Tuesday, February 17, 2015

Aku Tidak Haus tapi Diberi Minum

Pada saat lagu 'Allah Roh Kudus' dinyanyikan di Festival Kuasa Allah beberapa orang terjamah lidahnya. Seingatku di sela-sela lagu tersebut berulang kali terdengar suara orang berseru-seru: "aku haus... aku haus... aku haus... aku sangat haus... aku haus... aku haus akan Engkau... aku haus... Roh Kudus datanglah..."

Kala itu aku malah bertanya-tanya: "Apa maksudnya? Haus seperti apa? Gimana caranya memiliki kehausan? Sepertinya sich aku tidak haus. Kalau tidak haus, mana mungkin meminta minum?" Lalu sebuah suara lembut menjawabku dari dalam hati: "nanti kamu akan mengetahuinya".

Album 'Kupercaya Mujizat'
Waktu pun berlalu hingga tibalah ibadah worship dan launching album 'Kupercaya Mujizat' (1 Februari 2015). Beberapa lirik lagunya benar-benar membangkitkan beribu-ribu kenangan pahit yang telah kulalui bersama Yesus:
Lagu-lagu itu (terutama lagu 'TERIMA KASIH') sungguh mengharu-birukan hati ini dan cetar menggelora di pelupuk mata hingga akhirnya lidahku ikut terjamah karena terhanyut hadirat-Nya.

Saat itulah aku mulai mengerti arti sebuah kehausan akan Tuhan. Kelihatannya kehausan semacam itu memang tidak bisa dipaksakan tetapi harus timbul dari lubuk hati yang terdalam. Rasa haus itu baru muncul pada saat:
  • menyadari bahwa hanya Tuhan yang sanggup membantu ketika tak ada yang dapat membantu,
  • merasakan betapa luar biasa besarnya kasih setia dan penyertaan Tuhan di dalam hidup ini.
Sebelum semua itu terjadi beberapa teman dan saudara selalu mengatakan padaku untuk meminta bahasa Roh. Mereka semua bersaksi bahwa mereka meminta dan mendapatkannya. Namun, aku selalu enggan memintanya, bahkan menolaknya dua kali:
  1. Ketika Festival Kuasa Allah: sembari ikut menyanyikan lagu 'Allah Roh Kudus' aku bertanya: "Apa maksudnya? Haus seperti apa? Gimana caranya memiliki kehausan? Sepertinya sich aku tidak haus. Kalau tidak haus, mana mungkin meminta minum?"
  2. Ketika pelajaran pra baptisan air (setelah Festival Kuasa Allah): sembari pura-pura ikut menyanyikan lagu 'Mengalirlah Kuasa Roh Kudus', aku berkata dalam hati: "Ah, dia pasti berpikir bahwa setiap orang yang mau dibaptis sudah hafal lagu ini padahal ini ‘kan pertama kalinya kudengar lagu ini. Kalau memang harus ikutan menyanyi tanpa diberi teks lagu, yach ikut mangap-mangap aja dech biar nggak ditegur. Setidaknya aku ‘kan tidak menyanyi sendirian jadi dia tak mungkin tahu bahwa aku cuma pura-pura nyanyi. Lagipula kenapa aku harus meminta bahasa Roh? Aku ’kan tidak mau berbicara dalam bahasa yang tidak kumengerti." Yah... untunglah saat itu suara hatiku tidak ikut memaksaku.
Oh, tampaknya Tuhan memang mengetahui kebutuhanku lebih daripada aku mengetahui kebutuhanku sendiri. Oleh karena itu, Tuhan tetap menjamah lidahku meskipun aku sempat menolaknya. 

Hahaha... rasanya aku ini seperti seorang anak kecil yang ingin menempuh jarak 1000 mil. Lantas teman dan saudaraku menyarankanku untuk meminta diantar sopir dengan mengendarai mobil tetapi aku tidak mau memintanya. Kataku: “Kenapa aku harus naik mobil bila aku masih bisa berjalan kaki?

Namun, Bapa telah mengetahui bahwa aku tak mungkin bisa berjalan kaki sejauh 1000 mil. Maka dari itu, Bapa senantiasa mengiringi perjalananku dan bersiap mencukupkan semua yang kubutuhkan tepat pada waktunya. Pada akhirnya, hari yang ditunggu-Nya tiba. Setelah menempuh jarak beberapa meter aku mulai menyadari segala keterbatasanku. Nah, saat itulah Bapa memberikanku mobil dan tiada lagi alasan untuk menolaknya. “Bocah... bocah...”

Dapatkan album 'KuPercaya Mujizat
>> di: Pustaka Rajawali
Jl. Cempaka 25 Surabaya
Tel: +6231 6000 7000
Email: info@pustakarajawali.com
Itunes Indonesia >> Album 'KuPercaya Mujizat'

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.