Hamba Kristus
Catatan Ibadah Online
Minggu 21 Maret 2021
1 Yohanes 2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada
pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu
diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang
segala sesuatu — dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta — dan sebagaimana Ia
dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam
Dia.
Sebagai manusia rohani kita pun harus berhati-hati dalam mendengarkan nasehat dari manusia duniawi, terutama jika dia tidak melakukan sesuatu sesuai sarannya sendiri. Di dalam 2 Tawarikh 18 dikisahkan bahwa raja Israel menyamar untuk melindungi dirinya, tetapi dia malah memberi saran kepada Yosafat untuk memakai baju kebesarannya. Alhasil, Yosafat nyaris binasa karena musuh mengira dialah raja Israel. Untungnya sebagus apapun penyamaran atau pencitraan raja Israel, dia tidak bisa mengelabui mata Tuhan. Ternyata raja Israel tuh cuma teman palsu yang mau menyelamatkan dirinya sendiri dengan mengorbankan Yosafat.
~
"Jangan mengenali seseorang dari perkataannya, tetapi kenalilah seseorang
dari perbuatan nyatanya." ~
Ketika kita merasa benar, orang lain juga belum tentu salah. Ini bisa saja terjadi karena perbedaan sudut pandang. Contoh: Di sebuah kertas putih tertulis angka 6 saja. Nah, ketika kita diminta membacanya, angka tersebut bisa dibaca 6, tetapi juga bisa dibaca 9. Ini bergantung kepada sudut pandang yang kita gunakan. Demikian juga sudut pandang kita terhadap kehidupan. Kita bisa melihatnya dari sudut pandang duniawi atau melihatnya dari sudut pandang ilahi.
Ada 3 anak buta yang baru saja meraba gajah. Lalu mereka ditanya: "Bagaimana bentuk gajah?" Si buta 1 yang memegang telinga gajah menjawab: "gajah itu lebar seperti karpet." Si buta 2 yang memegang belalai gajah menjawab: "gajah itu seperti pipa." Si buta 3 yang memegang kaki gajah menjawab: "gajah itu kokoh seperti tiang."
Ketika mendengar jawaban tersebut, si Merah berkata dengan suara keras yang meledak-ledak: "Kalian semua salah. Kalian semua bodoh. Apa kalian tidak pernah diberitahu bahwa gajah itu besar? Kalian tuh tinggal dimana hingga tak pernah mendengar cerita tentang gajah?" Namun, dengan tenang si Hijau berkata: "Kalian semua benar. Gajah itu bertelinga lebar, berhidung panjang seperti pipa, berkaki kokoh seperti tiang, dan berbadan besar."
Nah, kita lebih suka mendengar tanggapan si Merah atau si Hijau? Pada umumnya, kita lebih menyukai tanggapan si Hijau. Maka, untuk menjadi benar, kita tidak perlu mengkambing-hitamkan atau menyalahkan orang lain karena orang yang suka menyalahkan orang lain hanya akan menambah musuh, terlebih lagi jika orang itu suka mengungkit-ungkit kesalahan orang lain yang sudah berlalu. Hmm… siapa yang menyukai orang macam begini?Namun, jika kita dimusuhi karena berusaha jujur, ini justru kabar baik karena hal ini akan membantu kita mendapatkan teman sejati. Bagaimanapun juga karakter kita akan senantiasa menarik orang-orang yang sekarakter dengan kita dan pada saat yang sama akan menjauhkan orang-orang yang tidak sesuai dengan kita. Jadi, jika kita tidak suka dibohongi, ngapain bergaul dengan orang tidak jujur?
~
"Menjadi jujur mungkin tidak membuatmu mendapatkan banyak teman, tapi akan
selalu membuatmu mendapatkan teman yang sebenarnya." ~
CHRIST
is ENOUGH
Verse
1: Christ is my reward and all of my devotion. Now there's nothing in this
world that could ever satisfy. Through every trial my soul will sing. No
turning back, I've been set free.
Chorus: Christ is enough for me, Christ is enough for me. Everything I need
is in You, Everything I need.
Verse 2: Christ my all in all, the joy of my salvation and this hope will
never fail, heaven is our home. Through every storm my soul will sing. Jesus is
here to God be the glory.
Bridge: I have decided to follow Jesus. No turning back, No turning back.
The cross before me, The world behind me. No turning back, No turning back.
0 komentar:
Post a Comment