Beberapa minggu kemudian tangan kanan Asa mulai sakit sehingga dia harus
bekerja dengan menahan sakit. Ketika tak tahan dengan rasa sakitnya, Asa
buru-buru ke kamar mandi lalu menyalakan kran air sampai banjir agar tak seorang
pun mendengar tangisnya. Dengan begitu Asa tetap mampu tersenyum sambil menahan
sakit.
Tak lama berselang Asa mengundurkan diri dengan alasan mau bantu ortu di
toko dan mau istirahat karena capek. Banyak teman meragukan alasan Asa dan
berpikir bahwa Asa sudah mendapatkan pekerjaan di tempat lain. Asa hanya
tersenyum sambil mengatakan bahwa dia capek sehingga ingin libur panjang.
Namun, di balik senyum manisnya Asa marah dan kecewa kepada Tuhan. Asa
pun bertanya kepada-Nya: "Kenapa Tuhan? Kenapa
Kau hentikan aku? Kenapa tidak Kau izinkan aku menangani pekerjaan semacam itu?
Kenapa atasanku boleh melakukannya sedangkan aku tidak boleh? Atasanku seorang
Kristen yang rajin ke gereja dan dia pernah memberitahu aku dan temanku tentang
pentingnya ke tempat ibadah agar ada firman yang didapat. Jadi, dia pasti tau
tentang firman-Mu dalam hal bayar pajak (Matius 22:21).
Namun, mengapa dia bisa terlihat tenang dalam
melakukan pekerjaan itu? Jadi, tidak salah dong Tuhan. Lagipula banyak
perusahaan memang tidak jujur dalam hal pajak. Kalau hal ini salah, seharusnya
tidak diterapkan oleh banyak perusahaan. Jadi, hal ini bisa dianggap legal 'kan
Tuhan. Lalu kenapa aku dihentikan? Kau 'kan juga tau kalau aku masih butuh
uang."
Malam harinya Asa tertidur dalam kemarahan dan kekecewaannya tanpa menyapa
Tuhan. Di dalam tidurnya Asa bermimpi. Asa berada di sebuah persimpangan jalan pada suatu sore yang cerah. Di
kirinya ada rumah-rumah penduduk. Di depannya ada jalan beraspal yang rata,
lurus, lebar, dan biasa dilewati orang. Di kanannya ada jalan kecil, sempit,
tidak rata, tidak lurus, dan tidak biasa dilewati orang.
Di dalam mimpinya
Asa memilih jalan lurus yang ada di depannya lalu mendadak dia buta setelah
berjalan sekitar 2-3 langkah. Dia pun mencoba berjalan sambil meletakkan tangan
kanan di depan tubuhnya untuk meraba-raba dalam kegelapan. Namun, hal itu tetap
membuatnya susah berjalan. Jadi, Asa segera melangkah mundur untuk kembali ke
tempat semula. Lantas Asa memilih jalan sempit yang ada di kanannya dan dia
bisa berjalan dengan pasti karena matanya tak lagi buta. Beberapa teman hanya
tertegun melihat jalan pilihan Asa dan tidak mau mengikutinya.
Ketika terbangun dari tidur, Asa
langsung teringat akan firman Yesus di Matius 7:13-14 yang berbunyi: "Masuklah
melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju
kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah
pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang
mendapatinya."
Firman tersebut
membuat Asa berhenti marah kepada Tuhan. Katanya: "Iya..ya.. Yesus
bilang gitu. Ini berarti mayoritas belum tentu benar dan minoritas juga belum
tentu salah." Alhasil Asa mulai
yakin bahwa Tuhan ingin menyelamatkannya agar Asa tidak sampai hidup di dalam
kegelapan.
Lirik
Lagu “Akhirnya” (Putri Ayu)
(http://youtu.be/_lzfkAzGNZo)
(http://youtu.be/_lzfkAzGNZo)
Kusadari akhirnya kerapuhan imanku telah membawa jiwa dan ragaku ke dalam
dunia yang tak tentu arah. Kusadari akhirnya Kau tiada duanya... tempat memohon
beraneka pinta, tempat berlindung dari segala mara bahaya.
reff:
Oh Tuhan mohon ampun atas dosa
dan dosa selama ini. Aku tak menjalankan perintah-Mu, tak pedulikan nama-Mu, tenggelam
melupakan diri-Mu.
Oh Tuhan mohon ampun atas
dosa dan dosa.
Sempatkanlah aku bertobat hidup di jalan-Mu ‘tuk penuhi
kewajibanku sebelum tutup usia kembali pada-Mu. Oh kembali padamu ohhh.. repeat
reff
HANYA DEKAT PADA-MU (album 'Kupercaya Mujizat')
ReplyDeleteDi saat tak seorang pun dapat menolongku
Dunia berkata: "habislah sudah masa depanku."
Tapi kutahu ada pribadi yang setia,
Dia tak pernah tinggalkanku,
Dialah Tuhan Yesus.
Hanya dekat pada-Mu Kau Allahku kumerasa tenang
dan hanya di dalam-Mu oh Yesusku kudipulihkan.
Kasih setia-Mu selalu baru setiap waktu
Kumau mengiring-Mu seumur hidupku.