

3. Orang Tua menjadi Teladan Iman bagi Generasi Selanjutnya.

Titus 2:2 (TB) Laki-laki yang tua hendaklah hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan dalam ketekunan.

Mungkin kita pernah mendengar istilah tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Setelah tua, ingin menikah lagi dengan yang lebih muda. Jangan seperti ini. Jangan ingin begini dan ingin begitu. Ini Doraemon. Laki-laki tua harus sederhana, terhormat, bijaksana, sehat iman, dan penuh kasih.

Titus 2:3-5 (TB) Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar firman Allah jangan dihujat orang.

Perempuan tua juga harus menjadi teladan bagi pasangan yang baru menikah. Namun, menjadi teladan, bukan berarti boleh mencampuri urusan pernikahan anak. Biarkan anak mengambil keputusan sendiri di dalam pernikahannya. Tugas orang tua hanya menjadi teladan iman dengan menunjukkan sikap yang benar kepada pasangannya.

Warga Jepang kuno menganut budaya Ubasute, yaitu membuang lansia ke hutan dan meninggalkannya mati sendirian di sana agar tidak merepotkan anak. Suatu hari seorang ayah mau membuang kakek anaknya ke hutan karena dia sudah mulai pikun, makan berceceran, dan buang air juga merepotkan. Anaknya menangis karena masih sayang kepada kakeknya, tetapi ayah bersikeras melakukan budaya itu.

Dia pun melintasi gunung, bukit, dan lembah lalu membuang kakek di hutan. Setelah kembali ke rumah, dia melihat anaknya tidak lagi menangisi kakeknya. Lantas anak itu berkata kepada ayahnya, "Terima kasih Yah. Nanti kalau ayah sudah tua, saya juga akan membuang Ayah sehingga tidak merepotkan saya."

Ketika mendengar perkataan anaknya, dengan segera ayah itu kembali ke hutan untuk membawa kakek kembali ke rumah. Tindakan orang tua akan diikuti oleh anak. Jadi, pastikan orang tua menjadi teladan yang baik.

BERKAT bagi KELUARGAKU
Kiranya Tuhan berkenan memberkati rumah k'luargaku. Apa yang t'lah Tuhan berkati, diberkatilah untuk selamanya.
Reff: Sebab Tuhan melindungi, Tuhan menyinari dengan wajah-Nya, Memb'ri kasih karunia, damai sejahtera. Tuhan Yesus berkati.
Bridge: Tuhan baik untuk selamanya. Berkat-Nya melimpah seumur hidupku. (2x)

Keluarga Super Injili 1 ~ Ps. Robert Tedjasukmana

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 22 Juni 2025

Keluarga super Injili merupakan keluarga yang pondasinya adalah Injil (kabar baik). Ibadah nanti sore ada kelanjutannya tentang keluarga pencitraan.

Efesus 5:32 (TB) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.

Hubungan Kristus dan jemaat seperti hubungan suami istri. Rahasia ini besar, tetapi sudah banyak orang yang mengetahuinya. Hubungan suami istri haruslah antara pria dan wanita. Jadi, jika anakmu berpacaran dengan sesama jenis, laranglah dia. Tuhan tidak pernah memberkati pasangan sesama jenis.

Ada seorang pria yang dirawat di rumah sakit. Keadaannya parah hingga dia tak sanggup membuka mata. Lalu dokter mengatakan bahwa dia akan meninggal sehingga istrinya diminta untuk mengumpulkan seluruh anggota keluarganya. Ketika semua sudah berkumpul di rumah sakit, pria itu mulai memanggil istri, anak, menantu, dan cucunya satu per satu.

Rupanya kebersamaan ini bisa menguatkannya sehingga dia segera membuka mata dan bangun dari tidurnya lalu berkata, “Jika semua di sini, siapa yang menjaga toko?” Oh, ternyata bukan kebersamaan yang membuat dia sehat, tetapi pekerjaan. Semoga kita semua tidak seperti dia dan lebih memperhatikan kebersamaan bersama keluarga daripada pekerjaan.

Ciri-ciri Keluarga Super Injili:

Pasangan saling menghargai, anak menghormati orang tua, dan orang tua menjadi teladan bagi generasi selanjutnya.

