Sunday, July 22, 2018

Ajarlah Anak-anakmu ~ Ps. Edward Supit

Bigger than Life
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 22 Juli 2018


3 hal utama yang harus diajarkan oleh orang tua kepada anaknya:
A. Membangun Hubungan Baik dengan Sesama. Anak selalu meneladani perilaku orang tua mereka. Pak Edward berasal dari keluarga broken home karena orang tuanya bercerai ketika dia masih anak-anak. Maka, dia sempat kesulitan membangun hubungan dengan sesama karena dia tidak punya teladan. Namun, akhirnya dia mengalami pemulihan.
Pernikahannya pun terkesan harmonis. Meskipun demikian, dia mengakui bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna, termasuk pendeta karena kadang kala kita masih mengutamakan kedagingan kita. Meskipun dia dan isterinya sama-sama pendeta, mereka pun pernah terlibat pertengkaran.

Suatu hari mereka hendak jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor bersama ketiga anaknya. Rencananya mereka berangkat jam 10 pagi tetapi baru bisa berangkat jam 10 lebih 40 menit karena isterinya mengalami sebab akibat ini dan itu. Lantas isterinya menyalahkan pak Edward atas keterlambatan ini. Di dalam mobil isterinya juga masih menyalahkan pak Edward: "Kalau berangkat jam segini, nanti sampai sana jam berapa? ..."

Pak Edward marah karena dia disalahkan padahal tidak bersalah tetapi dia diam saja. Kemarahannya yang terpendam segera dilampiaskan dengan cara menyetir mobil pada kecepatan tinggi. Isterinya berteriak: "Berhenti! Turunkan kami di pinggir jalan. Kalau kamu mau mati, mati saja sendiri."

Ketika mendengar teriakan isterinya, pak Edward semakin marah dalam diam karena dia berpikir bahwa isterinya tidak sayang dia sehingga menyuruhnya mati sendiri dan bukan mati sama-sama. Maka, dia semakin mengebut karena khawatir isterinya nekat melompat ke pinggir jalan jika kecepatan mobil diturunkan.
Beberapa saat kemudian mereka tiba di Kebun Raya dan pak Edward segera memarkir mobilnya dengan keras sehingga tukang parkir pun terkejut. Untung tidak ada jemaat yang melihatnya. Maka, isterinya segera berjalan-jalan dengan ketiga anaknya. Sementara itu pak Edward berjalan-jalan sendiri. Isterinya upload foto-foto dia dan anak-anaknya di Instagram lalu ada yang komentar: "Pastor Lev, pastor Ed mana? Kok tidak ikut foto?"

Ketika pak Edward membacanya, dia pun ikut-ikutan foto sendiri dan segera upload pula di Instagram. Lalu ada juga yang komentar: "Pastor Ed kok foto sendirian, mana pastor Levi dan anak-anak? Sebenarnya kalian ke Kebun Raya bersama-sama atau sendiri-sendiri?"
Pak Edward merasa tak enak jalan-jalan sendiri lalu dia berinisiatif mencari isteri dan anak-anaknya. 3 jam kemudian dia baru menemukan mereka tetapi gengsi masih ada sehingga tetap saling diam. Pak Edward enggan meminta maaf karena merasa tak bersalah dan berharap isterinya yang meminta maaf. Ketiga anak mereka pun memperhatikan sikap pak Edward dan isterinya seakan bertanya: "Kapan damainya?"

Akhirnya demi anak-anak pak Edward berkata: "Saya minta maaf..." lalu mata isterinya berkaca-kaca dan mereka pun berbaikan kembali. Ketiga anak mereka segera bertepuk tangan menyaksikan perdamaian mereka. Jadi, di dalam keluarga kita harus memiliki stok maaf yang besar. Di dalam keluarga kita harus senantiasa belajar mau saling mengampuni. Anak-anak akan melihat hubungan orang tuanya, mempelajari hal tersebut, dan menirunya.

B. Membangun Karakter yang Baik. Orang tua harus menjadi teladan. Jika melarang anak merokok, orang tua pun haruslah tidak merokok. Jika melarang anak mabuk-mabukan, orang tua juga tidak boleh mabuk-mabukan.

C. Menanamkan Nilai tentang hal terpenting di dalam hidup ini. 
Jika orang tua sengaja datang ke gereja tepat saat khotbah saja, anak-anak akan langsung berpikir bahwa pujian dan penyembahan sebelum khotbah tidak penting sekalipun tidak ada yang mengatakan hal itu karena anak melihat sendiri kelakuan orang tuanya. Jika orang tua tidak ke gereja karena lebih mengutamakan kegiatan lain, anak juga akan berpikir bahwa ke gereja tidak penting. Maka dari itu, jadilah teladan yang benar bagi anak-anak.

Ajarlah anakmu tentang uang, waktu, seks, dan lain-lain. Utamakan keluarga melebihi kesuksesan pekerjaan atau pelayanan. Banyak anak gembala sidang tidak happy karena orang tuanya sibuk melayani dan menyelesaikan masalah jemaat sehingga baik di luar tetapi buruk di dalam karena tidak punya waktu untuk keluarga. Bahkan, beberapa anak gembala sidang ingin membunuh orang tuanya karena merasa diabaikan.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.