Monday, June 8, 2015

Catch Me if You Can

Catatan Ibadah ke-4 Minggu, 7 Juni 2015

Pada saat retret SMP diadakan sebuah permainan. Di dalam permainan ini setiap cowok harus berhasil menangkap satu cewek. Sementara itu para cewek harus berusaha agar tidak ditangkap oleh para cowok. Bila semua cewek berhasil ditangkap, cowok yang menang. Bila tidak, tentu cewek yang menang. Namun, dari segi jumlah cewek lebih unggul satu orang sehingga cewek pasti menang. Namun, benarkah demikian?

Permainan pun dimulai sesuai aba-aba dari bapak guru. Berlarilah setiap cewek untuk menghindari para cowok. Namun, satu persatu cewek telah ditangkap oleh cowok hingga tersisa 4 cewek dan 3 cowok yang masih berjuang. Pada akhirnya 3 cowok tersebut berhasil pula menangkap 3 cewek terakhir yang masih bebas. Dengan demikian, ada satu cewek yang tetap bebas merdeka dan tak ada cowok yang berupaya untuk menangkapnya lagi. "Hore... aku menang. Hore... cewek menang!"

Bapak guru pun mengakhiri permainan lalu meminta cewek pemenang datang mendekatinya. Karena permainan telah berakhir, tanpa ragu cewek tersebut mendatangi gurunya. Namun, tiba-tiba gurunya berkata: "Aku menangkapmu... Hore, cowok menang."
"Ah, curang. Mana bisa begini? Permainan 'kan sudah berakhir." Tentu saja aku tidak rela ditangkap dengan cara semacam ini. Aku yang menang lha. Cewek tetap menang donk.

Sesungguhnya kehidupan ini pun menyajikan permainan semacam itu. Ketika tidak waspada, kita pun bisa tertipu iblis karena mengira kita sudah menang dan iblis telah menyerah. Padahal, iblis akan menghalalkan segala macam cara untuk menangkap kita. Cara-cara curang pun dia gunakan. Ketika dia berhasil menangkap kita, hidup kita menjadi kosong dan hampa, susah dan derita akan senantiasa menyapa di segala suasana.

Berlari Menjauhi Yesus
Saat kecil aku sempat berpikir bahwa ikut Tuhan Yesus itu susah karena tetap dikado masalah. Jadi, aku sempat berpikir: "Buat apa ikut Yesus kalau menderita? Kalau ikut Yesus dan ikut iblis sama-sama menderita, untuk apa ikut Yesus yang melarang pembalasan? Masa aku harus menderita sendirian? Enak aja... aku mau orang lain juga merasakan hal yang sama."

Hal tersebut mengakibatkan kepahitan menyelimuti hati sehingga mulai timbul keinginan untuk mengikuti iblis yang menawarkan kekuatan untuk membalas dendam. Mulailah aku berlari dan terus berlari menjauhi Yesus. Bahkan, aku meminta-Nya menjauhi hidupku.

Namun, waktu telah membuktikan bahwa Yesus adalah pribadi yang penuh kasih setia dan panjang sabar. Ketika aku kecil Dia telah berjanji untuk menyertaiku senantiasa hingga akhir zaman meskipun saat itu aku belum beragama. Aku percaya kepada janji-Nya karena aku percaya Dia adalah Tuhan karena Dia 100% sempurna.

Lantas, ketika aku meminta-Nya pergi dan terus berlari menjauhi-Nya, Dia terus menerus mengejarku. Pada akhirnya Yesus pun berhasil menangkapku dengan mengenakan borgol kasih. Alhasil, kasih setia-Nya yang tak terbatas, membuatku tertangkap dengan perasaan menang. "Hore, aku menang. Hore, Yesus menang." Kalau ditangkap dengan kasih, pastinya rela ya... hahaha...
2 Timotius 2:11-13  Benarlah perkataan ini:
>> Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia; 
>> jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; 
>> jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita; 
>> jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.

KAU TAK AKAN TERGANTI ~ Franky Sihombing
Dimana kuharus berpijak sendiri Bila ku sadari ku tak bersama-Mu lagi, Tenggelam di gelapnya malam. Namun, Kau memanggil namaku Saat ku tak lagi melihat Keberadaan cinta-Mu Menopang hidupku.
Reff: Yesus Engkaulah satu pribadi yang sungguh berarti di dalam hidupku. Ku tak akan berpaling lagi dari-Mu. Kau pribadi yang tak 'kan terganti.
Ending: Kau pribadi yang tak 'kan.. terganti..
Album: Saat Menyembah 5 (2007)

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.