Undeniable Love
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 1 September
2024
Tampak sebuah mobil merah menurunkan
penumpangnya di depan gerbang sebuah komplek ruko. Lalu dia segera berlalu
pergi. Sembari menahan kantuk, gadis itu berjalan cepat sambil berusaha
menopang tubuhnya yang letih. Karena dia bukan kupu-kupu malam, terpaan angin
malam membuat energinya amat terkuras.
Namun, dia harus tetap berjalan. Sekitar
tiga meter kemudian gadis itu pun tiba di depan rukonya menjelang jam sepuluh
malam. Karena tidak membawa kunci, dia segera mengetuk pintu ruko yang
penuh rantai. Setelah beberapa kali ketukan, pintu itu tetap tertutup.
Dia pun menggedor pintu itu dengan lebih keras, tetapi tetap saja tak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Maka, dia segera beralih ke ruko sebelah sambil menoleh ke seberang. Kala itu dia melihat satpam bank yang sedang menjaga mesin ATM di seberang ruko tersebut sedang tertawa lebar terhadapnya. Dia pun tersenyum sambil menahan malu karena telah salah mengetuk pintu bank kredit.
Dengan buru-buru dia segera memasuki pintu
rukonya yang telah sedikit terbuka karena dia memang sedang ditunggu oleh
mamanya. Pikirnya, oh, pantas saja pintu tadi banyak gembok dan rantainya.
Untunglah para pegawai bank kredit juga sudah pulang semua sehingga tidak
mengetahui kekonyolannya, kecuali satpam bank tadi memberitahunya.
Keesokan harinya dia memberitahu atasannya
untuk tidak lembur lagi karena kemarin dia amat kelelahan hingga salah
mengetuk pintu ruko. Cowok yang semalam telah mengantarnya pulang hanya tertawa
dan tetap saja memaksanya lembur. Itulah sepenggal kisah di sekitar tahun 2011.
Pada akhirnya mereka berpisah jalan dan tahun lalu cowok itu telah meninggal
karena serangan jantung. Padahal, dulu gadis itu sudah sering mengingatkan dia untuk berhenti merokok
dan tidak sering lembur.
Salah Ketuk Pintu – karya AI (Artificial Intelligence)
Di malam sunyi bulan purnama bersinar, kuhampiri pintu, harapan penuh rasa.
Tangan ini mengetuk, tetapi dengan rasa ragu. Salah ketuk pintu, yang tak
pernah kutahu.
Kuketuk lembut, harapnya terdengar. Namun hanya tawa sunyi, jadi saksi
kesalahan.
Kucoba lagi, mengetuk sepenuh hati. Namun pintu yang ini, tak pernah kujangkau
pasti.
Di malam sunyi aku belajar satu hal. Tak semua pintu menunggu dengan terbuka
lebar.
Kita coba lagi dan teruslah berusaha. Karena di setiap ketukan, ada harapan
yang tak pernah pudar.
Yach... manusia bisa salah mengetuk
pintu bila sedang lelah. Andaikata tidak segera sadar dan terus mengetuk
pintu yang salah, pasti satpam akan berhenti tertawa dan berteriak, "Mbak,
salah pintu... wkwwkw..." Sekalipun diketuk semalam suntuk, pintu itu
tetap tidak akan terbuka. Ada Aqua? Hahaha... Satpam bank tadi pasti
melanjutkan tawanya setelah gadis itu memasuki rukonya.
Kadang kala hanya kebodohan yang bisa
membuat orang tertawa. Hahaha … senang juga ya bisa membuat orang tertawa,
tetapi tega amat sih tertawa di atas penderitaan orang lain. Untunglah Tuhan
Maha Tahu sehingga Dia tidak mungkin salah mengetuk pintu. Hati yang
sudah kosong pun bisa diisi oleh-Nya dengan kasih, sukacita, dan damai
sejahtera. Maka, bukalah pintu hatimu untuk-Nya.
BILA KAU yang MEMBUKA PINTU
Segala perkaraku kuserahkan
pada-Mu, Allah pembelaku. Segala kuatirku kutaruh di kaki-Mu, Allah
pem’liharaku.
Reff: Bila Kau yang membuka pintu, tak ada satupun dapat menutupnya.
Bila Kau yang mengangkat aku, tiada yang dapat merendahkanku.
0 komentar:
Post a Comment