Dia Mengerti, Dia Peduli
Sesampai di komplek ruko kutemukan mama di tengah
kerumunan warga dalam keadaan sehat walafiat tanpa lecet sedikit pun. Meme
bungsu ada di sampingnya dan kelihatannya dia baru pulang sekolah karena dia
masih mengenakan seragam SD dan membawa tas sekolahnya. Seketika itu juga aku
merasa lega.“Syukurlah semua selamat,” kataku
dalam hati lalu segera bergabung dengan mereka untuk melihat si jago merah
menari-nari di lantai dua yang merupakan tempat tinggal kami. Tak lama
berselang meme sulung dan titi ikut bergabung.
Sementara
petugas pemadam kebakaran masih sibuk memadamkan api yang
besar itu, meme bungsu terduduk lemas di seberang ruko kami yang terbakar lalu
berkata pada mama:
“Ma,
kita melarat mendadak… kita tidak punya rumah lagi. Nanti malam tidur dimana?” Memang dari semua ruko yang terbakar, hanya ruko kami yang juga digunakan
sebagai tempat tinggal, sedangkan ruko lain yang
terbakar hanya digunakan sebagai tempat usaha.
“Ce, nanti kita tidur dimana?”
tanya meme bungsu lagi.
“Tenang saja, kita bisa menumpang di rumah emak”, jawabku.
“Kita miskin mendadak,“ katanya
lagi.
“Aku akan berhenti kuliah,”
kata titi.
“Nggak perlu-lah… tabungan kita masih cukup untuk biaya kuliahmu,”
jawabku dan meme sulung.
“Namun, kita tak punya uang untuk
renovasi rumah. Komputer beserta semua data kuliahku juga sudah terbakar,”
timpalnya.
Kataku
dalam hati: “Duuh... Itu ‘kan komputer
Rp10juta yang baru saja kubelikan dengan hasil jerih payahku sekitar 2 bulan
lalu.” Namun, kataku padanya: “Renovasi rumahnya
pelan-pelan saja dan komputer ‘kan isa pinjam dulu untuk sementara waktu.”
Beberapa saat kemudian api benar-benar telah padam dan petugas PMK telah meyatakan bahwa keadaan rumah telah aman. Maka dari itu, kami segera mengemasi beberapa barang yang masih bisa diselamatkan, terutama surat-surat berharga. Beberapa teman dan tetangga ikut membantu tetapi mereka kebingungan barang yang sudah dikemas akan diletakkan dimana dan akan diangkut dengan apa.
Untunglah
tiba-tiba ada teman ortu yang bersedia
meminjamkan truknya. Rencananya barang-barang
kami akan dipindahkan ke rumah emak tetapi pemilik truk
berkata bahwa tempatnya cukup
jauh dan sebaiknya dititipkan di rumah engku
yang ada di TH. Namun, engku tidak mau meminjamkan rumahnya dengan beberapa
alasan.
Tanpa disangka-sangka….. tiba-tiba…..
teman mama bersedia meminjamkan
salah satu rumahnya yang sedang kosong (tidak jauh dari TH). “Terima kasih,
cik. Kalau tidak ada tacik, entah apa jadinya,“ kata mama. Akhirnya,
barang-barang kami dipindahkan
ke sana dan beberapa menit kemudian papa telah pulang ke TH dan segera ikut
membantu kepindahan kami.
Lirik Lagu “Dia Mengerti” (Songwriter : Pdt. Isaac Arief)
(http://youtu.be/P4sj2mPCc9w)
(http://youtu.be/P4sj2mPCc9w)
Terkadang Kita Merasa Tak Ada Jalan Terbuka. Tak Ada Lagi Waktu, Terlambat
Sudah.
Tuhan Tak Pernah Berdusta. Dia S’lalu Pegang Janji-Nya.
Bagi Orang Percaya Mujizat Nyata.
Reff:
Dia Mengerti, Dia Peduli Persoalan Yang Sedang Terjadi.
Dia Mengerti, Dia Peduli Persoalan Yang Kita Alami.
Namun Satu Yang Dia Minta Agar Kita Percaya Sampai Mujizat Menjadi Nyata
Tuhan
Mengerti.
0 komentar:
Post a Comment