Sunday, August 10, 2025

Penawar Rasa Takut

Yang Ditakutkan Malah Menakut-nakuti
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 10 Agustus 2025

Ketika remaja, ada seorang salesman remaja dari Talu, Cina. Dia hanya datang ke toko sekali saja untuk menjual barang bosnya lalu dia tidak berani datang lagi karena takut kepada papa. Nah, dulu aku juga sempat takut kepada para salesman usil, tetapi ketika teringat kepada salesman itu, pikirku, "Jika aku berani menghadapi papa, seharusnya aku tidak takut menghadapi mereka karena salesman pemula seperti mereka selalu takut kepada papa."

Hehehe... soal keberanian, papa adalah mentor terbaik karena dia tidak peduli dengan pikiran dan perasaan orang lain. Namun, soal kesabaran, mama adalah mentor terbaik yang kumiliki karena dia terlalu peduli dengan pikiran dan perasaan orang lain. Jadi, mengkombinasikan keduanya adalah pilihan terbaik untuk melawan rasa takut... hehehe...

Suatu hari aku dipanggil oleh atasan Taiwan, seketika kuajak penerjemah wanita untuk menemaniku. Kukatakan kepadanya bahwa aku hanya bisa berbahasa Indonesia sekalipun sebenarnya aku paham beberapa kata dalam bahasa Inggris. Eh, tak lama berselang penerjemah wanita resign semua. Kebanyakan penerjemah laki-laki kurang bisa dipercaya karena keberanian dan kenetralan mereka berbeda dengan wanita.

Ketika hal itu terjadi, aku hanya berpegang pada janji Tuhan bahwa semua ada dalam kendali-Nya. Jika Tuhan izinkan sesuatu terjadi, tentulah tak akan melebihi kekuatanku. Jika melebihi kekuatanku, Dia akan berikan jalan keluar sehingga aku bisa menanggungnya.

1 Korintus 10:13 (TB) Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Alhasil, aku mulai berani berbicara dengan orang asing sekalipun hanya menggunakan bahasa gado-gado, yaitu Inggris campur Mandarin campur Indonesia dan campur bahasa tubuh. Hahaha… padahal dulu aku dan teman-temanku menertawakan dosen kami yang menggunakan bahasa gado-gado ini karena saat itu dia sudah 70 tahun dan lupa-lupa ingat.

Eh, sekarang aku malah seperti dia ketika perlu berbicara dengan orang asing. Inikah yang disebut kualat sama orang tua? Hahaha… Namun, aku lebih sering menggunakan bantuan aplikasi bahasa.

Ketika kudengar orang Thailand keturunan Cina stres karena tidak mendapatkan libur, aku pun memberinya solusi dengan bahasa gado-gado. Bahkan, dia pun kuajak libur bersama rekan sekantor. Semula kupikir dia lancar membaca tulisan Mandarin selancar bahasa lisannya sehingga aku sedikit bersusah payah menulis pesan dalam huruf Mandarin.

Namun, ketika menemuinya, aku baru mengetahui bahwa dia masih harus menerjemahkannya dalam huruf Thailand. Ya ampun, huruf-huruf Thailand juga lebih parah daripada hanacaraka (aksara Jawa). 

Ah, aku tidak paham bahasa Thailand sama sekali sehingga aku tidak mungkin menerjemahkan pesanku ke dalam bahasa itu karena aku tidak akan tahu jika aplikasinya salah. Maka, sejak saat itu kukirim pesan kepadanya dalam bahasa Indonesia saja. Ngapain aku bersusah payah menerjemahkan bahasaku dalam huruf Cina jika dia juga tak bisa membaca tulisan itu? Hahaha...

1 Yohanes 4:18 (TB) Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Hehehe... memang Tuhan tidak mencari orang yang mampu, tetapi orang yang mau peduli dengan hati-Nya. Rasa kasihan kepada orang stres ternyata mampu mengalahkan rasa takut pula... wkwwkw...

