Sunday, October 15, 2023

Happy Me, Blessed Us ~ Ps. Antoni Moelyono

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 15 Okt 2023

Paulus merupakan sosok yang luar biasa. Mungkin orang-orang pada zaman itu akan memberikan hormat ketika berpapasan dengan Paulus. Meskipun demikian, dia tetap down to earth. Sekalipun sudah senior, dia tidak merasa lebih hebat daripada yang lain.

Roma 16:1-2 (TB) Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudari kita yang melayani jemaat di Kengkrea, supaya kamu menyambut dia dalam Tuhan, sebagaimana seharusnya bagi orang-orang kudus, dan berikanlah kepadanya bantuan bila diperlukannya. Sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri.

TERIMA KASIH TUHAN
Terima kasih Tuhan untuk kasih setia-Mu yang kualami dalam hidupku. Terima kasih Yesus untuk kebaikan-Mu sepanjang hidupku.
Reff: Terima kasih Yesusku buat anugerah yang Kau beri sebab hari ini Tuhan adakan syukur bagi-Mu.

Paulus mengenal orang-orang yang melayani jemaat dan dia berterima kasih kepada mereka masing-masing. Inilah salah satu hal yang harus kita pelajari dari Paulus. Akhir-akhir ini banyak orang tidak tahu berterima kasih.

Kadang kala di dalam suatu komunitas ada orang yang terlampau baik. Meskipun demikian, kita tidak boleh memanfaatkannya. Kita harus menjadi orang yang tahu berterima kasih.

Roma 16:3-4 (TB) Sampaikan salam kepada Priskila dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus. Mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku. Kepada mereka bukan aku saja yang berterima kasih, tetapi juga semua jemaat bukan Yahudi.

Kita membutuhkan komunitas untuk mengasah karakter kita. Jangan seperti pepatah ada gula ada semut! Kalau gulanya habis, semutnya pergi. Kita harus bertumbuh dewasa sehingga masih bisa menerima hal-hal yang tidak manis.

Namun, semut juga memiliki kelebihan sehingga Tuhan meminta kita belajar kepada semut. Semut tidak egois. Dia tidak pernah makan sendiri dan selalu mengumpulkan makanannya sebelum musim dingin tiba. Semut mau bekerja keras bersama-sama demi menjamin kelangsungan hidup koloninya.

Gereja akan mengalami stagnasi jika komunitasnya tidak bertumbuh. Komunitas dalam gereja harus bermultiplikasi untuk melahirkan pemimpin-pemimpin baru yang akan berdampak bagi komunitasnya, gerejanya, keluarganya, dan orang-orang di luar gereja.

1 Korintus 15:33 (TB) Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.

Sebuah komunitas harus sehat dan memiliki tujuan yang sehat pula. Jika berteman dengan peminum, kita bisa menjadi peminum. Jika berteman dengan orang yang suka nge-drugs, kita juga bisa ikutan nge-drugs. Maka, pastikan kita bergabung dengan komunitas yang sehat.

Tujuan komunitas dibentuk bukanlah untuk makan-makan dan bersenang-senang saja. Ini tidak salah, tetapi tujuan utamanya bukan untuk ini. Komunitas dibentuk untuk menjadi dampak bagi sesama. Kalian bisa pergi ke rumah sakit dan mendoakan orang sakit. Biasanya orang sakit pasti mau didoakan.

Di dalam keluarga kita tidak hanya menerima yang manis-manis. Suami isteri bisa bertengkar. Demikian pula dalam komunitas gereja, tentu ada hal-hal yang tidak manis. Ketika bergesekan satu dengan yang lain, jangan langsung pergi dan pindah ke komunitas lain. Jadikan gereja sebagai rumah keduamu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.