Renungan Hari Ke-33 dari buku 'Purpose Driven Life' ~ Rick Warren (Untuk Apa Aku Ada di Dunia Ini)
"Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya daripadanya." (Matius 10:42)
Dari keenam karakteristik pelayan sejati, yang manakah yang memberikan tantangan terbesar kepadaku?
Enam Karakteristik Pelayan Sejati adalah berikut ini:
- Pelayan yang sejati siap melayani.
- Pelayan sejati memperhatikan kebutuhan.
- Pelayan sejati melakukan yang terbaik dengan apa yang mereka miliki.
- Pelayan sejati melakukan setiap tugas dengan dedikasi yang sama.
- Pelayan sejati setia pada pelayanan mereka.
- Pelayan sejati menjaga sikap yang rendah hati.
"Janganlah
pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan
barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan
diri, ia akan ditinggikan." (Matius 23:10-12)
Tantangan Terbesar: "Apa Kubisa
Selalu Siap?"
Ekor : "Bagaimana kalau nanti saja? Kalau
bisa nanti, kenapa harus sekarang?"
Kepala : "Mau menunda sampai kapan?"
Ekor : "Kenapa tidak meminta tolong padanya?
Aku 'kan masih repot. Kalau masih ada orang lain yang mampu melakukannya,
kenapa aku harus terlibat?"
Kepala : "Hendaklah
kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam
memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu
menyala-nyala dan layanilah TUHAN." (Roma 12:10-11)
Ekor : "Tetapi banyak orang yang terdahulu
akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang
terdahulu." (Matius 19:30)
Kepala : "Percayalah
kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada
pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan
meluruskan jalanmu." (Amsal 3:5-6)
"... Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih
tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir
begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang
dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing." (Roma 12:3)
Ekor : "Ow... Tampaknya aku mulai paham bahwa
kepala tidak selalu identik dengan pemimpin. Jadi, ketika Tuhan ingin aku menjadi kepala dan bukan ekor, ini berarti Tuhan ingin aku menjadi Hamba-Nya
yang SALING MENDAHULUI dalam melayani dan mengasihi."
"Hore! Ini
berarti aku tak perlu menjadi koleris, tak perlu jadi pemimpin seperti Musa,
dan bisa tetap menjadi diri sendiri."
"Asyik! Ini
berarti aku bisa tetap seperti organ dalam tubuh yang tak terlihat dan tak
perlu memaksakan diri untuk menjadi organ tubuh bagian luar."
Kepala : "Sebab
sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua
anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak,
adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota
yang seorang terhadap yang lain." (Roma 12:4-5)
Ekor : "Betul Betul Betul. Tapi, jelasin donk
dari awal biar tidak was-was :p"
Kepala : "Kalau
terus menerus diberi ikan, bagaimana kamu bisa memancing sendiri? ^.^"
Ekor : "Oh iya..., di dalam salah satu
khotbahnya Philip Mantofa juga pernah berkata: "Aku ini mau ajari
kalian memancing. Kalau kalian bisa memancing sendiri, kalian akan tetap hidup
meskipun tiga minggu tidak ke gereja. Namun, kalian pasti akan rindu untuk
mendengar khotbah di gereja." Bahkan, caranya
memancing kebahagiaan telah dapat diperoleh di Pustaka Rajawali lho :)"
Lirik Lagu 'Hati
sebagai Hamba'
(http://youtu.be/icZ_nd33MYI)
Ku tak membawa apapun juga saat
kudatang ke dunia. Kutinggal semua pada akhirnya saat kukembali ke Surga.
Reff:
Inilah yang kupunya Hati s'bagai
Hamba yang mau taat dan setia pada-Mu Bapa. Kemanapun kubawa Hati yang
menyembah dalam Roh dan Kebenaran sampai s'lamanya.
Bagaimana kumembalas kasih-Mu?
S'gala yang kupunya itu milik-Mu, itu milik-Mu. (Kembali ke Reff)
Ketika ada yang terpancing, terdengarlah sebuah nyanyian nan merdu: "Tundukkan pikiran, perasaan kita agar sesuai dengan firman Allah! Bukan sebaliknya: firman yang dipakai untuk membuat perasaan kita merasa benar. Jangan manfaatkan Alkitab! Tapi, pakai firman Tuhan sesuai dengan kehendak Tuhan yaitu untuk merubah hidup kita!"
ReplyDeleteNamun, nyanyian di atas belum menyajikan solusi sehingga keinginan roh dan keinginan daging juga belum bersedia melakukan gencatan senjata. Gimana cara menjinakkan keinginan daging? Roh memang penurut tetapi daging lemah. Jadi, apa yang harus kulakukan?
Nah, sementara menunggu solusi, mancing jawaban lagi aah... ^.^
Digerakkan oleh Apa yang Kupercaya"
ReplyDeleteJadi, hiduplah dengan iman, bukan dengan perasaan, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.