Renungan Hari Ke-31 dari buku 'Purpose Driven Life' ~ Rick Warren (Untuk Apa Aku Ada di Dunia Ini)
"Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." (1 Petrus 4:10)
Kemampuan dan pengalaman pribadi apakah yang diberikan Tuhan yang dapat kuberikan pada gerejaku?
Kepingan Puzzle Hidupku
Ketika Tuhan menghentikan langkahku sesuai permintaanku, aku tak dapat
memahaminya. Dengan demikian, aku terluka dan merasa terabaikan. Namun, jauh di
dalam hatiku masih ada keyakinan yang kuat bahwa Yesus tidak meninggalkanku
karena:
- Ketika si jago merah mengamuk dengan dahsyat, aku dan seisi rumahku diselamatkan dengan cara-cara tak terduga.
- Ketika aku mimpi dicekik setan hingga dua kali, selalu ada Roh Baik yang berdoa 'Bapa Kami' untukku dan doa yang Yesus ajarkan ini selalu berhasil menolongku keluar dari mimpi buruk.
Jadi, Yesus selalu setia menjagaku, baik dalam kondisi sadar maupun tidak
sadar.
"Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya." (2 Timotius 2:13)
Berbekal keyakinan tersebut, aku pun melewati segala rasa sakitku dengan
mata tertuju kepada Yesus (mathetes) seperti Simon dari Kirene. Maka, Tuhan pun
memulihkanku seiring bergulirnya waktu dan menyambutku untuk menjadi bagian
dari keluarga-Nya. Namun, sesudah itu aku merasa seperti direcoki oleh sosok
tak terlihat untuk menuliskan kisah pahitku. Meskipun enggan, akhirnya
kulakukan juga agar hatiku kembali tenang.
Lantas kubagikan kisah tersebut di dunia maya melalui Facebook dan Blogger.
Tak lama berselang pendeta-pendeta di gerejaku mulai membahas kepingan kisahku
hingga beberapa minggu berturut-turut padahal aku belum pernah membagikan
kisahku di kalangan gereja. Alhasil, aku jadi melankolis karena pendeta-pendeta
itu seperti kembali merobek-robek luka lamaku yang telah Yesus pulihkan. Namun,
di sisi lain aku semakin diteguhkan dan dikuatkan di dalam menghidupi firman
tersebut.
Kejadian itu pun membuatku semakin merasakan kemuliaan Tuhan yang melintasi
ruang dan waktu karena Roh Kudus telah membantuku dalam mengatakan hal-hal yang
tak mampu kuucapkan. Selain itu,
ternyata ada beberapa pertanyaan kehidupan yang baru terjawab setelah aku
belajar taat kepada Tuhan dalam segala keadaan.
Jadi, hidup ini seperti sekumpulan puzzle yang teramat besar. Ketika
kepingan-kepingan puzzle tersebut telah tersusun dengan baik, barulah hidup ini
dapat dilihat secara utuh. Namun, selagi kepingan-kepingannya belum tersusun
dengan sempurna, kuhanya bisa melihat hidup dengan kacamata iman.
(http://youtu.be/ngSNcjSeg_c)
Ku Yakin Saat Kau
Berfirman. Ku Menang Saat Kau Bertindak. Hidupku Hanya Ditentukan Oleh
Perkataan-Mu. Ku Aman Kar’na Kau Menjaga. Ku Kuat Kar’na Kau Menopang. Hidupku
Hanya Ditentukan Oleh Kuasa-Mu.
Bagi Tuhan Tak Ada
Yang Mustahil. Bagi Tuhan Tak Ada Yang Tak Mungkin. Mujizat-Nya Disediakan
Bagiku. Ku Diangkat Dan Dipulihkan-Nya.
Hari ini pun gerejaku membahas salah
satu kepingan kisahku tentang kekayaan hati lewat perumpaan tentang Lazarus dan orang kaya padahal aku juga tidak membagikan kisah tersebut di kalangan gereja. Namun, hal
paling mengejutkan terjadi ketika hari ini pendeta kembali mengatakan bahwa
Tuhan ingin kita menjadi kepala dan bukan ekor padahal di dunia manusia aku merasa lebih nyaman menjadi ekor daripada kepala.
Namun, kenapa Tuhan harus mengatakan hal ini hingga tiga kali padahal Dia
mengetahui bahwa aku tidak terlahir sebagai koleris? Tepat setelah dibaptis
Tuhan telah menyatakan hal itu padaku dan ternyata hari ini tepat tiga bulan
dari tanggal baptisku dia mengatakannya lagi. Aku pun teringat pada masa
percobaan tiga bulan di dunia kerja manusia. Setelah melewati masa percobaan
tiga bulan, bagian personalia atau atasanku akan memberikan surat pengangkatan
menjadi pegawai tetap tetapi posisi tetap sama.
0 komentar:
Post a Comment