MENGIKUTI-MU ~ GMS Living Worship
Tak ada ketakutan di dalam hidup ini setelah aku mengenal-Mu. Tak ada keraguan di dalam hati ini ‘tuk tinggalkan masa laluku.
Semua yang benar, suci dan mulia yang ‘kan slalu di benakku. Semua perintah-Mu dan ketetapan-Mu kutaati dan kulakukan.
Dan mengikuti-Mu di spanjang hidupku. Takkan berpaling, kar’na aku tahu Kau sangat berharga dalam hidupku. Pengorbanan-Mu Yesus s’lamatkanku.
Dan mengiring-Mu sampai akhir hidupku. Kumau setia dan mengasihi-Mu oh Yesus Tuhanku. Dunia tak bisa palingkanku dari-Mu.

Yang Ditakutkan Malah Menakut-nakuti

Melihat yang Tidak Kasat Mata
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 10 Agustus 2025

Amsal 19:21 (TB) Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana.

Itulah bunyi ayat perjamuan kudus hari ini. Faktanya, ya memang seperti itu. Seringkali kita ingin lewat jalan tol yang mulus tanpa hambatan, tetapi faktanya banyak rintangan untuk mencapai suatu tujuan. Ini karena Tuhan tidak pernah menjanjikan kemudahan. Dia hanya menjanjikan penyertaan. Seringkali aku merancangkan hal-hal yang mudah. Jika bisa dipermudah, mengapa dipersulit? Namun, iblis suka membuat segalanya serba sulit. Untunglah Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.

Yeremia 29:11 (TB) Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Ketidakpastian akan hari esok seringkali juga menimbulkan kekuatiran. Namun, Tuhan mengatakan bahwa rancangan-Nya adalah hari depan yang penuh harapan. Jika bisa mempercayai hal ini, tentulah tak ada yang perlu ditakutkan.

Ayub 3:25 (TB) Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.

Kadang kala kita takut ketika harus menghadapi hal-hal yang tidak kita sukai atau berada di luar zona nyaman kita. Namun, ketika kita merasakan penyertaan Tuhan, rasa takut itu sirna. Sejak dulu aku selalu menghindari pembicaraan dengan orang asing dan pergi ke tempat asing.

Untuk mengatasi hal ini, aku sudah belajar membaca wajah, bahasa tubuh, karakter, dan mencari informasi terkait orang dan lokasi tersebut. Namun, tetap saja harus ada penyertaan Tuhan karena seringkali ada kejutan di luar informasi dan pengetahuan yang kita miliki.

Proses menumbuhkan keberanian memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak rasa takut yang terlebih dahulu harus kita hadapi sebelum keberanian itu muncul dan menetap dalam diri kita. Ketika ikut karya wisata ke Bali semasa remaja, beberapa teman suka mendekati bule untuk berbincang dengan mereka. Namun, aku lebih suka tidak melibatkan diri dengan mereka.

Ketika kuliah, aku pun melakukan hal yang sama. Sekalipun sempat sekelas dengan orang Korea, aku pun menjaga jarak dari mereka. Sebelum itu aku pun sengaja pergi dari asrama supaya tidak disekolahkan di Belanda oleh suster Belanda. Bahkan, aku batal kuliah hukum demi menghindari belajar bahasa Belanda. Eh, ketika naik bemo, justru ada cowok Indonesia yang lahir di Belanda sengaja duduk di sampingku. Untunglah dia berbahasa Indonesia karena katanya dia ingin meningkatkan kemampuan bahasa Indonesianya.

Suatu hari tanteku berkata, "Nanti kalau saya punya uang, saya akan bayari kalian supaya bisa pergi ke Kanada." Syukurlah hingga dia pensiun dan pindah ke Amerika, rencananya tak pernah terwujud... hehehe... Beberapa orang pun takut ke negara lain. Namun, ada orang yang justru suka berpindah-pindah negara. Ketika ada yang bertanya kepadaku, "Apa mau pergi ke Jepang?"; "Siapa mau pergi ke Cina?", tentu saja aku pasti tidak mau sekalipun gratis.

