Sunday, July 27, 2014

Hari Ke-31: Tidak Ada Orang Lain yang Dapat Menjadi Aku

Renungan Hari Ke-31 dari buku 'Purpose Driven Life' ~ Rick Warren (Untuk Apa Aku Ada di Dunia Ini)
"Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." (1 Petrus 4:10)
Kemampuan dan pengalaman pribadi apakah yang diberikan Tuhan yang dapat kuberikan pada gerejaku?

Kepingan Puzzle Hidupku

Ketika Tuhan menghentikan langkahku sesuai permintaanku, aku tak dapat memahaminya. Dengan demikian, aku terluka dan merasa terabaikan. Namun, jauh di dalam hatiku masih ada keyakinan yang kuat bahwa Yesus tidak meninggalkanku karena:
  • Ketika si jago merah mengamuk dengan dahsyat, aku dan seisi rumahku diselamatkan dengan cara-cara tak terduga.
  • Ketika aku mimpi dicekik setan hingga dua kali, selalu ada Roh Baik yang berdoa 'Bapa Kami' untukku dan doa yang Yesus ajarkan ini selalu berhasil menolongku keluar dari mimpi buruk.

Jadi, Yesus selalu setia menjagaku, baik dalam kondisi sadar maupun tidak sadar.
"Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya." (2 Timotius 2:13)
Berbekal keyakinan tersebut, aku pun melewati segala rasa sakitku dengan mata tertuju kepada Yesus (mathetes) seperti Simon dari Kirene. Maka, Tuhan pun memulihkanku seiring bergulirnya waktu dan menyambutku untuk menjadi bagian dari keluarga-Nya. Namun, sesudah itu aku merasa seperti direcoki oleh sosok tak terlihat untuk menuliskan kisah pahitku. Meskipun enggan, akhirnya kulakukan juga agar hatiku kembali tenang.

Lantas kubagikan kisah tersebut di dunia maya melalui Facebook dan Blogger. Tak lama berselang pendeta-pendeta di gerejaku mulai membahas kepingan kisahku hingga beberapa minggu berturut-turut padahal aku belum pernah membagikan kisahku di kalangan gereja. Alhasil, aku jadi melankolis karena pendeta-pendeta itu seperti kembali merobek-robek luka lamaku yang telah Yesus pulihkan. Namun, di sisi lain aku semakin diteguhkan dan dikuatkan di dalam menghidupi firman tersebut.

Kejadian itu pun membuatku semakin merasakan kemuliaan Tuhan yang melintasi ruang dan waktu karena Roh Kudus telah membantuku dalam mengatakan hal-hal yang tak mampu kuucapkan. Selain itu, ternyata ada beberapa pertanyaan kehidupan yang baru terjawab setelah aku belajar taat kepada Tuhan dalam segala keadaan.

Jadi, hidup ini seperti sekumpulan puzzle yang teramat besar. Ketika kepingan-kepingan puzzle tersebut telah tersusun dengan baik, barulah hidup ini dapat dilihat secara utuh. Namun, selagi kepingan-kepingannya belum tersusun dengan sempurna, kuhanya bisa melihat hidup dengan kacamata iman.

Memandang Hidup dengan Kacamata ImanLirik Lagu 'Bagi Tuhan Tak Ada yang Mustahil'
 (http://youtu.be/ngSNcjSeg_c)

Ku Yakin Saat Kau Berfirman. Ku Menang Saat Kau Bertindak. Hidupku Hanya Ditentukan Oleh Perkataan-Mu. Ku Aman Kar’na Kau Menjaga. Ku Kuat Kar’na Kau Menopang. Hidupku Hanya Ditentukan Oleh Kuasa-Mu.
Bagi Tuhan Tak Ada Yang Mustahil. Bagi Tuhan Tak Ada Yang Tak Mungkin. Mujizat-Nya Disediakan Bagiku. Ku Diangkat Dan Dipulihkan-Nya.

Hari  ini pun gerejaku membahas salah satu kepingan kisahku tentang kekayaan hati lewat perumpaan tentang Lazarus dan orang kaya padahal aku juga tidak membagikan kisah tersebut di kalangan gereja. Namun, hal paling mengejutkan terjadi ketika hari ini pendeta kembali mengatakan bahwa Tuhan ingin kita menjadi kepala dan bukan ekor padahal di dunia manusia aku merasa lebih nyaman menjadi ekor daripada kepala.

Namun, kenapa Tuhan harus mengatakan hal ini hingga tiga kali padahal Dia mengetahui bahwa aku tidak terlahir sebagai koleris? Tepat setelah dibaptis Tuhan telah menyatakan hal itu padaku dan ternyata hari ini tepat tiga bulan dari tanggal baptisku dia mengatakannya lagi. Aku pun teringat pada masa percobaan tiga bulan di dunia kerja manusia. Setelah melewati masa percobaan tiga bulan, bagian personalia atau atasanku akan memberikan surat pengangkatan menjadi pegawai tetap tetapi posisi tetap sama.

Sementara itu di dunia rohani, tepat tiga bulan setelah dibaptis Tuhan malah menegaskan kata-katanya: “Aku mau kamu menjadi kepala dan bukan ekor karena Aku sedang menyiapkan sesuatu yang besar untukmu.” Mungkinkah di dunia rohani para pekerja Allah juga harus melewati masa percobaan tiga bulan untuk diangkat menjadi pegawai tetap? ^.^ Ah, sungguh tak kupahami rencana-Nya karena pemikiran-Nya jauh melampaui pemikiranku. Jadi, kali ini kuhanya bisa tersenyum mendengar-Nya dan biarlah terjadi seturut kehendak-Nya. Ntar akan kupahami maksud-Nya di kemudian hari.


0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.