Thursday, May 5, 2016

Kok Kamu Bisa di Sini?

Catatan Ibadah ke-2 (Ibadah Kenaikan Yesus) Kamis 5 Mei 2016

Syalom ce,
Tadi di gereja cece bertanya: "kok kamu bisa di sini?" Itu jawabannya amat panjang ce tetapi semua bermula darimu. Untuk itu, aku harus berterima kasih padamu. Karenamu, aku dapat mengalami Kristus yang hidup.

Apa cece ingat sewaktu kita ke kantor pajak bersama-sama untuk menemui seorang pemeriksa pajak? Saat itu aku melihatmu tukar menukar kalkulator dengan memunculkan sejumlah angka. Itu pertama kalinya aku melihat kejadian semacam itu tetapi aku tidak menyukainya karena aku merasa itu semacam proses tawar menawar uang suap untuk memperkecil pajak.

Untuk memastikannya, ketika kita tiba di halaman parkir kantor pajak tersebut, aku pun bertanya padamu: "apa tadi itu dimintai uang?" Cece pun membenarkan dan cece mengatakan bahwa selanjutnya akulah yang cece harapkan untuk menangani hal itu karena cece berharap aku bisa mendapatkan promosi jabatan. Namun, peristiwa itu membuatku mengalami perang batin karena aku tak bisa mengabaikan suara hatiku. Saat itu aku belum pernah mendengarkan suara Tuhan secara langsung (audible). Aku pun belum memahami rhema tetapi sejak kecil aku sudah terbiasa berbincang dengan hati nuraniku. Meskipun ada kalanya aku masih bingung membeda-bedakan suara hatiku, aku tetap tak bisa mengabaikannya begitu saja.

Apa cece ingat perihal 'Surat dari Bapa' yang terletak di atas meja kerjaku saat itu? Dulu cece pernah bertanya kepadaku: "siapa yang meletakkan surat tersebut di bawah kaca mejaku?" tetapi aku tidak mengetahuinya dan hingga kini aku tetap tidak mengetahuinya. Apa cece ingat beberapa bagian surat itu menyatakan: "anakku, aku memahami pergumulan batin yang kau alami dan Aku rindu menantimu kembali."? Surat itu turut menambahkan pergumulan di dalam batinku dan aku juga patut berterima kasih kepada penulisnya yang telah meletakkan surat itu di sana.

Mengapa cece berencana menyerahkan tugas tersebut kepadaku? Apakah cece tak pernah mengalami pergumulan atas tugas semacam itu? Saat itu aku berpikir untuk menerima tugas yang cece tawarkan karena saat itu aku sudah mencoba melamar di beberapa perusahaan lain tetapi kudapati bahwa semuanya sama saja. Mereka pun melakukan hal yang sama agar bisa memperkecil pajak yang harus dibayar dan hal semacam itu sudah menjadi rahasia umum pada masa itu.

Aku pun berpikir bahwa tugas itu tidak salah karena sebagai orang Kristen cece juga melakukan hal itu dan semuanya terlihat baik-baik saja. Apa cece ingat bahwa cece pernah menyarankanku agar rajin ke tempat ibadah agar ada sesuatu yang didapat di sana? Maka, aku pun semakin yakin bahwa tugas yang cece tawarkan tidaklah salah dan juga bisa aku lakukan.

Namun, aku pernah tinggal di asrama Katolik dan sempat mengenyam pendidikan di sekolah Katolik (seperti yang cece ketahui) sehingga aku pun masih ingat beberapa firman dari Alkitab. Saat itu tiba-tiba saja aku teringat cerita Yesus tentang kewajiban membayar pajak sehingga aku semakin gelisah.
Matius 22:21b Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Meskipun demikian, berbagai fakta yang ada di depanku benar-benar tidak mendukung ayat tersebut. Maka, di dalam kebingungan kuberanikan diriku berkata-kata kepada Yesus. Di depan meja kerjaku itu aku berkata di dalam hatiku: "Tuhan, biarkanlah aku melakukan pekerjaan tersebut tetapi jika aku salah, tolong hentikan langkahku." Alhasil, Tuhan benar-benar menghentikan langkahku.

