Catatan Ibadah ke-4 Minggu 16
Oktober 2016
Dulu aku merasa nyaman karena privasiku amat sangat terjaga. Aku merasa
aman jika berteman dan berbagi cerita kepada teman terdekat atau keluarga
terdekat saja sehingga aku lebih senang memiliki sedikit teman yang benar-benar
kukenal dengan baik daripada memiliki banyak teman. Hal seperti ini bukan hanya
berlaku di dunia nyata tetapi juga di dunia maya. Maka dari itu, aku membuat 2
akun Facebook (FB). 1 akun untuk
menguji pengaturan privasi dan 1 akun untuk berbagi cerita. Aku pun mengaturnya
sedemikian rupa sehingga postinganku hanya bisa dibaca oleh teman dekat. Aku
juga mengatur agar tak seorang pun dapat mengajukan permintaan pertemanan dan
mengirimkan pesan FB.
Namun, setelah lahir baru aku tak
bisa lagi menolak permintaan pertemanan. Meskipun demikian, aku tak
kehabisan akal. Aku manfaatkan kategori restricted
(dibatasi) yang disediakan oleh FB. Sebagian besar teman FB yang belum kukenal
baik atau kukenal tidak baik biasanya kumasukkan dalam kategori restricted (dibatasi). Maka, tiap kali
kuposting sesuatu, tentu saja tidak semua teman FB bisa membaca tulisanku
karena aku selalu memilih untuk berbagi dengan semua teman, kecuali restricted.
Dulu aku pun hanya menulis di buku harian yang kusembunyikan dengan rapi
sehingga tak bisa dibaca orang lain, termasuk saudara sendiri. Namun, suatu
hari adikku menemukan dan membaca buku harianku sehingga aku beralih menulis di
komputer dan file kuberi password
agar tak bisa dibuka oleh orang lain. Beberapa waktu kemudian si jago merah
datang bertandang dan mengambil semua milikku, termasuk file tersebut. Semenjak
saat itu aku belajar menulis di blog pribadi agar dataku selalu punya backup.
Nah, setelah masuk Kristen aku terdorong untuk menulis pengalamanku bersama
Yesus. Namun, aku hanya menyimpan cerita tersebut untuk diri sendiri. Namun, lagi-lagi
suara hati memintaku untuk membagikan cerita tersebut. Maka, aku berkata: "Oke...
akan kubagikan dengan teman (kecuali restricted) dan jika dari segelintir orang
itu minimal ada 1 orang yang menyukai ceritaku, barulah aku akan membagikannya
kepada publik."
Tak lama berselang ada sekitar 2 orang yang menyukainya. Astaga... kok bisa
sich? Alhasil, mau tak mau akhirnya ya kubagikan ceritaku kepada publik
(termasuk kategori restricted) sesuai
yang kukatakan. Namun, aku terus memutar otak bagaimana caranya menuliskan
sesuatu tanpa diketahui oleh publik dan hanya diketahui oleh kalangan sendiri.
Maka, lahirlah cerita fiksi yang hanya dipahami oleh orang-orang tertentu...
hehehe...
Di dunia nyata aku pun enggan bercerita hingga suatu hari ada seorang
konsultan perusahaan yang suka bertanya. Dia bukan hanya bertanya tentang
transaksi perusahaan tetapi juga bertanya tentang agama padahal sekitar
seminggu sebelumnya aku baru saja dibaptis. Akhirnya dia menjadi orang asing (kenalan) pertama yang mendengar ceritaku.
Eh... dia ceritakan pula kepada rekan kerjaku yang lain sehingga mereka
berkata: "Ketika kami dan bos ramai bercerita soal KKR di Kenjeran, kamu
juga mendengarnya tetapi kamu diam saja." Lantas aku beralasan
bahwa mereka tidak bertanya jadi ya untuk apa aku bercerita... hehehe... Alhasil, mereka memintaku bercerita pula
kepada mereka. Namun, aku berkata: "baca
saja blogku karena aku bosan mengulang-ulang cerita dan semuanya sudah kutulis
di sana." Namun, mereka tetap saja memintaku bercerita. Ya udah
dech... apa boleh buat... cerita lagi nich.
Menulis online pun ada tantangannya. Siapa sangka tiba-tiba ada orang asing
yang berkata: "You are
beautiful" hanya dengan melihat foto profilku. Ada juga yang minta
uang karena sakit kanker, dll. Ada yang minta bertemu. Ada yang menghina Yesus.
Selain itu, ada pula yang mau menipu dengan berpura-pura menyampaikan pesan
Tuhan karena sakit kanker pula. Bahkan, ada yang mau curhat karena mengira aku pendeta.
Astaga... aku tak bisa mempercayai orang asing begitu saja karena itu bisa
berbahaya. Salah satu anak tetanggaku pernah diculik orang karena mau saja
bertemu dengan teman FBnya. Yach, agar semakin aman lebih baik aku pasang
gambar kartun sebagai fotoku meskipun kadang kala foto asliku nongol jua...
hahaha...
Oouw... jika mengingat semua tantangan tersebut, rasanya aku ingin berhenti
menulis saja supaya tidak menarik perhatian orang-orang asing. Sebenarnya aku
hanya ingin menjadi akar yang tidak menarik perhatian tetapi mengapa tiba-tiba
aku seperti bunga yang begitu memancing perhatian? Ah, aku sungguh merasa tak
aman jika dikenali oleh orang-orang yang belum kukenal.
Sebenarnya aku ini sedang dibentuk menjadi apa sich? Jika aku harus seperti
bunga, rasanya aku mau seperti bunga Edelweis di gunung yang tak mudah didaki
agar privasiku tetap terjaga dan aku bisa hidup dengan tenang. Aku pun ingin
berada di alam yang bebas dari kumbang agar merasa aman dan nyaman... hehehe...
Yeremia 20:9 Tetapi apabila aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya", maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.
Maka, tak ada pilihan lain selain tetap menulis online meskipun hal
tersebut membuatku sering merasakan kecemasan yang damai...^.^ Namun, untunglah
aku belum perlu bercerita panjang lebar kepada orang-orang asing karena untuk
melakukannya dibutuhkan rasa aman dan nyaman terlebih dahulu. Untunglah aku pun
dikelilingi oleh orang-orang yang suka berbicara. Yach, kalau semua ingin
berbicara, siapa yang mau mendengarkan? Oleh karena itu, aku saja yang menjadi
pendengarnya...^.^
MENGINGAT
AKAN-MU
Ya Allah, Kau tahu rancangan-Mu
yang ada padaku. Kau telah sediakan bukanlah rancangan yang jahat. Namun
membawa kebaikan.
Reff
: Segala yang terjadi untuk membawa kami lebih mendekat-Mu selalu. Segala yang
terjadi biar membuat kami mengingat akan-Mu.
0 komentar:
Post a Comment