Sebelumnya: 3...2..1. Mujizat itu Semakin Nyata
Ketika pagi tiba aku terbangun karena mendengar sebuah suara memanggilku dari dalam hati: "Bangun Rully. Ayo bangun." Aku membuka mataku lalu melihat jam. Pikirku: "masih jam setengah 6 pagi..aku masih ngantuk..badanku capek semua.." lalu aku tidur lagi. Tak lama kemudian alarm yang dipasang titiku mulai meraung-raung tanpa henti. Aku jadi merem melek tapi tetap berusaha tidur.
Ketika pagi tiba aku terbangun karena mendengar sebuah suara memanggilku dari dalam hati: "Bangun Rully. Ayo bangun." Aku membuka mataku lalu melihat jam. Pikirku: "masih jam setengah 6 pagi..aku masih ngantuk..badanku capek semua.." lalu aku tidur lagi. Tak lama kemudian alarm yang dipasang titiku mulai meraung-raung tanpa henti. Aku jadi merem melek tapi tetap berusaha tidur.
Namun, sekitar jam 6 pagi
suara hatiku mulai mengusik kembali: "Ayo bangun, Rully. Ayo. Mau nunda sampai kapan lagi?"
Sementara itu alarm tetap berdering. Aku pun membuka mata lagi dan tak lama
kemudian titiku membuka pintu kamarku: "Ayo..itu
alarm buat bangunin kamu." Akhirnya aku bangun dan bergegas
mandi.
Selesai mandi kudengar bunyi
hujan lalu aku berkata di dalam hati: "Kalau
hujan, tidak jadi baptis pagi. Siang atau sore atau lain hari saja lha. Masa ke gereja hujan-hujan dan pakai jas hujan?" Eee...setelah
aku selesai
berganti pakaian hujan pun berhenti. Alhasil aku dan titiku jadi berangkat ke GMS
pusat
tepat pk.06.30 WIB. Di tengah jalan kami sempat diterpa hujan gerimis yang
sangat jarang sehingga pakaian tidak sampai basah.
Setengah jam kemudian kami tiba di
gereja tepat pk.07.00WIB lalu aku langsung mengikuti pelajaran pra baptis.
Sementara itu titiku ikut kebaktian karena tidak diizinkan menemaniku. Sebelum
pelajaran dimulai gurunya berkata: "Saat ini para sukarelawan baptis tidak
ada di sini karena mereka harus menghadiri pertemuan di tempat lain." Aku langsung
berpikir: "Berarti baptisnya ditunda sampai para
sukarelawan baptis kembali ke sini dan punya waktu untuk membaptis. J"
Namun, ternyata gurunya
melanjutkan: "Karena itu baptis akan dilakukan oleh
pihak internal tetapi kurang lebihnya sama." Lalu
kataku dalam hati: “Wah, jadi baptis dong. Tapi, apa aku benar-benar mau baptis di sini? Setelah baptis bagaimana? Percuma
dong masuk Kristen kalau tidak ada
temannya. Teman-teman karibku 'kan kebanyakan Katolik dan Budha. Mengapa aku harus Kristen? Baptis sendirian lagi.. Di sini tidak ada yang kukenal."
Sementara itu gurunya
berkata: "Kalian ada di sini untuk dibaptis
karena Tuhan telah memilih kalian. Di alkitab juga dinyatakan bahwa setiap
orang yang percaya kepada Yesus harus dibaptis di dalam nama-Nya. Tapi hal itu
harus dilakukan secara sukarela tanpa paksaan dari siapapun." Aku pun berpikir: "Kalau dipaksa oleh manusia, sudah jelas
paksaan. Tapi kalau dipaksa oleh suara hati, ini termasuk paksaan atau bukan
ya? Enaknya jadi baptis atau tidak nich?"
Tiba-tiba pintu terbuka dan
aku terkesiap. Surprise banget. Salah satu teman kuliahku memasuki ruangan dan
dia mengatakan bahwa dia mau dibaptis. "Koq bisa
ya? Kebetulan sekali padahal kami tidak janjian. Seandainya dia mau dibaptis
hari ini, jamnya koq bisa sama juga? Akhirnya aku tidak jadi baptis sendirian karena
sekarang sudah ada teman yang kukenal. Oh
Tuhan, Kau sungguh luar biasa. Kau patahkan semua alasanku. Kini aku harus
'mengangkat bendera putih' di hadapan-Mu dan Kau boleh membaptisku. Tapi, baptis
air aja ya... Kalau baptis roh kudus, jangan dulu J"
~ RENCANA TUHAN TIDAK PERNAH GAGAL. AJAIBLAH KUASA-NYA ~
Sepulang dari gereja aku
menjemput memeku di bandara lalu aku merasa sangat capek dan memutuskan tidur
siang. Menjelang sore aku terbangun karena sayup-sayup mendengar hatiku
menyanyikan lagu: “Hari ini Kurasa Bahagia...”
Lantas aku pun terjaga sepenuhnya dan mulai browsing lagu tersebut untuk
mengetahui liriknya secara utuh karena aku hanya ingat beberapa kalimat pertamanya. Lirik utuhnya
dapat dilihat di sini: “Hari ini Kurasa Bahagia...”
0 komentar:
Post a Comment