Tuesday, May 13, 2014

Siraman Kasih Tuhan dalam Menghadapi si Jago Merah – seri 2

Dia Mengerti, Dia Peduli

Sesampai di komplek ruko kutemukan mama di tengah kerumunan warga dalam keadaan sehat walafiat tanpa lecet sedikit pun. Meme bungsu ada di sampingnya dan kelihatannya dia baru pulang sekolah karena dia masih mengenakan seragam SD dan membawa tas sekolahnya. Seketika itu juga aku merasa lega.“Syukurlah semua selamat,” kataku dalam hati lalu segera bergabung dengan mereka untuk melihat si jago merah menari-nari di lantai dua yang merupakan tempat tinggal kami. Tak lama berselang meme sulung dan titi ikut bergabung.

            Sementara petugas pemadam kebakaran masih sibuk memadamkan api yang besar itu, meme bungsu terduduk lemas di seberang ruko kami yang terbakar lalu berkata pada mama: “Ma, kita melarat mendadak… kita tidak punya rumah lagi. Nanti malam tidur dimana?” Memang dari semua ruko yang terbakar, hanya ruko kami yang juga digunakan sebagai tempat tinggal, sedangkan ruko lain yang terbakar hanya digunakan sebagai tempat usaha.
“Ce, nanti kita tidur dimana?” tanya meme bungsu lagi.
“Tenang saja, kita bisa menumpang di rumah emak”, jawabku.
“Kita miskin mendadak,“ katanya lagi.
“Aku akan berhenti kuliah,” kata titi.
“Nggak perlu-lah… tabungan kita masih cukup untuk biaya kuliahmu,” jawabku dan meme sulung.
“Namun, kita tak punya uang untuk renovasi rumah. Komputer beserta semua data kuliahku juga sudah terbakar,” timpalnya.
Kataku dalam hati: “Duuh... Itu ‘kan komputer Rp10juta yang baru saja kubelikan dengan hasil jerih payahku sekitar 2 bulan lalu.” Namun, kataku padanya: “Renovasi rumahnya pelan-pelan saja dan komputer ‘kan isa pinjam dulu untuk sementara waktu.
           
Tuhan Mngerti Tuhan Peduli
Beberapa saat kemudian api benar-benar telah padam dan petugas PMK telah meyatakan bahwa keadaan rumah telah aman. Maka dari itu, kami segera mengemasi beberapa barang yang masih bisa diselamatkan, terutama surat-surat berharga. Beberapa teman dan tetangga ikut membantu tetapi mereka kebingungan barang yang sudah dikemas akan diletakkan dimana dan akan diangkut dengan apa.

Untunglah tiba-tiba ada teman ortu yang bersedia meminjamkan truknya. Rencananya barang-barang kami akan dipindahkan ke rumah emak tetapi pemilik truk berkata bahwa tempatnya cukup jauh dan sebaiknya dititipkan di rumah engku yang ada di TH. Namun, engku tidak mau meminjamkan rumahnya dengan beberapa alasan.

            Tanpa disangka-sangka….. tiba-tiba….. teman mama bersedia meminjamkan salah satu rumahnya yang sedang kosong (tidak jauh dari TH). “Terima kasih, cik. Kalau tidak ada tacik, entah apa jadinya,“ kata mama. Akhirnya, barang-barang kami dipindahkan ke sana dan beberapa menit kemudian papa telah pulang ke TH dan segera ikut membantu kepindahan kami.

Lirik Lagu “Dia Mengerti” (Songwriter : Pdt. Isaac Arief)
(http://youtu.be/P4sj2mPCc9w)

Terkadang Kita Merasa Tak Ada Jalan Terbuka. Tak Ada Lagi Waktu, Terlambat Sudah.
Tuhan Tak Pernah Berdusta. Dia S’lalu Pegang Janji-Nya.
Bagi Orang Percaya Mujizat Nyata.
Reff:
Dia Mengerti, Dia Peduli Persoalan Yang Sedang Terjadi.
Dia Mengerti, Dia Peduli Persoalan Yang Kita Alami.
Namun Satu Yang Dia Minta Agar Kita Percaya Sampai Mujizat Menjadi Nyata
Tuhan Mengerti.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.