Tuesday, July 29, 2014

Hari ke-33: Aku Melayani Tuhan dengan Melayani Orang Lain

Renungan Hari Ke-33 dari buku 'Purpose Driven Life' ~ Rick Warren (Untuk Apa Aku Ada di Dunia Ini)
"Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya daripadanya." (Matius 10:42) 
Dari keenam karakteristik pelayan sejati, yang manakah yang memberikan tantangan terbesar kepadaku? 
Enam Karakteristik Pelayan Sejati adalah berikut ini:
  1. Pelayan yang sejati siap melayani.
  2. Pelayan sejati memperhatikan kebutuhan.
  3. Pelayan sejati melakukan yang terbaik dengan apa yang mereka miliki.
  4. Pelayan sejati melakukan setiap tugas dengan dedikasi yang sama.
  5. Pelayan sejati setia pada pelayanan mereka.
  6. Pelayan sejati menjaga sikap yang rendah hati.
"Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Matius 23:10-12)

Tantangan Terbesar: "Apa Kubisa Selalu Siap?"

Ekor       : "Bagaimana kalau nanti saja? Kalau bisa nanti, kenapa harus sekarang?"


Ekor       : "Kenapa tidak meminta tolong padanya? Aku 'kan masih repot. Kalau masih ada orang lain yang mampu melakukannya, kenapa aku harus terlibat?"

Karakteristik Pelayan Sejati
Kepala  : "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah TUHAN." (Roma 12:10-11)

Ekor       : "Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu." (Matius 19:30)

Kepala  : "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." (Amsal 3:5-6)
"... Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing." (Roma 12:3)

Ekor       : "Ow... Tampaknya aku mulai paham bahwa kepala tidak selalu identik dengan pemimpin. Jadi, ketika Tuhan ingin aku menjadi kepala dan bukan ekor, ini berarti Tuhan ingin aku menjadi Hamba-Nya yang SALING MENDAHULUI dalam melayani dan mengasihi."
"Hore! Ini berarti aku tak perlu menjadi koleris, tak perlu jadi pemimpin seperti Musa, dan bisa tetap menjadi diri sendiri."
"Asyik! Ini berarti aku bisa tetap seperti organ dalam tubuh yang tak terlihat dan tak perlu memaksakan diri untuk menjadi organ tubuh bagian luar."

Kepala  : "Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain." (Roma 12:4-5)

Ekor       : "Betul Betul Betul. Tapi, jelasin donk dari awal biar tidak was-was :p"

Kepala  : "Kalau terus menerus diberi ikan, bagaimana kamu bisa memancing sendiri? ^.^"

Ekor       : "Oh iya..., di dalam salah satu khotbahnya Philip Mantofa juga pernah berkata: "Aku ini mau ajari kalian memancing. Kalau kalian bisa memancing sendiri, kalian akan tetap hidup meskipun tiga minggu tidak ke gereja. Namun, kalian pasti akan rindu untuk mendengar khotbah di gereja." Bahkan, caranya memancing kebahagiaan telah dapat diperoleh di Pustaka Rajawali lho :)"


Lirik Lagu 'Hati sebagai Hamba'
(http://youtu.be/icZ_nd33MYI)

Ku tak membawa apapun juga saat kudatang ke dunia. Kutinggal semua pada akhirnya saat kukembali ke Surga.

Reff:
Inilah yang kupunya Hati s'bagai Hamba yang mau taat dan setia pada-Mu Bapa. Kemanapun kubawa Hati yang menyembah dalam Roh dan Kebenaran sampai s'lamanya.

Bagaimana kumembalas kasih-Mu? S'gala yang kupunya itu milik-Mu, itu milik-Mu. (Kembali ke Reff)

2 comments:

  1. Ketika ada yang terpancing, terdengarlah sebuah nyanyian nan merdu: "Tundukkan pikiran, perasaan kita agar sesuai dengan firman Allah! Bukan sebaliknya: firman yang dipakai untuk membuat perasaan kita merasa benar. Jangan manfaatkan Alkitab! Tapi, pakai firman Tuhan sesuai dengan kehendak Tuhan yaitu untuk merubah hidup kita!"

    Namun, nyanyian di atas belum menyajikan solusi sehingga keinginan roh dan keinginan daging juga belum bersedia melakukan gencatan senjata. Gimana cara menjinakkan keinginan daging? Roh memang penurut tetapi daging lemah. Jadi, apa yang harus kulakukan?

    Nah, sementara menunggu solusi, mancing jawaban lagi aah... ^.^

    ReplyDelete
  2. Digerakkan oleh Apa yang Kupercaya"

    Jadi, hiduplah dengan iman, bukan dengan perasaan, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.

    ReplyDelete

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.