Catatan Ibadah ke-1 Minggu 23 April 2017
Senin lalu seperti biasa aku
turun dari boncengan motor temanku lalu dia bersiap melajukan motornya setelah
kedua kakiku berjejak di tanah. Eh... salah satu tali tasku kecantol (terkait)
pada pegangan besi samping motornya. Maka, spontan kuteriakkan namanya dan dia
segera menoleh ke arahku sebelum sempat melajukan motornya. Aku pun segera
melepaskan tali tasku sambil berkata kepadanya: "kecantol...^.^"
Lantas dia kembali melajukan motornya.
Keesokan harinya hal serupa
terulang kembali padahal aku sudah berhati-hati dengan tali tasku. Kok bisa terulang dua kali sich?
Padahal, sudah puluhan kali aku menumpang motornya dan belum pernah sekalipun
mengalami hal semacam ini. Namun, kejadian Selasa itu lebih parah daripada
kejadian Senin. Aku baru menyadari bahwa tali tasku kecantol motornya setelah
motornya melaju sejauh setengah meter dariku.
Aku berteriak memanggil namanya
dan sepertinya dia tidak mendengar panggilanku karena biasanya dia selalu
memakai earphone agar tidak terlalu
terkejut bila mendengar bunyi klakson. Maka, sambil tetap memanggilnya aku
berlari mengikuti laju motornya yang telah berjarak sekitar semeter dari
tempatku diturunkan. Ketika berlari dan sekilas melihat langit cerah di atas
sana, terbersitlah suatu pemikiran: "Jika dia tidak mendengarku, aku akan
terseret oleh motornya. Bagaimana aku bisa melepas tali tas yang telah
kuselempangkan melewati kepalaku? Apa aku akan mati sekarang?"
Aku benar-benar tak bisa
memikirkannya sehingga kuputuskan untuk pasrah saja: "terjadilah apa yang harus
terjadi" lalu aku mempercepat lariku agar tak sampai terseret
motornya. Tiba-tiba terdengar suara teriakan seorang pria yang lebih keras
daripada suara teriakanku: "Hoiii..." Seketika itu
juga temanku menghentikan laju motornya dan menoleh ke kiri lalu melihatku
berlari ke arahnya. Aku segera melepas tali tasku dari motornya dan dia
berkata: "Lagi? Kemarin sudah kecantol... sekarang terulang lagi."
Jawabku: "Iya...^.^ Sudah."
Lantas dia kembali melajukan motornya.
Di tepi jalan aku menarik nafas
lega dan tersenyum bahagia. Untunglah dia menoleh ke kiri dan bukan ke kanan
ketika mendengar teriakan pria tadi. Entah siapa pria yang berteriak tadi. Tak
seorang pun berdiri di dekatku untuk menanyakan keadaanku atau berpesan agar
kami berhati-hati. Semua tampak normal seperti biasa seakan-akan tiada seorang
pun mengetahui bahwa aku nyaris celaka. Tampaknya pria tersebut tidak
membutuhkan ucapan terima kasihku. "Oh Tuhan, Kau sungguh ajaib. Kasih-Mu
nyata bagiku. Pertolongan-Mu tepat waktu. Puji Tuhan...^_^ Tuhan itu baik... ini sudah
kesekian kalinya aku selamat dari celaka. Hidupku adalah anugerah."
Mazmur 91:11 sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.
Hahaha... Mengapa aku baru
ingat ayat tersebut ketika aku telah merasa aman? Pada saat panik aku hanya
fokus kepada fakta yang ada dan lupa semua janji-Nya. Padahal, Tuhan pun pernah
berjanji untuk menjagaku dari segala kecelakaan.
Mazmur 121:7 TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu.
Hahaha... Tuhan tidak curang. Sekalipun aku lupa akan janji-Nya pada saat
panik, Dia tetap tepati janji-Nya. Namun, setiap janji Tuhan ada syaratnya,
yaitu taati perintah-Nya dan jauhi larangan-Nya. Jika tidak memenuhi syarat
tersebut, janji-Nya akan batal dengan sendirinya. Kalian mau memperoleh janji
Tuhan? Ayo baca Alkitab dan hidupi firman-Nya. #iLoveMyBible karena hatiku kecantol Tuhan Yesus...^_^
Hmmm... Mungkinkah Senin - Selasa lalu iblis telah
membaca draft tulisanku dan berupaya menghalangiku posting tulisan tersebut?
Jika ya, dia gagal karena Tuhan besertaku dan keesokan harinya (Rabu malam
lalu) aku telah berhasil memposting tulisanku...^_^ Semenjak kejadian itu
temanku juga tidak buru-buru melajukan motornya setelah menurunkanku dan
bertanya dulu: "nggak kecantol kan?" Hahaha... ada-ada saja yach...
IMMANUEL
Kau ada dimanapun ku ada. Menuntun,
menopang, menguatkanku. Penghibur, pelindung, menara kekuatan. Tuhan Kau
nyata di hidupku.
Immanuel… Immanuel, Kau besertaku, ku aman
dalammu. Immanuel.. Immanuel, Kau Penyelamatku, hidupku aman di dalam-Mu.
S’gala hal dapat kulakukan dengan-Mu,
dengan-Mu Tuhan.
0 komentar:
Post a Comment