Engkaulah Orang Itu
Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 16 April 2023
Dulu mantan
bosku memecat temanku dengan berkata kepadanya, "Aku ini tidak mau
memecatmu, tetapi Rully yang telah melaporkanmu kepada Ai hingga membuatmu
kupecat." Padahal, itu hanyalah skenario si bos agar dirinya terlihat baik di mata karyawan.
Karena tidak
terima, aku bertanya kepada Tuhan, "Sebenarnya apa alasan pemecatan
itu? Kenapa harus meminjam namaku?"
Keesokan paginya aku bersama anak emas bos dan karyawan baru, pengganti temanku datang ke kantor papa bos. Tiba-tiba mama bos meminta karyawan baru keluar ruangan dan menutup pintunya. Lalu dia berkata kepadaku dan anak emas bos, "Ai mau menjelaskan alasan Ai memecat teman kalian. Kalian ini sopan dan menjaga jarak sekitar satu meter pada saat berbicara dengan shushu, tetapi teman kalian tidak sopan."
Dengan kebingungan, aku membatin, "Sopan? Padahal, bos selalu menganggapku seenak gue karena selalu membantahnya kalau ada yang kuanggap tidak benar dan tidak bisa diancamnya. Untungnya mamanya lebih waras daripada anaknya."
Lantas Ai melanjutkan,
"Saat itu Ai keluar dari kamar mandi. Lalu Ai melihat shushu duduk di
depan meja dan teman kalian dalam posisi berdiri setengah membungkuk di
seberang meja depan susuk. Kancing baju bagian atasnya terbuka dan kelihatan
susunya." (Sambil diperagakan olehnya.)
Aku dan anak
emas bos saling pandang keheranan. Katanya pula, "Dia terkejut melihat Ai.
Dia pasti tidak menyangka kalau ada Ai di dalam. Ai pikir dia bukan wanita
baik-baik jadi Ai harus memecatnya." Aku pun membatin, "Wah, siapa
sangka Tuhan menjawabku secara langsung lewat narasumber aslinya. Ini
akibatnya kalau bos seenaknya menyalahgunakan namaku untuk memecat karyawan.
Kapokmu kapan Bos?"
Aku pun sudah
berniat memberitahu temanku perihal alasan pemecatannya. Namun, tiba-tiba semua
karyawan dipanggil bos. Lantas bos berkata kepada semua karyawan, "Pikiran
Ai agak terganggu. Dia pikun. Dokter memvonisnya kena demensia. Jadi, kalau dia
mengatakan sesuatu, jangan didengarkan. Dia suka lupa. Dia bisa melihat
kura-kura peliharaannya di masa kini sebagai kura-kura di masa lalu."
Kemudian dia menegur aku dan anak emasnya secara khusus agar kami tidak menceritakan apapun perkataan Ai, termasuk kepada teman yang sudah dipecatnya. Karyawan lain mengira teguran khusus tersebut ditujukan kepada kami karena kami sering bertemu Ai padahal ada rahasia di antara kami.
Kami pun mengangguk,
tetapi dalam hati aku berkata, "Setiap karyawan yang dipecat berhak
mengetahui alasan pemecatannya. Oke, sekarang kuturuti maumu meskipun aku
tidak percaya bahwa Ai sakit pikun. Tunggu aku memecatmu. Nanti aku akan
memberitahu temanku itu."
Setelah hampir
dua tahun berlalu aku pun memecat bos dari kehidupanku. Ketika mendengar kabar
itu, temanku tiba-tiba kembali menghubungiku. Lalu aku segera memberitahunya
perihal alasan pemecatannya. Dia tertawa dan berkata, "Benar-benar alasan
yang konyol, tetapi aku sudah menduganya."
Timpalku,
"Iya, susumu mirip selingkuhan shushu di masa lalu. Mungkin saat posemu
seperti itu, Ai kira kamu mau mencium shushu." Seketika dia membalas,
"Ih, amit-amit. Dia sudah tua. Siapa yang mau?” Hahaha ... kami pun
tertawa bersama.
Sekalipun
temanku cerewet dan boros, suaminya tuh dewasa dan sabar. Dulu salah satu teman
sampai bertanya kepadanya, “Kok suamimu tahan sama kamu ya?” Dengan bangga dia
menjawab, “Eh … justru pada hari pernikahan suamiku sampai menitikkan air mata
haru karena bisa menikahiku.” Lalu dia mengatakan bahwa dia sudah lama tidak
marah kepadaku karena dia tahu bahwa si bos emang suka menyalahkan orang
lain.
Kami pernah
senasib dituding-tuding dan dipersalahkan oleh bos ketika tidak bersalah. Kala
itu kami kebingungan hingga mencari tahu pelakunya. Setelah mengetahuinya, kami
malah tertawa bersama. Karena sudah terlanjur dimarahi oleh bos, kami pun
sengaja menutupi kesalahan anak emas bos dan tertawa ngakak di
belakangnya. "Yang salah dia, yang dimarahi kita, emang sajane bos yang bodoh, tetapi kita yang dikatai bodoh ...
hahaha ..."
Kami pun
pernah tertawa bersama ketika aku dimarahi bos karena menghormati Mr. Bule. Nah, kelihatannya bos iri karena aku disukai oleh bawahan-bawahanku hingga
mereka mau berteman denganku.
Maka, dia
berusaha mengadu domba karyawannya agar tidak rukun lagi. Namun, upayanya gatot
alias gagal total saudara-saudara. Memang ya kalau berkat itu sudah
diperuntukkan untuk kita, tak ada yang bisa mencurinya.
Sekalipun bos
punya harta dan tahta, hampir tidak ada karyawan yang mau berteman dengannya.
Dia mengetahui bahwa nama itu ada harganya. Ketika ada apoteker yang resign,
dia pun buru-buru mengganti namanya dengan nama apoteker lain agar dia tidak
perlu membayarnya lagi.
Lalu kenapa
dia seenaknya meminjam namaku untuk memecat karyawan? Padahal, yang salah tuh
papanya. Ngapain dulu dia selingkuh hingga membuat Ai trauma ketika melihat
situasi yang mirip dengan masa lalunya?
Ah, tentu saja
aku pun berhak memecat si bos. Hehehe ... teman bayaran tuh mahal, tetapi teman
sejati tak ternilai harganya.
JEJAK-MU TUHAN
Seringku tak mengerti jalan-jalan-Mu
Tuhan, bagai di belantara yang kelam. Tanpa seribu tanya namun tetap percaya.
Jejak-Mu Tuhan sungguh sempurna.
Ajarku memahami semua yang Kau ingini
agar hidupku puaskan hati-Mu. Bagi-Mu aku rela sepenuh hati menghamba. Serahkan
diri genapi karya-Mu.
0 komentar:
Post a Comment