Kemudian ada bos Taiwan berkata, "Jika kalian bekerja dengan baik, nanti ada hadiah jalan-jalan ke Taiwan." Pikirku, "Itu hadiah atau hukuman? Bagi orang lain, itu hadiah, tetapi bagiku, lebih baik kasih uangnya saja atau tidak usah memberi hadiah." Hehehe… untunglah dia tipe omdo (omong doang) seperti salah satu tanteku itu karena seringkali mereka menyampaikan rencana yang terlampau jauh ke depan alias belum tentu direalisasikan. Jadi, aku sih masih bisa tenang... wkwwkw...

Jadi, apa yang kita takutkan justru menimpa kita atau sering menakut-nakuti kita. Ketika hal ini terjadi, lebih baik kita hadapi setahap demi setahap bersama Tuhan. Lambat laun keberanian kita akan meningkat.

Penawar Rasa Takut

Melihat yang Tidak Kasat Mata ~ Ps. Robert Tedjasukmana

Melihat yang Kasat Mata
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 10 Agustus 2025

2 Raja-raja 6:15 (TB) Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: "Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?"

Mungkin kita juga mengalami hal yang sama. Mungkin kita merasa dikepung dari berbagai arah. "Celaka, penagih hutang datang padahal uang belum ada." "Celaka, orang tuaku memaksaku segera menikah." "Celaka, usiaku sudah cukup untuk menikah, tetapi belum kutemukan jodohku." Setelah membaca gejala penyakit di Google mungkin ada yang berkata, "Celaka, mungkin aku terkena penyakit itu." "Celaka, kata dokter, umurku hanya tersisa beberapa tahun."

BERDOA

Ketika merasa dikepung oleh keadaan, Elisa berdoa. Doa bukanlah jalur satu arah, melainkan komunikasi dua arah dengan Tuhan. Tuhan tidak selalu menjawab doa seperti yang kita inginkan. Berikan ruang bagi Tuhan untuk menjawab doa sesuai kehendak-Nya pada waktu-Nya. Sekalipun doa tidak kunjung dijawab, kita harus tetap berdoa.

Ada seorang penjual tahu yang berdoa agar tahunya laris, tetapi tahunya justru rusak. Meskipun demikian, datanglah seorang pembeli yang justru mencari tahu rusak untuk pakan bebeknya. Jadi, penjual tahu saja tahu jika rencana Tuhan tak sejalan dengan rencananya.

WAKTU YANG TEPAT
Yesus mendengar lebih dari yang kudoakan. Yesus menjawab lebih dari yang kuharapkan.
Dengan cara-Nya di waktu yang tepat ku 'kan melihat Dia jadikan semua.
Tak selalu Tuhan menjawab doa. Namun, Dia b'ri yang terbaik di waktu yang tepat.
Ijinkanlah Tuhan untuk bekerja. Yang mustahil menjadi mungkin oleh kar'na percaya.

2 Raja-raja 6:17 (TB) Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.

Mengapa Elisa berdoa seperti itu padahal bujangnya tidak buta? Bujangnya bisa melihat hal-hal fisik, tetapi dia tidak bisa melihat hal-hal yang tidak kasat mata.

2 Raja-raja 6:16 (TB) Jawabnya: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka."

Kita tidak perlu takut dengan berbagai hal yang mengepung kita karena yang menyertai kita lebih banyak daripada yang menyertai pengepung kita.

DIMURIDKAN
Elisa bisa melihat hal yang tidak kasat mata karena dia mempunyai mentor, yaitu Elia. Mentor adalah orang yang saling mengenal dengan kita. Dia bukanlah pendeta yang kita ikuti di media sosial. Dia bisa menelepon kita terlebih dulu. Dia bukanlah orang yang kita DM, tetapi tidak segera menjawab. Dia bisa mengingatkan kita ketika kita salah arah. Dia bisa membimbing kita dan di kemudian hari kita pun bisa memuridkan orang lain dengan cara yang sama.

Yang Ditakutkan Malah Menakut-nakuti

Melihat yang Kasat Mata ~ Ps. Robert Tedjasukmana

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 10 Agustus 2025

Dulu ada sebuah dongeng karangan Hans Christian Anderson tentang seorang raja yang tamak dan angkuh. Suatu hari dia hendak mengadakan pesta rakyat, mungkin perayaan ulang tahun. Untuk menyambut acara ini, dia meminta penjahit terbaik membuatkan baju baru untuknya.

