Sunday, March 21, 2021

Hamba Kristus

Melayani, Bukan Memerintah
Catatan Ibadah Online Minggu 21 Maret 2021

Galatia 1:10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.

Sebagai hamba Kristus kita memang tidak perlu melakukan pencitraan. Kita tidak perlu terlihat baik dan benar di mata setiap orang. Kita tidak perlu menyenangkan setiap orang. Tuhan aja tidak mau menyenangkan semua orang. Lha... ngapain kita malah berusaha melampaui Tuhan? Masa bodoh lha dengan haters. Hamba Kristus hanya perlu berupaya menyenangkan Kristus.

Ps. Jusuf Soetanto: "...Jangan goyah karena perkara kecil tapi giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan..."

Haters merupakan orang-orang yang mengagumi kita dengan cara negatif. Dengan kata lain, mereka selalu mengharapkan kita semakin positif dan semakin lebih baik daripada mereka karena mereka memang lebih suka mengubah orang lain daripada mengubah diri mereka sendiri. Jadi, mereka tuh amat jeli melihat kekurangan atau kelemahan kita.

Mereka juga suka mencari-cari kesalahan kita dan selalu berusaha mempermalukan kita dengan menunjukkan kepada banyak orang betapa buruknya kita. Namun, kita tak perlu terpengaruh dengan perkataan atau ulah mereka. Jangan sampai perkataan mereka membuat kita menjadi orang plin-plan, seperti dalam kisah si Pandir dan keledainya karena pada akhirnya orang plin-plan akan gigit jari.

Nah, ketika kita merasa benar, orang lain belum tentu menganggapnya benar karena tidak semua orang bisa melihat dari sudut pandang kita. Namun, daripada mengharapkan pengertian mereka, lebih baik berusaha mengerti mereka. Toh, seburuk apapun perkataan haters, hal itu tidak menentukan nilai kita. Sebagai manusia rohani, biarlah Tuhan sendiri yang menilai kita karena Dialah Tuan kita.

1 Korintus 2:14-15 Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.

Sebaik dan sebenar apapun kita, akan selalu ada haters yang melihat kesalahan atau kekurangan kita. Ya, namanya juga manusia yang serba terbatas. Mana ada sich manusia yang sempurna? Jika ingin menemukan kebenaran dan kebaikan mutlak, cara terbaiknya adalah berkaca pada firman Tuhan. Ngapain berkaca pada perkataan haters? Toh mereka sendiri tidak pernah berkaca. Jadi, ngapain menyerahkan remote hati kita kepada haters?

Di samping itu, kebenaran juga tidak selalu didukung oleh kelompok mayoritas. Ada kalanya suara minoritas itu benar. Hal ini telah dibuktikan oleh nabi Mikha. Raja Israel membencinya karena dia selalu mengatakan kebenaran. Dalam hal ini raja mendapat banyak dukungan dari nabi-nabi palsu. Mungkin raja berpikir bahwa suara mayoritas selalu benar sehingga dia tidak mau mendengarkan Mikha. (2 Tawarikh 18)

Mungkin raja Israel telah mencoba menasehati Mikha untuk mau menerima masukan darinya: "Lihat Mikha, semua orang mendukungku. Semua orang telah menyetujui keputusanku. Semua orang telah membenarkanku. Mengapa kamu tetap bersikeras dengan kebenaranmu? Apa aku harus mengumpulkan lebih banyak orang lagi untuk meyakinkan dirimu?" Meskipun demikian, Mikha tidak goyah dan akhirnya terbukti bahwa suara mayoritas itu salah.

~ "Mereka tertawa melihat saya berbeda dan saya pun tertawa melihat mereka sama karena produk edisi terbatas selalu lebih bernilai daripada produk-produk pasaran. ~

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.