Sunday, July 19, 2015

Memperkenan Hati Tuhan (2) - pdt.Judy Koesmanto

Memperkenan Hati Tuhan (1)
Catatan ibadah ke-3  Minggu, 19 Juli 2015

Untuk memperoleh perkenanan hati Tuhan, milikilah:
1. Hati yang Hancur: hati yang mudah dibentuk. Oleh karena itu, terkadang Tuhan mengizinkan kita mengalami didikan-Nya agar kita dapat mendekat kepada Tuhan. Tuhan mendidik kita karena kita adalah anak-Nya.
Lukas 7:38  Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.
Dengan memiliki hati yang hancur di hadapan Tuhan, kita bisa mengalami perubahan hidup. Sebelum kita mengubah orang lain, ubahlah diri kita dulu. Jika kita meminta orang lain berubah, tetapi diri kita tidak mau berubah, ini disebut mengintimidasi. Jika kita berubah lalu orang lain ikut berubah, ini disebut menginspirasi. Jadi, mari kita menginspirasi orang lain melalui perubahan hidup kita.

2. Hati yang Menyembah (proskuneo) dalam Roh dan Kebenaran.
Lukas 7:44-46 Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.
Tuhan Melihat Ketulusan Hati
Ketika Yesus mulai membandingkan, Yesus tidak hanya sekedar melihat tindakan seseorang yang tampak di luar tetapi Yesus telah melihat jauh ke dalam hati. Yesus melihat ketulusan tindakan wanita tersebut. Penyembahan tidak mengubah Tuhan tetapi mengubah orang yang melakukan penyembahan. Penyembahan dapat mengubah suasana hati kita.

Contoh peristiwa:
Ada seorang penginjil di Cina yang mengubah banyak orang. Namun, pihak komunis tidak menyukainya sehingga dia dipenjarakan. Namun, di penjara dia tetap melakukan penginjilan dan mempengaruhi narapidana. Maka, dia ditahan di ruangan khusus. Lalu suatu hari dia dikeluarkan dari sel dan dipukuli lalu diminta menyangkal Yesus. Namun, penginjil ini tidak mau menyangkal Yesus meskipun tubuhnya babak belur dan tulang-tulangnya patah. 

Orang-orang yang menyiksanya berkata: “ berdoalah... jika memang Yesus mampu menyembuhkan... tapi lihatlah tak ada keajaiban.”  Setelah itu penginjil ini diminta kembali ke selnya sendiri tanpa ada yang menolongnya. Maka, merangkaklah dia dengan bahunya. Tiap kali bergerak dia menjerit kesakitan. Setelah beberapa saat dia merasa tak kuat lagi menahan sakitnya sehingga dia berhenti dan berdoa: “Tuhan, di depan selku ada tiang. Jika aku bisa memeluk tiang yang ada di depan selku, anggaplah ini sebagai penyembahanku.”  

Setelah itu dia kembali bergerak dengan bahunya dan akhirnya dia pun berhasil sampai di selnya dan memeluk tiang tersebut. Lantas dia memuji dan menyembah Tuhan: “Lord, I worship you.”

Penyembahan membuatnya mendapat kekuatan baru. Penyembahan seperti itu memperkenan hati Tuhan. Jadi, jika kita dididik Tuhan, belajarlah taat kepada-Nya. Jangan bertanya-tanya: “kenapa aku harus mengalami semua ini?” tetapi tetaplah menyembah dan mengikuti-Nya. Ketaatan akan membawa mujizat. Lantas, ko Judy kembali bercerita tentang pergumulannya mendapatkan rumah.
Hmmm... mungkin cerita itu diulang karena masih banyak jemaat yang belum mendengar cerita tersebut. Hahaha... cerita lama, penampilan baru. Jemaat pun masih tertawa keras seperti dulu. Hahaha... habis gaya berceritanya tetap lucu... hahaha... masih lucu sich. Tapi, benar-benar tidak ada maksud untuk bersukacita di atas deritanya lho. Hahaha... semua itu ‘kan telah berlalu dan sekarang dia sudah aman. 

Melepas Semua Hak untuk Mengenal Kehendak Tuhan** Di dalam perjalanan ke gereja tiba-tiba aku teringat akan sepenggal lirik lagu ‘Kulepas semua hakku untuk mengenal kehendak-Nya di hidupku.” Lalu aku berkata dalam hati: “ya... akan tiba waktunya aku cantumkan lagu itu dalam tulisanku.” Eh, lagu tersebut malah digunakan sebagai lagu penutupan ibadah. “Hah!!... tidak kukira waktunya akan tiba secepat ini. Huff... waktunya melepas semua hakku karena kuyakin anug’rah-Nya mampu jadikanku hamba yang berkenan  s’lalu.”

MENGIKUT YESUS ~ Franky Kuncoro
S’mua kar’na anug’rah-Mu Hari ini ada. Bukan kar’na kuatku Namun kar’na Roh-Mu.
Pre Chorus: Kubawa hatiku, penyembahanku. Ku s’makin berkurang, Yesus s’makin bertambah.
Chorus:
Mengikut Yesus Itulah kesukaan hatiku. Kulepas semua hakku untuk mengenal kehendak-Nya di hidupku.
Mengiring Yesus Itulah kekuatan hidupku. Kuyakin anug’rah-Nya mampu jadikanku hamba yang berkenan s’lalu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.