Berbagai kain terbaik telah ditawarkan kepada raja, tetapi dia tidak mau. Dia ingin sesuatu yang baru dan terbaik. Lalu penjahit memutar otak dan berkata kepada raja, "Saya punya kain yang sangat bagus, tetapi kain ini hanya bisa dilihat oleh orang yang tulus, bijaksana, jujur, dan rendah hati."

Sambil membuka sebuah kotak, penjahit itu menunjukkan sehelai kain yang tak terlihat lalu membentangkannya di hadapan raja. Pegawai raja yang suka menjilat raja seketika memuji kain itu sebagai kain yang sangat indah. Meskipun raja tidak bisa melihat kain itu, dia ingin dikenal sebagai raja yang tulus, jujur, bijaksana, dan rendah hati. Maka, dia pun setuju untuk dibuatkan pakaian dari kain tak kasat mata tersebut.

Singkat cerita, hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Penjahit membantu raja mengenakan jubah tak kasat mata itu lalu raja menemui rakyatnya. Banyak rakyat tampak seperti menertawakan raja, tetapi para pegawai penjilatnya menenangkan hati raja dengan mengatakan bahwa rakyat itu tidak berpendidikan.

Maka, raja tetap mempercayai keindahan bajunya yang tidak terlihat hingga dia mendengar seorang anak kecil bertanya kepada ibunya, "Bu, mengapa raja hanya memakai pakaian dalam?" Seketika raja sadar bahwa dia memang tidak berpakaian karena dia menyadari bahwa anak kecil pastilah tulus dan jujur.

Pesan moral cerita ini adalah seringkali kita hanya memperhatikan hal yang kelihatan dan tidak menghargai hal yang tidak terlihat. Untuk melihat hal-hal yang tidak terlihat, kita perlu iman.

JANGAN TAKUT
Seringkali kita merasa takut karena melihat sesuatu yang belum terjadi sebagai sesuatu yang nyata. FEAR = False Evidence Appearing Real (Bukti Palsu yang Terlihat Nyata). Bukti digunakan untuk menunjukkan kebenaran, tetapi jika palsu, bukti ini tidak bisa digunakan.

Ayub 3:25 (TB) Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.

Seringkali hal yang kita takutkan justru menimpa kita. Ada yang takut tidak mendapat jodoh, akhirnya benar-benar tidak mendapatkan jodoh. Namun, beberapa hal yang paling ditakutkan oleh manusia adalah kematian, kehilangan, kegagalan, dan penolakan.

TAKUT = Ternyata Aku KUatir Terus. Sesungguhnya kita tidak perlu takut karena Yesus sudah mengalahkan semua bentuk ketakutan itu di kayu salib. Yesus sudah mati dan bangkit. Inilah bukti kemenangan-Nya.

Raja Aram berusaha menyerang Israel dari berbagai arah, Utara, Timur, Barat, dan Selatan. Namun, rencananya selalu gagal. Raja Aram curiga ada orang yang membocorkan strategi perangnya. Salah satu pegawainya pun memberitahu bahwa di Israel ada nabi Elisa. Dialah yang selalu memberitahu raja Israel tentang perkataan yang diucapkan oleh raja Aram di kamar tidurnya. Maka, raja Aram mengerahkan pasukan untuk menangkap Elisa.

Melihat yang Tidak Kasat Mata

Sunday, August 3, 2025

Ruang Kerja Tuhan

Ruang Konflik
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 3 Agustus 2025

Dalam kekesalannya Ms. Riyel pergi ke ruang mimpi. Pagi itu dia melihat dirinya baru tiba di kantor. Dia melihat lemari tempat uang terbuka lebar dan acak-acakan karena ada yang merusak kuncinya secara paksa. Seketika Ms. Riyel merasa was-was.

Jika uangnya hilang, dia harus menggantinya karena uang itu untuk menggaji Mr. Lesilayer. Dia pun bergegas mengeceknya. Ternyata aman. Uangnya tidak hilang. Mungkin pencuri tidak menyadari bahwa ada uang di dalam lemari itu. Seketika Ms. Riyel kembali ke realita. Lantas suara hatinya berkata berulang-ulang, "Tidak lama lagi. Tidak lama lagi. Tidak lama lagi."

