Sunday, March 31, 2024

Kunjungan ke Jepang

Hidup
Catatan Ibadah Paskah ke-1 Minggu 30 Maret 2024

"Bu, kamu mau ke Jepang?" Tanya pak B pada suatu sore di masa nan silam.
Tentu saja aku tidak mau. "Untuk apa ke Jepang?" Tanyaku balik.
Dia menjawab, "Lha iya. Masa aku atau pak A diminta ke Jepang."
"Untuk apa diminta ke sana? Jika mau belajar kepada orang Jepang, lebih baik magang di pabrik sebelah yang dimiliki oleh orang Jepang." Kataku kepadanya.

Eh, ketika malam datang menjelang, tiba-tiba di beranda Instagram kulihat sebuah kesenian terkenal di Jepang, yaitu Kintsugi. Aku pun teringat kepada Bro S yang pernah berkata, "Keluargaku hancur sangat parah." Maka, kucari video pendek tersebut di youtube dan kubagikan link video kepadanya: There is Beauty in Brokennes.

Keesokan harinya Bro S mengadakan rapat. Seusai rapat kudengar dia berkata kepada pak A dan pak B, "Video kalian sudah dikirim ke customer Jepang. Jika mereka tidak puas dengan penjelasan di video itu, salah satu dari kalian harus ke Jepang." Seketika aku paham dan menoleh ke arah Bro S. Dia tampak tersenyum jahil. Aku pun menahan senyum di depan pak A dan pak B.

Ketika tak ada Bro S, kudengar pak A berkata kepada bu E, "Doakan saya Bu agar tidak berangkat ke Jepang." Jawab Bu E, "Oh, justru kudoakan agar kamu yang ke sana." Kata pak A, "Jangan Bu. Kalau ke Mekkah, tak apa." Jawab Bu E, "Ya, nanti dari Jepang tinggal diteruskan sedikit agar tiba ke Mekkah." Aku pun berkata, "Siapa tahu pak A malah betah di Jepang dan tak mau kembali."

Pak A pun tetap memohon agar bu E mendoakannya sehingga dia tak perlu ke Jepang. Sementara itu, pak B berkata, "Aku yakin doaku dikabulkan sehingga aku tidak perlu ke Jepang." Hehehe... aku pun yakin mereka tidak akan dikirim ke Jepang karena aku sudah mengirim video Kintsugi kepada Bro S.

Namun, mereka tidak memberitahuku jika mereka mau dikirim ke Jepang karena ada komplain dari customer. Maka, aku pun tidak memberitahu mereka tentang hal itu. Jika ada orang yang mau ke Jepang, tentulah Bro S karena seharusnya dia penasaran dengan seni Kintsugi itu. Ah, seperti pak A dan pak B, aku pun tak ingin ke Jepang. Itu seperti dunia tipu-tipu.

DUNIA TIPU-TIPU
Di dunia tipu-tipu kamu tempat aku bertumpu. Baik, jahat, abu-abu tapi warnamu putih untukku. Hanya kamu yang mengerti gelombang kepala ini.
Puja-puji tanpa kata. Mata kita yang bicara. Selalu nyaman bersama. Janji takkan kemana-mana.
Puja-puji tanpa kata. Mata kita yang bicara. Selalu nyaman bersama. Janji takkan ke mana-mana, ya.
Di dunia tipu tipu kubisa rasa nyata denganmu, oh-hmm-mmm. Tanpa banyak una-inu, kubisa rasa aman selalu. Hanya kamu yang mengerti gelombang kepala ini, ih-ih-ih.
Puja-puji tanpa kata. Mata kita yang bicara. Selalu nyaman bersama. Janji takkan kemana mana.
Puja-puji tanpa kata. Mata kita yang bicara. Selalu nyaman bersama. Janji takkan kemana-mana, ya.
Lelucon aneh tiap hari. Kutertawa tanpa tapi. Tetaplah seperti ini. Puja-puji tanpa kata. Mata kita yang bicara. Selalu nyaman bersama. Janji takkan kemana-mana.
Janji (janji) takkan (takkan) kemana-mana. Janji (janji) takkan (takkan) kemana-mana. Janji (janji), janji (takkan) takkan kemana-mana.
Janji (janji), janji (takkan) takkan kemana-mana.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.