Sunday, August 26, 2018

Cara Hidup Tahan Goncangan ~ Pdt. Leonardo Sjamsuri

Hidup Tahan Goncangan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 26 Agt 2018

Alasan Tuhan menggoncangkan kita:
1. Ingin mengetahui pondasi atau dasar kehidupan kita.
1 Korintus 3:10-11 Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
Jika tak ada goncangan, semua orang Kristen sama. Namun, ketika terjadi goncangan, dasar kehidupan seseorang akan terlihat. Apakah bersandar kepada harta, koneksi, ketenaran, pendidikan, pengetahuan, pengalaman, atau firman Tuhan?

Amsal 11:4, 28 Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut. Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda.

2. Tuhan sedang mengadakan pemisahan di rumah-Nya: kambing atau domba, orang benar atau orang fasik.
1 Petrus 4:17 Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?

3. Tuhan mau memindahkan kekayaan bangsa-bangsa kepada orang yang takut akan Tuhan.
Hagai 2:7-10 Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat; Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam. Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam. Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam."

Banyak orang menyukai kekayaan tetapi tidak suka digoncang padahal lewat goncangan Tuhan akan melakukan pemilihan. Banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih. Banyak orang mengejar harta karena ingin bahagia dan damai sejahtera tetapi sebenarnya sumber damai sejahtera hanya dari Tuhan.

Seorang hamba Tuhan di Amerika mengatakan bahwa gravitasi atau daya tarik Roh Kudus dulu terjadi di Azusa street lalu berlanjut di Cleveland. Selanjutnya, kegerakan Roh Kudus akan terjadi di indonesia. Namun, Tuhan akan menggoncangkan kita sebelum hal ini terjadi.

4. Tuhan menjawab doa umat-Nya yang meminta keadilan.
Mazmur 18:7-8 Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya. Lalu goyang dan goncanglah bumi, dan dasar-dasar gunung gemetar dan goyang, oleh karena menyala-nyala murka-Nya.
Ketika kita berdoa meminta keadilan Tuhan ditegakkan, Dia pun akan menjawab doa kita dengan menggoncang bumi.

Agar tidak tergoncangkan, kita harus:
1. Berjalan dengan iman, bukan dengan penglihatan.
Ibrani 11:1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Peganglah janji-janji Tuhan bahwa Dia akan senantiasa setia menyertai kita dan melindungi kita. Ini seperti lagu "Sekalipun dalam lembah kelam, aku tidak takut."

2. Aktifkan benih spiritual di dalam diri kita. Kita lahir baru bukan dari darah dan daging, melainkan dari benih spiritual. Benih spiritual atau supranatural dari Tuhan ini harus diaktivasi. Cara aktivasinya: berdoa dalam bahasa Roh, memuji dan menyembah Tuhan secara konsisten sehingga kita bisa terbebas dari sengat maut seperti kata Paulus.
1 Korintus 15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"

Jangan melihat yang natural. Ketika perahu Petrus diterpa badai, Yesus malah tertidur di perahu. Seharusnya tukang kayu lebih panik daripada nelayan tetapi di sini para nelayan malah lebih panik daripada tukang kayu karena menyadari bahaya yang ada. Pengetahuan dan pengalaman mereka sebagai nelayan tidak bisa mengatasi keadaan sehingga mereka pun membangunkan Yesus. Yesus bisa tidur dengan tenang karena Dia tidak bersandar pada pengetahuan-Nya sebagai tukang kayu. Yesus bersandar kepada Bapa-Nya. Seringkali kita juga berusaha dengan kekuatan sendiri dan membiarkan Yesus tertidur. Untuk mengatasi goncangan, bangunkan Yesus.


0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.