1. Pasangan Saling Menghargai.

Efesus 5:33 (TB) Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

Perhatikan cara kita berkomunikasi. Jangan menggunakan nada atau intonasi tinggi. Jika perkataannya sama, tetapi intonasi berbeda, hasilnya akan berbeda. Contoh: "Kamu sudah makan?" Jika diucapkan dengan nada tinggi, pendengarnya mungkin berpikir jika dia diajak berantem atau makanan akan dilempar ke mukanya. Cobalah mengucapkannya dengan lembut, "Sayang, kamu sudah makan?"

Makin lama bersama, seharusnya sesama pasangan bisa makin saling mengerti bahasa tubuh masing-masing. Jika suami pulang malam dan tampak lelah, istri jangan bertanya, "Darimana saja? Kenapa baru pulang jam segini?" Lalu ditambah, "uang bulanan kurang." Mungkin saja suami baru dimarahi oleh bosnya karena tidak mencapai target. Jika di rumah masih diomeli istrinya, suami mungkin berpikir, "Jika tahu begini, lebih baik saya tidak pulang."

Maka, lebih baik istri menyiapkan air hangat untuk mandi suami, menyiapkan makanan untuknya lalu berbicara baik-baik dengannya. Jika suasana hati suami terlihat baik, istri boleh memberitahukan bahwa uang bulanan kurang. Nah, dengan senang hati suami pasti akan memberikan uang tambahan.

Suami juga sama. Jika melihat istri mengeluh harga-harga bahan makanan naik, suami perlu menyadari bahwa istri membutuhkan tambahan uang belanja. Jika istri lelah sehabis berbelanja untuk keperluan keluarga, suami bisa memberinya minuman dan membantunya memasukkan barang belanjaan. Suami jangan hanya diam saja sambil scroll HP.

Suami istri juga perlu bersikap terbuka. Jangan sampai salah satu menghabiskan uang di tabungan tanpa diketahui pasangannya. Setiap akan melakukan pengeluaran, harus didiskusikan bersama. Jangan ada dusta di antara pasangan!

Pernikahan sekarang lebih mendapatkan banyak tantangan daripada pernikahan zaman dulu. Kini banyak pasangan ingin bercerai setelah sebulan pernikahan. Bahkan, ada yang mau bercerai setelah seminggu menikah. Mereka minta konseling karena sudah tidak tahan dengan pasangannya. Padahal, jika ada ketidakcocokan, ini hal biasa. Milikilah ketahanan kasih dalam pernikahan.

HORMATI AYAH IBUMU
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan karena haruslah demikian. Hormati ayah ibumu.

Hormati ayah dan ibumu. Ini suatu p’rintah yang penting supaya kamu berbahagia dan panjang umur di bumi.
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan karena haruslah demikian.
Hormati ayah ibumu.
Hormati ayah ibumu. Hormati ayah ibumu.

Keluarga Super Injili 2

Sunday, June 15, 2025

Apa Pantas Dihormati?

Menghormati Orang Tua
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 15 Juni 2025

"Ya Tuhan, ini hanya surat resign, Tuhan, surat resign, resign, surat resign, bukan surat cerai. Mengapa belum Kau setujui? Mengapa zaman sekarang lebih sulit mengurus surat resign daripada surat cerai? Apa sih rencana-Mu?" Begitulah jeritan hati seseorang.

"Jika dia bisa menceraikan istrinya, kenapa tidak bisa melepaskan karyawannya? Bukankah istri adalah belahan jiwa dan separuh nafasnya? Jika dia bisa melepaskan istri, seharusnya lebih mudah baginya dalam melepaskan karyawannya." Lanjutnya berkeluh kesah.

Beberapa saat sebelumnya dia ribut secara terbuka. "Kamu itu tidak sopan dan paranoid. Bla… bla… bla… Namun, hal yang membuatmu dibenci adalah hal yang membuatmu disukai." Ujar si pria.

Jawab si wanita, "Siapa yang tidak akan marah jika terus menerus dibohongi? Aku tahu kamu memiliki kemampuan memanipulasi orang lain lewat perkataanmu. Perkataanmu tidak konsisten dengan perbuatanmu. Kemarin berkata A, hari ini B, besok mungkin C. Mana yang benar? Jika ya, katakan saja ya. Jika tidak, katakan saja tidak. Lalu ujungnya kamu akan berkata, "Kamu salah paham.”

