Sunday, July 10, 2022

Menanyakan Panggilan

Menemukan Panggilanmu
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 10 Juli 2022

Kemarin ada teman yang bertanya: "Mengapa kamu tidak menjadi suster saja?" Jawabku: "Iya ya... Dulu kudengar ada suster-suster di Karmel yang kerjaannya tiap hari hanya berdoa. Kedengarannya enak. Tapi, kulihat suster (di asrama)ku tiap hari memakai baju seragam putih dan kerudung putih. Sesekali dia memakai seragam biru atau abu-abu. Aku bisa bosan lha kalau pakai seragam putih terus. Jadi, aku nggak mau menjadi suster."

Teman-temanku tertawa lalu ada yang berkata: “Usulkan saja memakai baju pink.” Kataku: “Tidak bisa. Seragamnya sudah ditentukan dari Roma." Lalu teman lain menimpali: “Jadi, kamu ini bisa lulus semuanya, tapi nggak lulus karena seragam…wkwwkww..." Jawabku: "Nggak juga. Aku nggak sampai masuk seminari. Tapi, beberapa temanku sudah ada yang pernah masuk seminari dan batal jadi romo atau suster. Ada yang tidak lulus. Mungkin karena kurang sabar ya... hehehe..." 

Hahaha... begitulah kalau tidak benar-benar dipanggil Tuhan untuk menjadi suster. Ada aja alasannya. Ketika Tuhan memanggil, kita pasti kehabisan alasan. Bahkan, sekalipun tidak mendapat dukungan dari siapapun, kita bisa tetap gigih mengerjakan panggilan tersebut karena 'bahan bakar'nya dari Tuhan sendiri.

Kalau menunggu dapat dukungan manusia, kemungkinan besar kita akan berjalan di tempat karena panggilan kita belum tentu sama dengan panggilan mereka yang ada di sekitar kita. Namun, setelah berani melangkah barulah kita akan menemukan dukungan-dukungan yang kita butuhkan.

Lalu seorang teman bertanya: "Bagaimana jika anak-anak dalam satu keluarga jadi romo dan suster? Mereka jadi tidak punya keturunan ya." Jawabku: "Mereka punya keturunan ilahi. Itu yang terpenting." Lalu dia bertanya lagi: "Jadi, romo itu masih joko (perjaka, red.)" Jawabku: "Iya... jok kondo-kondo... wkwwk... (Ini sudah jadi rahasia umum)" Lantas dia bertanya lagi: "Ini sebabnya suster melayani romo?" Dengan segera kujawab: "Hus... ngawur. Mereka melayani Tuhan."

Ada pula yang bertanya: “Apa jabatan tertinggi suster?” Jawabku: “Ya, kepala suster. Suster tidak boleh menjadi Romo. Namun, kalau Kristen, memperbolehkan wanita menjadi pendeta.” Lantas ada teman yang nyeletuk: “Kamu ini seperti temanku. Temanku remaja masjid. Kamu ini remaja gereja. Seketika kutanya: “Wah, aku masih remaja ya? Hahaha…” Emang sih banyak yang bilang begitu. Oh, kelihatannya aku lambat menua dan mungkin lambat dewasa pula… hahaha… yang penting kesayangan Tuhan. Namun, Kaleb bin Yefune juga seperti itu lho.

Sewaktu SMP aku baru mengetahui bahwa orang awam juga bisa hidup selibat. Padahal, tadinya kukira hanya suster dan romo yang hidup selibat. Namun, kehidupan mereka terlihat begitu mengikat dan aku tidak suka terikat, sekalipun hanya terikat seragam... wkwwkw...

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945: "Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."

Tiap kali melihat ada penindasan di tempa kerja, hati kecil ini selalu berontak dan tidak bisa diam saja. Maka, aku paling demen ngompori orang-orang yang tertindas agar bisa terbang dan melepaskan diri dari belenggu perbudakan orang-orang berduit itu. Ini sebabnya orang-orang berduit yang jahat itu tidak menyukaiku. Namun, aku tenang aja karena Tuhan juga tidak menyukai mereka.

Yesaya 61:1 Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,

Ada kalanya berhasil dan ada kalanya gagal karena kebanyakan orang masih belum bisa sepenuhnya beriman  kepada Tuhan. Jadi, masih banyak orang yang terikat pada uang tanpa bisa melihat sumbernya tuh dari Tuhan. Ada kalanya aku pun terjebak dalam zona nyaman. Ketika hal ini terjadi, aku hanya bilang kepada Tuhan: “Berikan aku dorongan untuk keluar dari sarang atau dari perahu karena aku tidak bisa keluar sendiri.” Nah, dorongannya tentu saja ada yang enak dan ada yang tidak enak, tetapi ujungnya ya pasti membawa kebaikan…^.^

Amsal 10:22 Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.

Ada yang berkata: "Enak ya yang masih belum punya tanggungan. Aku juga ingin terbang seperti kalian." Jawabku: "Kamu kan punya suami sebagai tempat bersandar." Dia langsung berbicara: "Tidak bisa.. suamiku begini begini.." Teman lain menimpali: "Jangan sebut suaminya karena dia pasti langsung sensi. Untung ya aku belum menikah." Sama donk...^.^

Bagaimana jadinya jika aku terikat pada uang, terikat pada kebutuhan, terikat pada jabatan, terikat pada orang, terikat pada ruang yang serba tidak sehat? Wah... rasanya seperti di neraka tuh karena para penindas akan memanfaatkan hal itu. Bisa-bisa aku seperti burung dalam sangkar emas. Mau terbang aja susah. Gimana mau menikmati hidup yang hanya sekali ini? Untunglah Tuhan tidak memberiku roh perbudakan. Jadi, aku bisa selalu terbang ke tempat yang lebih baik sembari mencari cara lain untuk membebaskan mereka dari tipu daya iblis.

Roma 8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

KAMI T'RIMA BERKAT-MU (GMS Live)
Kami datang dengan nyanyian Memuji kebesaran-Mu. Ditinggikan atas segalanya, Lawatlah kami umat-Mu. Kau bertahta atas pujian. Kemuliaan-Mu di sini. Datanglah kerajaan-Mu. Jadi kehendak-Mu.
Chorus: Kami t'rima berkat-Mu Bapa: Kasih setia dari Tuhan Yesus, Pengurapan dari Rohul Kudus Sampai selamanya.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.