Ms. Riyel bertanya-tanya, "Apakah tidak lama lagi Mr. Lesilayer akan pergi? Tidak mungkin. Dia sudah sangat enak makan gaji buta. Mana mungkin dia mau pergi sendiri? Lebih baik aku yang pergi."

"Apakah Mr. Logisyen akan mengeluarkan dia? Tidak mungkin karena dia suka orang-orang bermulut manis seperti dia. Lebih baik aku yang pergi daripada sakit karena menahan emosi."

Kata teman Ms. Riyel, "Apa kita ini memang pembuat masalah? Mereka menyebut kita sebagai ular betina." Jawab Ms. Riyel, "Justru ular-ular beludak itulah yang membuat masalah, tetapi mereka menutupinya. Kita hanya membongkarnya. Anggap saja kita siluman ular putih yang telah menjelma menjadi manusia. Setidaknya itu lebih baik daripada menjadi manusia yang tidak memiliki hati nurani."

Kata Ms. Riyel kepada Mr. Logisyen, "Tolong segera carikan pengganti Mr. Lesilayer karena dia tidak berguna. Dia tidak mau belajar dan pura-pura bekerja." Jawabnya, "Kita bicarakan nanti saat bertemu."

Pikir Ms. Riyel, "Tidak lama lagi mungkin Mr. Logisyen akan berkata, "Bukan Mr. Lesilayer yang harus pergi. Kamulah yang harus pergi." Ah, jika saat itu tiba, aku akan berkata, "Terima kasih. Akhirnya kau sadar juga bahwa kita bukanlah rekan yang tepat... wkwkww..."

Mazmur 39:8 (TB) Dan sekarang, apakah yang kunanti-nantikan, ya Tuhan? Kepada-Mulah aku berharap.

Eh, Ms. Riyel ingin mendapatkan Pintu Kemana Saja, tetapi Mr. Lesilayer yang justru diberi Baling-baling Bambu. Akhirnya Mr. Logisyen menyetujui permintaan Riyel karena ulah busuk Logisyen telah dibuktikan oleh rekan prianya.

Daniel 2:22 (TB) Dialah yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga dan yang tersembunyi, Dia tahu apa yang ada di dalam gelap, dan terang ada pada-Nya.

Kata Ms. Riyel kepada temannya, "Bener toh. Jika rekan pria yang bicara kepadanya, dia mau mendengarkan, tetapi jika para wanita yang bicara, dia tidak pernah mau percaya. Itu sebabnya kuminta kamu mendorong rekan prianya untuk segera angkat bicara, tetapi dia malah menunda-nunda."

Setelah Ms. Riyel kesal setengah mati dan ingin kabur, lalu curhat kepada Tuhan, eh, barulah rekan prianya mau bicara sambil membawa semua barang bukti. Huff... inilah waktu yang tepat versi Tuhan. Kemauan manusia tuh lebih cepat lebih baik. Sayangnya, waktu Tuhan benar-benar bukan waktu kita. Lalu ujungnya Mr. Logisyen meminta bantuan Ms. Riyel untuk mengakhiri masalah tersebut. Mereka pun berdamai lagi.

Wew... andaikata diselesaikan di tahun lalu, tentulah mudah. Mungkin tanpa Tuhan juga bisa beres. Jika baru sekarang diselesaikan, rasanya syulit sekali sehingga hanya Tuhan yang bisa selesaikan. Untung Tuhan serba bisa dan tidak pernah mengenal kata terlambat... hahaha...

TIADA yang MUSTAHIL
Roh kudus hadir di sini mengalir di bait suci. Perkara ajaib pun terjadi. Kuasa mujizat nyata kar'na roh kudus Allah sedang bekerja.
Chorus: Tiada yang mustahil dan tiada yang sukar bila roh Allah turut bekerja. Tiada yang mustahil bagi orang percaya kar'na roh Allah turut bekerja di antara kita.

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.