“Ini sengaja atau karena lupa atau karena kesalahan penerjemahan? Apa kamu tidak capek disalahpahami terus? Mengapa tidak mencari orang yang lebih mudah memahamimu? Kontrak kerjasama kita hanya sementara, bukan seumur hidup." Keluh si wanita tanpa peduli jika pria itu lebih tua, lebih kaya, dan posisinya juga lebih tinggi darinya. Baginya, lebih baik menghormati pembantu yang berintegritas daripada menghormati orang seperti itu.

Matius 23:27 (TB) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.

Aku pun teringat ayat tersebut. Apakah Yesus juga tidak sopan dan tidak menghormati orang yang lebih tua darinya? Namun, berurusan dengan orang yang munafik atau tidak jujur, tentulah sangat menyebalkan. Aku pun sering bertanya-tanya, “Tuhan, Kau tau aku tidak suka dibohongi. Namun, mengapa Kau malah mempertemukanku dengan para pembohong, termasuk orang munafik? Aku pun tak bisa menghormati orang seperti mereka, tetapi tentu saja perkataanku belum berani setajam perkataan Yesus.”

Lalu teman lain tertawa dan berkata kepada wanita itu, "Aku melihat kalian sering bertengkar seperti versi pasangan. Lucu. Dulu juga seperti suami istri. Istri lagi ngambek, perlu penjelasan gitu. Masa dia berusaha menjaga hatimu? 😄"

Aku pun turut berkomentar, "Ngawur ae. Pasangan seharusnya sering akur, bukan ribut-ribut terus." Aku pun bertanya-tanya, "Mengapa orang yang terpenting bisa dilepaskan olehnya, tetapi oposisinya malah dipertahankan?"

Kuingat teman orang tuaku yang selalu akur dan bepergian berdua. Sekalipun sudah lansia, tanpa malu-malu, mereka tetap bergandengan tangan kemanapun mereka pergi. Ketika istri stroke, suami merawatnya. Namun, suatu hari suami justru meninggal lebih dulu daripada istrinya tanpa ada tanda-tanda sakit. Ah, pasti sedih sekali hati istrinya karena dia juga belum pulih dari stroke.

Sementara itu, orang tuaku sering ribut. Mama berkata, "Di Tiktok ada yang bilang, kalau suami suka marah, lebih baik dibawa ke pegadaian." Aku pun tertawa keras di depan mereka sehingga mereka berhenti ribut. Namun, jika aku harus mengalaminya sendiri, tentu sulit tertawa. Daripada sering ribut karena perbedaan karakter, hobi, prinsip, pendidikan, dan nilai-nilai kehidupan, lebih baik menghindari interaksi dengan mereka. Makin jauh, makin baik biar hidup bagai di surga... hahaha...

Ps. Antoni Moelyono dalam khotbah 'Keluargaku adalah Surgaku' berkata, "Pernikahan bukan untuk mencari kebahagiaan, tetapi memuliakan Tuhan. Pasangan sepadan bukan berarti istri harus tunduk kepada suami dengan cara menuruti semua kemauannya. Pasangan sepadan berarti istri harus menjadi oposisi bagi suami jika dia salah jalan. Jadi, istri harus menegur suami…"

Kalau terlalu banyak perbedaan, tentu akan ribut setiap hari. Ribut dengan rekan kerja aja bisa sangat capek hati sekalipun bukan tiap hari. Nah, kalau dengan pasangan ribut tiap hari, pasti tidak akan betah di rumah. Ini sebabnya perceraian begitu mudah terjadi. Jadi, daripada menjadi oposisi bagi pasangan, lebih baik single seumur hidup atau berdua dengan Tuhan saja supaya sukacita surga makin nyata... hahaha...

KUMILIK-MU
Dalam kesesakanku Kau b'ri kedamaian-Mu, dalam keraguan(ku) kutemukan wajah-Mu.
Kar’na pengorbanan-Mu, Kau jadikanku baru. Sungguh kuterkagum amanku di dalam-Mu Yesus.
Kau membuatku sesuai rencana-Mu. Kau memegang s'tiap musim hidupku. Kuserahkan s'mua kekuatiranku, kumilik-Mu. S'mua kekuranganku Kau pun tahu, tetap Kau pandang indah dalam-Mu. Kuangkat tanganku dan kuberseru, kumilik-Mu.
I am Yours, now forever. In Your grace I surrender. You are mine, now forever. I’m alive in Your wonder.

