Friday, June 3, 2022

Pejuang Kehidupan

Tamu Tak Diundang

Ketika dia melihatku tertegun dalam diam, dia pun bertanya: "Ada apar?" Kujawab: "tidak ada". Namun, titi yang baru saja muncul di belakangku berkata: "apar ada" dan dia bergegas mengambilnya. Kuikuti dia sambil berkata: "Apa itu tidak kadaluarsa? Itu sudah lama. Apa tidak pakai selimut api ini? Tapi, ya apa cara pakainya?"

Ketika sampai di depan ruko, dia pun menyadari kalau aparnya memang sudah kadaluarsa. Lantas Eko - pegawai tetangga sebelah berkata: "Siram saja dengan air. Tidak apa-apa. Aku pun pernah mengalaminya." Titi pun bergegas mengambil air dan menyiram api yang masih menyala di dalam kotak meteran listrik. Sementara itu ortu sudah menyusul di belakang kami. Yeah, masuk pak Eko. Air berhasil menyelinap masuk melalui celah-celah kecil di kotak meteran itu sehingga apinya berhasil dipadamkan. Fiuh... untung apinya tidak sampai keluar dari kotak. Puji Tuhan…^.^

Untung para jukir tidak sedang duduk di bawahnya. Padahal, dulu mereka sering duduk di bawahnya. Untung para jukir juga belum pulang karena supermarket di kompleks ruko memang belum tutup. Untung si Eko ikut keluar rumah ketika mendengar bunyi ledakan karena listriknya juga sempat padam sesaat. Jadi, dia bisa memberikan saran dari pengalaman pribadinya.

Kemudian aku bergegas naik ke lantai 2 untuk mengambil ponselku yang belum selesai dicharge karena aku mau memanggil petugas PLN lewat aplikasi PLN. Namun, petugas PLN tak segera menanggapi. Maka, kukirim pesan WA kepada salah satu petugas PLN yang pernah singgah di rumahku pada 18 Mei 2022: "Selamat malam pak. Sy buat laporan gangguan lg dg nomer sekian."

Saat itu juga terdengar ledakan lalu muncul percikan api dari belakang televisi. Namun, dia tidak mau membetulkan dan diarahkan ke Listriqu karena PLN hanya boleh membetulkan listrik di luar rumah. Namun, Listriqu lambat merespon sehingga dia mau membantu kami terhubung dengan Listriqu. Maka, dia memberikan nomer WA. Eh, malam ini dia tidak merespon secepat sore 18 Mei 2022 sehingga kutelepon, tetapi tidak diangkat jua.

Jadi, aku kembali ke aplikasi PLN dan menunggu beberapa menit sebelum menelepon ulang. Sekitar 5 menit kemudian kulihat pesan WAku sudah terbaca. Maka, dengan penuh harap kubuka lagi aplikasi PLN. Yeah... petugas PLN sedang dalam perjalanan. Beberapa menit kemudian petugas yang kukirimi pesan WA menjawab: "Di tunggu y .gangguan sudah masuk di petugas Taman". Dia pun menyertakan bukti screenshoot grup WA petugas yang diberi nama 'Pejuang Taman.'

Wah, bagus juga pemilihan nama grupnya. Kata 'pejuang' tentu saja bisa membuat mereka lebih bersemangat daripada kata petugas karena tugas seringkali membuat orang terbeban. Tapi, para pejuang selalu bersemangat memperjuangkan sesuatu. Semangat! Hidup ini adalah perjuangan, bukan penugasan. Hidup ini adalah hak untuk memperjuangkan impian, bukan sekedar kewajiban yang harus dijalani... xixixi...

Nah, sementara menunggu petugas, eh pejuang Taman memperbaiki kerusakan meteran, aku pun teringat akan mimpiku beberapa hari sebelumnya. Malam itu aku bermimpi mendapati diriku ada di kamar sendirian. Lampu masih menyala terang. Tiba-tiba ada yang membuka pintu kamarku. Lalu ada banyak monyet muda masuk ke kamarku itu. Mereka semua langsung menempati pojok-pojok ruangan. Ada pula yang naik ke atas ranjang tingkat. Puluhan monyet itu bersurai panjang dan semuanya berwarna merah orange seperti warna api.

Monyet-monyet Api

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.