Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 08 Sept 2019
Ada pula yang pintar mencari alasan. Dalam seminggu ini rasanya aku sudah
tiga kali dibohongi oleh orang-orang yang mengaku sakit karena tak bisa membantuku.
Ketika mereka mengatakan bahwa mereka sakit, aku hanya berkata: "Met rehat, semoga cepat sembuh."
Ketika mereka mulai menampakkan batang hidungnya aku pun menanyai mereka untuk
melihat responnya.
Orang pertama kelihatannya masih pemula dalam kelas Pinokio sehingga saat
kutanya: "Sekarang sudah
sembuh?", dia pun menjawab tanpa berani menatapku. Dia terkesan tak
enak hati karena sudah berbohong.
Orang kedua sepertinya sudah tingkat mahir. Ketika kutanya, dia
mengatakan bahwa dia sakit maag dan sampai muntah-muntah. Karena sudah 3 kali
sakit pada waktu yang berdekatan, kucoba meminta surat dokternya. Karena aku
juga punya sakit maag, aku ya penasaran donk dengan dokter yang menangani
penyakitnya. Namun, dia pun menjawab bahwa dokternya tidak bisa memberikan
surat keterangan sakit dan hanya bisa memberikan surat keterangan hamil sehingga dia menolaknya.
Astaga. Dia ini ke dokter umum atau dokter kandungan? Kalau maag,
seharusnya ke dokter umum atau spesialis penyakit dalam. Mana mungkin dokternya
tidak bisa memberikan surat keterangan sakit? Lalu dia mengatakan bahwa dia
akan ke dokter P jika masih belum sembuh. Katanya kalau ke dokter P, dia bisa
mendapatkan surat keterangan sakit. Ya udah dech, aku mencoba positive thinking. Eh, ketika
kuceritakan pada temanku, aku pun diberitahu bahwa dokter P adalah dokter
kandungan dan dia pun telah meninggal tahun lalu.
Oalah. Bagaimana ya caranya menemui dokter kandungan yang telah
meninggal untuk menyembuhkan sakit maag? Orang ketiga juga mengatakan bahwa
dirinya sakit padahal pada saat hampir bersamaan kudengar dia sedang membantu
orang lain. Hmm... jika ingin tampil sebagai Superman, mengapa malah meniru
Pinokio sich? Namun, biasanya orang ini menghilang tanpa kabar untuk waktu cukup
lama setelah berbohong sehingga tidak bisa ditanyai.
Kadang kala ada pula orang-orang yang selalu merasa dirinya sakit, tetapi
dokter tidak menemukan penyakitnya sehingga dia pun dirujuk ke spesialis jiwa.
Maka, ketika mendoakan kesembuhan orang lain, kata 'sembuh' yang kumaksud mulai
kuperluas. Sembuh bukan hanya kesembuhan jasmani, tetapi juga kesembuhan mental
atau rohani, termasuk kesembuhan mereka dari penyakit Pinokio.
Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti jatuh juga.
Sepandai-pandainya mereka berbohong, akhirnya ketahuan juga. Selain itu, tak
ada manusia yang pintar dalam segala hal. Hanya Tuhan yang paling pintar karena
Dia yang telah menciptakan semua orang dan semua orang akan menjadi pintar pada
waktunya...^.^
Mazmur 9:2-4 Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi, sebab musuhku mundur, tersandung jatuh dan binasa di hadapan-Mu.
KUBERSYUKUR
BAPA
Banyak yang Kau perbuat di dalam hidupku. Rancangan indah-Mu terjadi di hidupku. Bapa yang mengerti...^.^ segala yang kuperlu. Kasih-Mu sempurna, nyata dalam hidupku.
[Chorus]: Kubersyukur Bapa, kubersyukur Tuhan buat kasih setia-Mu di dalam hidupku. Kubersyukur Tuhan.
Bridge: Tak ada lembah kelam yang tak kulewati tanpa hadir-Mu. Hatiku takkan gentar s’bab kutahu tangan-Mu yang menopangku. Kaulah Yesus, Kaulah Tuhan, hanya Kau kupercaya. Kaulah Yesus, kaulah Tuhan, harapan hidupku.
Banyak yang Kau perbuat di dalam hidupku. Rancangan indah-Mu terjadi di hidupku. Bapa yang mengerti...^.^ segala yang kuperlu. Kasih-Mu sempurna, nyata dalam hidupku.
[Chorus]: Kubersyukur Bapa, kubersyukur Tuhan buat kasih setia-Mu di dalam hidupku. Kubersyukur Tuhan.
Bridge: Tak ada lembah kelam yang tak kulewati tanpa hadir-Mu. Hatiku takkan gentar s’bab kutahu tangan-Mu yang menopangku. Kaulah Yesus, Kaulah Tuhan, hanya Kau kupercaya. Kaulah Yesus, kaulah Tuhan, harapan hidupku.
0 komentar:
Post a Comment