Monday, October 17, 2016

Upaya Si Introvert Menyangkal Dirinya

Orang Kristen yang Luar Biasa
Catatan Ibadah ke-4 Minggu 16 Oktober 2016

Dulu aku merasa nyaman karena privasiku amat sangat terjaga. Aku merasa aman jika berteman dan berbagi cerita kepada teman terdekat atau keluarga terdekat saja sehingga aku lebih senang memiliki sedikit teman yang benar-benar kukenal dengan baik daripada memiliki banyak teman. Hal seperti ini bukan hanya berlaku di dunia nyata tetapi juga di dunia maya. Maka dari itu, aku membuat 2 akun Facebook (FB). 1 akun untuk menguji pengaturan privasi dan 1 akun untuk berbagi cerita. Aku pun mengaturnya sedemikian rupa sehingga postinganku hanya bisa dibaca oleh teman dekat. Aku juga mengatur agar tak seorang pun dapat mengajukan permintaan pertemanan dan mengirimkan pesan FB.

Namun, setelah lahir baru aku tak bisa lagi menolak permintaan pertemanan. Meskipun demikian, aku tak kehabisan akal. Aku manfaatkan kategori restricted (dibatasi) yang disediakan oleh FB. Sebagian besar teman FB yang belum kukenal baik atau kukenal tidak baik biasanya kumasukkan dalam kategori restricted (dibatasi). Maka, tiap kali kuposting sesuatu, tentu saja tidak semua teman FB bisa membaca tulisanku karena aku selalu memilih untuk berbagi dengan semua teman, kecuali restricted.

Berani Hadapi TantanganDulu aku pun hanya menulis di buku harian yang kusembunyikan dengan rapi sehingga tak bisa dibaca orang lain, termasuk saudara sendiri. Namun, suatu hari adikku menemukan dan membaca buku harianku sehingga aku beralih menulis di komputer dan file kuberi password agar tak bisa dibuka oleh orang lain. Beberapa waktu kemudian si jago merah datang bertandang dan mengambil semua milikku, termasuk file tersebut. Semenjak saat itu aku belajar menulis di blog pribadi agar dataku selalu punya backup.

Nah, setelah masuk Kristen aku terdorong untuk menulis pengalamanku bersama Yesus. Namun, aku hanya menyimpan cerita tersebut untuk diri sendiri. Namun, lagi-lagi suara hati memintaku untuk membagikan cerita tersebut. Maka, aku berkata: "Oke... akan kubagikan dengan teman (kecuali restricted) dan jika dari segelintir orang itu minimal ada 1 orang yang menyukai ceritaku, barulah aku akan membagikannya kepada publik."

Tak lama berselang ada sekitar 2 orang yang menyukainya. Astaga... kok bisa sich? Alhasil, mau tak mau akhirnya ya kubagikan ceritaku kepada publik (termasuk kategori restricted) sesuai yang kukatakan. Namun, aku terus memutar otak bagaimana caranya menuliskan sesuatu tanpa diketahui oleh publik dan hanya diketahui oleh kalangan sendiri. Maka, lahirlah cerita fiksi yang hanya dipahami oleh orang-orang tertentu... hehehe...

Di dunia nyata aku pun enggan bercerita hingga suatu hari ada seorang konsultan perusahaan yang suka bertanya. Dia bukan hanya bertanya tentang transaksi perusahaan tetapi juga bertanya tentang agama padahal sekitar seminggu sebelumnya aku baru saja dibaptis. Akhirnya dia menjadi orang asing (kenalan) pertama yang mendengar ceritaku.

Eh... dia ceritakan pula kepada rekan kerjaku yang lain sehingga mereka berkata: "Ketika kami dan bos ramai bercerita soal KKR di Kenjeran, kamu juga mendengarnya tetapi kamu diam saja." Lantas aku beralasan bahwa mereka tidak bertanya jadi ya untuk apa aku bercerita... hehehe...  Alhasil, mereka memintaku bercerita pula kepada mereka. Namun, aku berkata: "baca saja blogku karena aku bosan mengulang-ulang cerita dan semuanya sudah kutulis di sana." Namun, mereka tetap saja memintaku bercerita. Ya udah dech... apa boleh buat... cerita lagi nich.

Menulis online pun ada tantangannya. Siapa sangka tiba-tiba ada orang asing yang berkata: "You are beautiful" hanya dengan melihat foto profilku. Ada juga yang minta uang karena sakit kanker, dll. Ada yang minta bertemu. Ada yang menghina Yesus. Selain itu, ada pula yang mau menipu dengan berpura-pura menyampaikan pesan Tuhan karena sakit kanker pula. Bahkan, ada yang mau curhat karena mengira aku pendeta.

Astaga... aku tak bisa mempercayai orang asing begitu saja karena itu bisa berbahaya. Salah satu anak tetanggaku pernah diculik orang karena mau saja bertemu dengan teman FBnya. Yach, agar semakin aman lebih baik aku pasang gambar kartun sebagai fotoku meskipun kadang kala foto asliku nongol jua... hahaha...

Bunga Edelweis
Oouw... jika mengingat semua tantangan tersebut, rasanya aku ingin berhenti menulis saja supaya tidak menarik perhatian orang-orang asing. Sebenarnya aku hanya ingin menjadi akar yang tidak menarik perhatian tetapi mengapa tiba-tiba aku seperti bunga yang begitu memancing perhatian? Ah, aku sungguh merasa tak aman jika dikenali oleh orang-orang yang belum kukenal.

Sebenarnya aku ini sedang dibentuk menjadi apa sich? Jika aku harus seperti bunga, rasanya aku mau seperti bunga Edelweis di gunung yang tak mudah didaki agar privasiku tetap terjaga dan aku bisa hidup dengan tenang. Aku pun ingin berada di alam yang bebas dari kumbang agar merasa aman dan nyaman... hehehe...
Yeremia 20:9 Tetapi apabila aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya", maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.

Maka, tak ada pilihan lain selain tetap menulis online meskipun hal tersebut membuatku sering merasakan kecemasan yang damai...^.^ Namun, untunglah aku belum perlu bercerita panjang lebar kepada orang-orang asing karena untuk melakukannya dibutuhkan rasa aman dan nyaman terlebih dahulu. Untunglah aku pun dikelilingi oleh orang-orang yang suka berbicara. Yach, kalau semua ingin berbicara, siapa yang mau mendengarkan? Oleh karena itu, aku saja yang menjadi pendengarnya...^.^

MENGINGAT AKAN-MU
Ya Allah, Kau tahu rancangan-Mu yang ada padaku. Kau telah sediakan bukanlah rancangan yang jahat. Namun membawa kebaikan.
Reff : Segala yang terjadi untuk membawa kami lebih mendekat-Mu selalu. Segala yang terjadi biar membuat kami mengingat akan-Mu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.