Catatan Ibadah ke-1 Minggu 28 Apr 2024
Jumat kemarin bu Debby baru saja kembali dari
Israel. Kelompoknya yang berjumlah 70 orang termasuk kloter terakhir. Ketika
akan terbang ke Israel, pesawat Oman yang akan mereka tumpangi mengalami
kerusakan. Maka, penerbangan ditunda sehari hingga pesawat selesai diperbaiki. Ketika
mendengar bahwa mereka akan tetap naik pesawat yang sama esok harinya, enam
penumpang mengundurkan diri. Mereka takut pesawatnya kembali rusak di tengah
perjalanan udara. Mereka takut mati.
1 Petrus 4:12 (TB) Saudara-saudara yang kekasih, janganlah
kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian,
seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
Bukankah hidup adalah Kristus dan mati adalah
keuntungan? Orang Kristen sering mengaminkan hal ini, tetapi ketika ujian
datang, iman mereka pun akan terlihat. Ada yang mundur dan tidak jadi naik
pesawat. Ada pula yang menitipkan iman kepada pendeta. Tidak bisa. Iman harus
menjadi milik pribadi dan tidak bisa dititipkan. Iman timbul dari
kedekatan hubungan dengan Tuhan dan hubungan ini tidak bisa diwakilkan.
Lalu bu Debby meminta tour guide
mengganti pesawat dari Oman ke Emirates. "Sekalipun lebih mahal, tak
masalah asalkan lebih aman." Namun, Emirates terkena embargo sehingga
tidak bisa masuk Tel Aviv padahal tiket rombongan bu Debby ke Tel Aviv semua.
Lantas penerbangan mereka dijadwal ulang oleh
Emirates dengan menggunakan Jordan dan akan lewat Dubai. Dua hari sebelum
keberangkatan Iran mengirim ratusan rudal ke Israel, tetapi jadwal pesawat
tidak mengalami perubahan.
Sehari sebelum penerbangan ke Israel, bu Debby mendengar berita bahwa Dubai banjir dan banyak penumpang terjebak di bandara sana. Bu Debby berharap pihak maskapai akan menjadwal ulang penerbangannya, tetapi ternyata tidak ada perubahan jadwal. Beberapa penumpang berkata, "Terserah bu Debby. Kalau bu Debby pergi, kami juga pergi." Karena iman mereka bergantung kepadanya, bu Debby meminta tanda dari Tuhan.
Dia berkata kepada suaminya, "Jika nanti ada
berita Israel balas menyerang Iran, sekalipun kita sudah ada di depan pintu
pesawat, penerbangan dibatalkan." Suaminya mengingatkan, "Mereka
semua sudah membayar." Namun, bu Debby menjawab, "Itulah tanda yang
kuminta dari Tuhan."
Lalu mereka semua jadi terbang. Di tengah
perjalanan bu Debby menyalakan wifi dan mendapat pesan WA bahwa Israel balas
menyerang Iran. Bu Debby pun bertanya kepada Tuhan, "Mengapa seperti ini?
Bukankah aku meminta tanda sebelum berangkat? Jika Israel balas menyerang Iran,
situasi tidak aman."
Jawab Tuhan, "Ini karena kamu cari aman."
Sebagai manusia, seringkali kita cari aman sehingga kita merancang berbagai hal
dengan kepandaian yang kita miliki. Seperti yang terjadi ini, demi cari aman,
bu Debby pindah pesawat dari Oman ke Emirates. Andaikata tetap naik Oman,
mereka tidak akan terjebak dalam situasi tersebut.
1 Petrus 4:13 (TB) Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai
dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh
bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Sebaik-baiknya manusia berencana, tetaplah
keputusan Tuhan yang terlaksana. Pesawat mereka pun mendarat di Dubai. Di sana
ada banyak orang Indonesia dan bule yang tidur di bandara. Ada beberapa orang
yang tidak mendapatkan tiket penerbangan selanjutnya sehingga harus menginap 6
hari di Dubai.
Namun, rombongan bu Debby masih bisa melanjutkan
perjalanan ke Israel esok harinya. Di sana bu Debby memutuskan untuk tidak lagi
membaca dan mendengar berita. Lebih baik membaca firman Tuhan. Di
sana mereka aman.
Bahkan, mereka menjadi tamu VVIP di beberapa tempat
wisata. Tempat tersebut dibuka karena kedatangan mereka. Biasanya kalau berfoto
di makam Yesus, dibatasi dua detik. Namun, saat itu mereka bisa puas berfoto
sampai bosan karena tidak ada turis lainnya.
0 komentar:
Post a Comment