Semenjak saat itu hidupku tak sama lagi sehingga aku sempat protes kepada-Nya: "Tuhan, mengapa Kau tak izinkan aku melakukannya sedangkan Kau izinkan cece melakukannya? Bukankah dia Kristen dan mengetahui firman-Mu sedangkan aku bukan Kristen kok dilarang?" Lalu Tuhan menjawabku lewat mimpi. Mimpi tersebut mengilustrasikan firman ini.
Matius 7:13-14  Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
Jadi, aku tahu Yesus ingin menyelamatkanku. Aku tahu jalannya benar-benar sempit. Dari belasan perusahaan yang pernah kusurvei, hingga kini aku baru menemukan 1 perusahaan yang benar-benar menerapkan sistem pembukuan tunggal dan melaporkan pajak apa adanya. Namun, proses pencariannya bagaikan mencari jarum di dalam tumpukan jerami sehingga aku sempat ingin menyerah karena untuk mengikuti jalan-Nya aku betul-betul harus membayar mahal dan melepaskan berbagai hal. Saat itu aku bukan hanya melepaskan karir dan peluang promosi tetapi juga kesehatan, harta, dan menghadapi tekanan pula dari pihak keluarga yang tidak mendukung keputusanku.

Namun, aku yakin bahwa  Yesus adalah Tuhan yang penuh kasih sehingga tak mungkin Dia biarkan aku bergumul sendiri. Maka, kuberanikan diriku terus bertanya kepada-Nya: "Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Tanpa bantuan-Mu apa yang bisa kulakukan? Tuhan, jangan diam saja. Katakanlah apa yang harus kulakukan?" Setelah sekian waktu lamanya Tuhan pun menjawabku lewat Before 30: "jangan tanya apa yang harus kamu lakukan karena Tuhan sendiri yang akan membimbing langkahmu dan kamu akan tahu apa yang harus kamu lakukan."

Pada awalnya aku pun tidak mengetahui judul acara tersebut dan tidak mengenal ko Philip. Karena berbagai mujizat kesembuhan yang ko Philip lakukan bersama Yesus tak biasa kusaksikan, aku sempat meragukannya sehingga aku pun bertanya lagi kepada Yesus: "Tuhan, sebenarnya siapakah Philip Mantofa itu? Apakah dia berasal dari-Mu atau mungkinkah dia berasal darisetan?" Lalu Tuhan menjawabku lewat Before 30 episode selanjutnya sehingga aku pun yakin bahwa dialah yang akan mengarahkan langkahku bersama Roh Kudus.

Setelah beberapa tahun menonton Before 30 aku pun diarahkan untuk baptis. Setelah cerita yang cukup dramatis aku pun bersedia dibaptis di GMS. Ketika aku ingin pindah dari GMS, Tuhan pun melarangku hingga akhirnya hari ini kita bertemu di main hall GMS Pusat.
Filipi 3:13-14  Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Panggilan Surgawi Mempelai Kristus
Tadi kita bersama-sama mendengar pdt.Fuji menyampaikan ayat tersebut bahwa kita harus berlari-lari untuk memenuhi panggilan sorgawi dari Allah. Kita tidak diminta hanya hadir di gereja karena kita semua dipanggil untuk menggenapi rencana-Nya. Kita juga diminta mengikuti arahan Tuhan melalui gembalanya.

Maka, aku terpanggil untuk menuliskan kesaksian ini bagi-Nya. Melalui surat ini aku tidak ingin menyalahkan cece dan tidak ingin membenarkan diri karena aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah berhasil sepenuhnya dalam menggenapi firman-Nya. Aku hanya ingin berbagi cerita sekaligus menjawab rasa penasaran cece: "kamu kok ada di sini?"

Semenjak kutinggalkan perusahaan itu aku yakin pasti ada banyak perubahan. Karena cece masih di sana, tentulah cece telah mengetahui perubahan apa saja yang terjadi di sana. Apakah pajaknya telah berubah ke arah yang benar? Jika tidak, coba tanyakanlah kehendak Tuhan: perlu menjadi agen perubahan atau mundur teratur. Roh Kudus sendiri yang akan membimbingmu seperti dia membimbingku.

ANUGERAH TERINDAH
Kau tahu hatiku Tuhan. Kau tahu rinduku Tuhan. Kau tahu harapku. Kau tahu mimpiku di tangan-Mu Tuhan.
Dalam segenap jalanku, dalam setiap langkahku hanya Kau Tuhan yang kuandalkan menghadapi semua. Yesus Kau anugerah terindah dalam hidupku.
Kau sungguh berarti di setiap jalanku dan Anugerah-Mu selalu mempesonaku. Yesus Kau terbaik, Yesus Kau termanis di dalam hidupku.

Terima kasih ce sudah membaca ceritaku. Terima kasih sudah mendorongku untuk mencari Tuhan dan kebenarannya...^.^ Dulu aku tidak tahu jalan mana yang harus kupilih tetapi sekarang aku tahu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.