Menghormati Orang Tua - Pdt. Leonardo Sjiamsuri

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 15 Juni 2025

Pagi ini khotbahnya tentang menghormati orang tua dan nanti sore tentang cara menjadi orang tua yang dihormati.

Keluaran 20:12 (TB) Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.

Menghormati orang tua bukan hanya sekadar kepatuhan terhadap sepuluh perintah Allah, tetapi ada upah yang mengikutinya.

Matius 10:41 (TB) Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.

Zaman dulu untuk menghormati nabi, orang-orang memberikan sesuatu kepada nabi. Padahal, bukan demikian. Menghormati nabi berbicara tentang sikap sopan santun terhadap mereka. Jika menghormati nabi, kita akan beroleh upah nabi.

Jika menghormati orang tua, kita juga akan menerima upah, yaitu lanjut umur di tanah yang diberikan Tuhan. Jangan biarkan orang tuamu bergumul sendiri. Jika sudah tidak tinggal serumah dan sangat sibuk, minimal telepon mereka. Jika bisa, sempatkan waktu untuk mengunjungi mereka.

Ketika melihat anak menjitak pembantu, jangan diam saja karena berpikir bahwa dia hanya pembantu. Tegurlah anakmu dan minta dia meminta maaf kepada pembantu itu agar dia belajar menghormati orang yang lebih tua darinya.

Ketika digandeng oleh orang tua, jangan merasa malu. Ketika kita masih kecil, mungkin kita menangis, tetapi orang tua kita tidak merasa malu menggandeng kita. Kita perlu menyadari perhatian mereka ketika kita masih kecil.

Amsal 23:22 (TB) Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua.

Bahkan, sekalipun diabaikan oleh orang tua, kita tetap harus menghormati mereka. Tidak ada orang tua yang sempurna. Kalau orang tua teman terlihat baik, cobalah menjadi anaknya, tentu kalian akan melihat kekurangannya.

Mazmur 27:10 (TB) Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.

Meskipun Daud dilupakan atau diabaikan oleh orang tuanya, dia tetap menghormati mereka. Ketika orang tuanya meminta Daud mengantar makanan ke tempat kakak-kakaknya, dia pun melakukannya. Alhasil, kehidupan Daud sangat diberkati oleh Tuhan. Jadi, milikilah sikap yang benar terhadap orang tua, seperti Sem dan Yafet.

Kejadian 9:20-22 (TB) Nuh menjadi petani; dialah yang mula-mula membuat kebun anggur. Setelah ia minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya. Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat aurat ayahnya, lalu diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar.

Karena Nuh merupakan orang pertama yang menanam anggur, dia tidak tahu jika anggur bisa membuatnya mabuk. Ketika mabuk, pakaiannya tersingkap karena pakaian zaman dulu tidak seperti sekarang. Karena tidak menghormati orang tua, keturunan Ham tidak ada yang baik. Niniwe, Babel, Kanaan, Sodom, Gomora berasal dari Ham dan tidak ada yang baik dari tempat ini.

Kejadian 9:23 (TB) Sesudah itu Sem dan Yafet mengambil sehelai kain dan membentangkannya pada bahu mereka berdua, lalu mereka berjalan mundur; mereka menutupi aurat ayahnya sambil berpaling muka, sehingga mereka tidak melihat aurat ayahnya.

Karena menghormati orang tua, Sem dan Yafet diberkati. Dari Sem lahirlah Abraham, Ishak, dan Yakub, yang merupakan nenek moyang Yesus.

SELALU BERSYUKUR
Dengan apa kumembalas kasih-Mu yang kuterima dari-Mu? Dengan apa kumembalas cinta-Mu, Oh Yesusku?
Kumau s'lalu bersyukur, Selalu bersyukur. Kau Tuhan yang setia, yang selalu menopang.
Kumau selalu bersyukur, Selalu bersyukur. Kau bapaku yang setia.

Apa Pantas Dihormati?

Sunday, June 8, 2025

Anggur Baru

Momen Perkenalan Tak Terlupa
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 8 Juni 2025

ANGGUR BARU
Roh Kudus tercurah di tempat ini. Urapan-Nya yang ajaib memulihkan umat-Nya. Roh Kudus tercurah bagi g'reja-Nya, Membangkitkan umat pilihan-Nya.
Pre-Chorus: Hari inilah harinya Tuhan, saat pembebasan tiba. Belenggu dosa t'lah dipatahkan, Mari bersorak bagi Dia.
Chorus: Anggur baru tercurah penuhi umat-Nya dengan sukacita. Minyak baru tercurah urapi umat-Nya, nyata kuasa-Nya.

