Di Luar Rutinitas
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 8 Okt 2023
Ada seorang balita yang tidak mau
minum obat. Lalu bobonya membujuk dia, "Setelah minum obat ini, kamu akan
mendapat sebutir permen." Maka, titi itu mau minum obat pahit demi
mendapat permen. Beberapa hari
kemudian titi itu sembuh. Lalu dia mendekati toples permen sambil bertanya, "Bo, aku tidak
minum obat lagi?" Hahaha ... "Bilang aja kalau mau minta
permen," ujar Bobonya.
Nah, anak kecil saja bisa menahan sedikit kepahitan demi manisnya permen.
Masa orang dewasa tidak mau? Masa harus dibujuk dulu seperti anak kecil? Tidak
perlu donk.
Eh, beberapa saat kemudian Mr.
Guxin malah berkata, "Mungkin Lui merasa pahit karena sekarang harus
mengurus semuanya." Ah, di sinilah
Lui merasa sedih. Sebenarnya Mr. Guxin tuh pengertian atau gimana ya?
Jika dia memang berpikir seperti itu, kenapa masih saja meminta Lui turut merasakan bebannya? Jadi, Lui berkata dalam hati, "Lihat saja nanti! Aku akan memaniskan hidupmu supaya kamu bisa memaniskan hidup orang lain."
Mr. Guxin sempat meminta Lui membuat laporan. Setelah laporan diserahkan kepadanya, dia malah berkata, "Sebenarnya laporan ini tidak terlalu penting." (Sambil tersenyum) Iiiih... nyebelin nggak sih? Wkwwk ... untunglah Lui merupakan makhluk sosial, bukan makhluk sok sial sehingga dia masih bisa tertawa ketika sadar bahwa dirinya hanya dites.
Amsal 17:22 (TB) Hati yang gembira adalah obat yang manjur,
tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
HAI JIWAKU
Ketika dalam tekanan,
ku akan bertepuk tangan, kumemilih untuk bernyanyi. Kubuang keluh kesahku,
gantikan dengan pujian, ganti ratap dengan tarian.
Pre-Chorus:
Kan 'kuangkat sekarang korban Pujian. Walau di tengah badai, dengan iman 'ku
akan berkata:
Chorus: Hai jiwaku, janganlah
engkau gelisah. Pujilah Nama-Nya yang mulia. Jangan menyerah, tetap berharap
dan bersyukur s'bab Yesus Penolong yang sejati.
Ending: Tetap berharap dan bersyukur s'bab Yesus Penolong yang sejati.
Haleluya 8x.
Karena kejadian di atas, Lui bermimpi melihat Mr. Guxin memberi makan beberapa orang, termasuk Lui. Bahkan, Lui mendapat jatah dua porsi nasi yang lengkap dengan lauk pauknya. Dengan lahap Lui menghabiskan semuanya dan dia menjadi orang terakhir yang menyelesaikan makannya.
Mr Guxin mendekatinya dan mengira Lui makan mie, padahal Lui makan nasi goreng kecap. Wah, Lui kenyang betul. Hahaha … realitanya Lui tak bisa makan sebanyak itu. Dia hanya memerlukan setengah porsi saja.
Mazmur 23:5 (TB) Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
Lalu saat malam minggu Lui mau menghadiri pernikahan temannya, tetapi tiba-tiba malah dipanggil Mr. Guxin. Maka, dia sibuk mendengarkan dan menjawab permasalahan Mr.Guxin hingga petang. Ah, pestanya sudah buyar karena hanya sampai jam lima sore ... wkwwk ...
Oh, pantas aja Lui sudah dikenyangkan oleh Mr. Guxin di dalam mimpi tadi malam karena papa Mr. Guxin juga sudah menghapus jatah makanannya … hahaha … Ah, 回家
0 komentar:
Post a Comment