Sunday, December 25, 2022

Ini Baru Permulaan

Terang Terus dan Terus Terang
Catatan Ibadah Natal ke-1 Minggu 25 Des 2022

Kini, masalahnya bukan soal Holi atau Herodian. Ini soal Melati Heronemu. Aku merasa ada sesuatu yang perlu kulihat lebih mendalam. Maka, setelah puas melihat-lihat IG Melati, aku pun menemui Om Google untuk memastikannya. Seketika kutemukan Youtube dan Tiktok-nya pula.

Dari Youtube-nya kutahu dia wanita normal karena membicarakan kosmetik. Aku pun tidak tertarik melihat video-videonya yang ada di sana karena aku kurang normal. Hehehe ... entah kenapa aku anti deh sama kosmetik.

Namun, aku tertarik melihat-lihat video di Tiktok-nya karena di bagian profilnya tertulis 'single mom'. Status ini terasa lebih menderita daripada status jomblo loh. 

Di setiap videonya memang terlihat senyumnya, tetapi di balik senyumnya tersirat rasa sakit hatinya kepada pria. Hal ini tercermin dari setiap kata-kata yang meluncur dari bibir manisnya.

Mungkinkah mereka cerai hidup? Bagaimana dengan putra semata wayangnya? Mungkinkah dia juga melihat video-video mamanya? Bagaimana jika putranya bertumbuh dalam kepahitan terhadap papanya?

Lukas 22:32 tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."

Hanya ayat itu yang menjawabku. Kelihatannya iblis sedang menggoncang keluarga Heronemu. Mungkin iblis mau mencuri iman mereka melalui kesalahpahaman atau krisis keuangan. Jika hanya mendoakan mereka sih, tak masalah buatku.

Namun, tiba-tiba ada pendeta lewat di IG sambil berkata, “Kamu harus menjadi jawaban bagi doamu.” Lha, bagaimana caranya? Memang sih aku memiliki beberapa kesaksian hidup tentang beberapa orang GMS yang pernah mengecewakanku, seperti:
* Mantan atasan yang nyaris menjerumuskanku ke jalan yang salah. Tiba-tiba dipertemukan lagi dengannya di dalam GMS.
* Mantan bos yang menahan gajiku dengan suaminya yang suka marah. Semula mau menghindarinya, eh Tuhan malah mengatur pertemuan dengannya di dalam GMS.
* Mantan rekan kerja yang suka iseng hingga membuatku takut ke toilet. Dia pun orang GMS.
* Mantan bawahan yang juga jemaat GMS berbohong tentang sakit maag dengan kunjungan ke dokter kandungan yang sudah meninggal, tetapi langsung kebongkar.
* Teman yang pernah kukenal saat retreat PUSH juga tidak jujur. Padahal, dia juga aktif sebagai anggota CG GMS Barat. Dia pun memblokir aku dan temanku setelah aku berterus terang kepadanya.

Andai kutahu di GMS akan ada hal-hal semacam itu, mungkin aku tidak ke GMS. Terlebih lagi pengajakku sudah meninggalkan GMS sejak tunangannya selingkuh dengan pria lain. Sayangnya, sewaktu aku mau ikut pergi dari GMS, Tuhan mengingatkan bahwa Dialah yang memilihku untuk berada di sana. Jadi, bukan aku yang memilihnya.

Hmm... bingung juga nih. Jika harus bersaksi kepada barisan orang sakit hati, mulainya darimana ya? Sekarang aku sudah tidak punya akses untuk memasuki ranah pribadi mereka. Melati tidak mengenalku dan Holi sudah tidak bisa kuhubungi.

Selain itu, orang yang sudah terlanjur sakit hati terhadap sesama jemaat biasanya sudah berganti nomer ponsel atau memblokir semua temannya. Kemungkinan besar mereka sudah tidak bisa dijangkau oleh para pendeta dan para anggota CG. Hati mereka sudah tertutup oleh akar kecewa.

Ya, mungkin saja aku memang hanya perlu mendoakan mereka. Selanjutnya, semoga ada orang lain yang akan menjadi jawaban doaku. Andaikata imanku tetap kepada manusia, pastilah aku masih kecewa seperti mereka. Namun, aku sudah melewati fase kecewa itu dan semoga tidak terulang lagi.

Semoga saja pengajakku serta cece dan titi dari keluarga Heronemu tersebut juga bisa menang. Semoga luka hati mereka segera kering dan kepercayaan dirinya pulih kembali. Sekalipun mereka berpindah gereja, proses yang serupa bisa terulang lagi hingga mereka lulus.

Kita doakan saja ya ... Bagaimana pun jua setiap orang harus melewati prosesnya masing-masing. Ini baru permulaan. Iblis masih terus menerus berusaha mencuri iman kita. Kita harus selalu waspada dan tidak bersandar pada kekuatan sendiri.

PERCAYALAH (Last Child)
Ujian hidup yang s'lalu menerpamu, Yang berjuang untuk hidup yang hanya sementara. Rasa perih yang hujani hatimu, Yang diberikan oleh rasa yang hanya sementara.
Kita hidup di dunia yang penuh tanda tanya, Yang tak mungkin kau ubah dan terpaksa mengikutinya. Kita berada di antara benar atau salah, Yang tak mungkin dapat kau ukur dengan rasa.
Berdoalah, Sampaikan pada Tuhan semua keluh kesahmu. Dia 'kan menjawabnya.
Percayalah, Dia 'kan menunjukkan kasih-Nya kepadamu, Yang lalui jalan-Nya, percayalah.
Wahai kamu yang tak s'perti mereka, Yang terlihat cerah menjalani hidupnya. Pandangan hidup yang s'lalu lihat ke atas saja Jadi pemicu keinginan yang tiada habisnya.
Bersujudlah, Akui pada Tuhan semua kelemahanmu. Dia 'kan menguatkannya.
Memohonlah, Dia 'kan memberikan yang terbaik untukmu. Melalui cara-Nya, percayalah.

Berdoalah (berdoalah), Sampaikan pada Tuhan semua keluh kesahmu. Dia 'kan menjawabnya.
Percayalah (percayalah), Dia 'kan menunjukkan kasih-Nya kepadamu, Yang lalui jalan-Nya.
Bersujudlah (bersujudlah), Akui pada Tuhan semua kelemahanmu. Dia 'kan menguatkannya.
Memohonlah (memohonlah), Dia 'kan memberikan yang terbaik untukmu, Melalui cara-Nya, percayalah.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.