Beberapa hari lalu aku dibangunkan pikiranku dengan lagu tersebut, "Roh Kudus tercurah di tempat ini..." dan aku tidak hafal kelanjutannya. Maka, kulupakan. Namun, pada malam hari aku pergi ke suatu tempat yang sangat indah. Sayangnya, tempat itu hanyalah mimpi... xixixi... Kulihat sebuah pantai yang sangat luas dan airnya sangat jernih kebiru-biruan seperti warna langitnya yang juga sangat bebas dari awan gelap.

Hawanya pun sejuk. Oh iya, tadi anggur yang kuminum di gereja juga terasa berbeda dari bulan-bulan lalu. Biasanya aku batuk-batuk kecil setelah minum anggur. Beberapa jemaat kulihat juga mengalami hal yang sama. Namun, tadi berbeda. Setelah meneguk anggur itu, tenggorokanku justru terasa sejuk, seperti habis makan permen mint. Rasa ini pun tak menghilang hingga ibadah selesai... xixixixi...

Nah, kembali ke mimpiku. Di pantai itu kulihat ada jembatan semen yang terbentang di tengah perairan dan ujungnya tak terlihat karena sangat panjang. Lebarnya tak seberapa jika dibandingkan lebar pantai, tetapi sisi kanan bisa dilewati oleh beberapa orang dan sisi kiri bisa ditempati oleh meja dan kursi. Jembatannya juga sangat bersih dan terlihat kokoh. Seharusnya pantai itu bukan di Indonesia karena banyak orang Indonesia sering buang sampah sembarangan di tempat wisata. Ups... kamukah orangnya?

Nah, di atas jembatan semen abu-abu tersebut ada pagar pembatas untuk mencegah wisatawan jatuh ke air. Lalu ada beberapa meja plat besi yang sangat panjang diletakkan di depan pagar tersebut (sisi kiri). Kursi-kursi juga disiapkan di depan meja itu dan banyak orang duduk-duduk di sana menghadap meja sambil menikmati keindahan pantai. Aku pun ikut duduk di kursi tanpa sandaran pada salah satu ujung meja sambil memperhatikan sekitarku.

Semuanya berpakaian sopan, tidak ada yang bugil seperti kebanyakan bule di Bali. Selain itu, semuanya tenang, setenang perairannya. Bahkan, di sana tiada hewan pengganggu. Jangankan burung camar, semut pun tak terlihat titiknya. Beberapa orang tampak berlalu lalang pula, tetapi tidak ada yang berteriak-teriak atau menjerit-jerit. Pedagang asongan pun tak terlihat. Anak-anak juga tampak menikmati suasana alam di sana.

Di ujung dermaga terlihat beberapa orang sedang duduk memancing. Namun, posisiku sangat jauh dari mereka sehingga ikan pun tak terlihat. Semua orang tampak menikmati hari yang indah itu di tempat yang sangat indah bagaikan surga. Wah, rasanya sangat damai dan tak terlukiskan dengan kata-kata.

Karena kesulitan merumuskan prompt AI untuk menghasilkan gambar sesuai mimpi, akhirnya kucari gambar pantai Karimun Jawa... hahaha... Tentu jauh berbeda, tetapi fokus saja pada kesamaannya, yaitu sama-sama pantai... xixixixi...

Yoel 3:18 (TB) Pada waktu itu akan terjadi, bahwa gunung-gunung akan meniriskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan susu, dan segala sungai Yehuda akan mengalirkan air; mata air akan terbit dari rumah TUHAN dan akan membasahi lembah Sitim.

Nah, mimpi tersebut ditutup dengan lagu yang sama dengan hari sebelumnya "Roh Kudus tercurah di tempat ini..." Alhasil, aku mulai penasaran dan mencari lirik lagunya secara utuh lalu mendengarkannya di Youtube berulang kali. Eh, hari ini lagu pertama ibadah di gereja juga sama. Anggurnya juga terasa berbeda. Cara minum anggurnya pun terpaksa berbeda karena pakai dijilat-jilat seperti makan Oreo... hohoho... Itulah anggur kasih Tuhan.

Efesus 3:18-19 (TB) Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.