Catatan Ibadah ke-1 Minggu 26 Agt 2018
Cerita penutup pak Leo: "Di Jakarta banyak anak muda yang ingin menjadi milyarder sebelum 30 tahun sehingga ada yang enggan beribadah di gereja selama 2 jam. Dia mengatakan bahwa waktu 2 jam di gereja bisa digunakan untuk menghasilkan uang secara online. Karena sibuk mengejar uang, mereka pun masih jomblo dan tahu-tahu umurnya sudah hampir 40 tahun. Ketika menyadari usianya, mereka mulai khawatir karena di atas umur 30 tahun mereka sudah siap diawetkan alias tidak laku sekalipun diobral."
Wew… apa hubungannya jomblo dan uang? Tidak semua jomblo sibuk mengejar uang. Banyak pula pasangan yang asyik mengejar uang hingga hubungan keluarga mereka semakin renggang. Suami isteri tak lagi harmonis karena adu penghasilan dan anak-anak pun kurang perhatian hingga dituntut belajar tanpa henti agar nantinya bisa menghasilkan banyak uang seperti mereka. Meskipun demikian, selalu saja para jomblo yang mendapat sorotan dari mereka yang telah berpasangan.
Fiuh, kemarin-kemarin di Jakarta kudengar seorang mama yang khawatir akan status puterinya. Mamanya berharap puterinya tidak kembali bekerja di Amerika karena dia khawatir puterinya tak jua menikah jika sudah bisa mencari uang sendiri. Namun, puterinya tetap ingin kembali ke Amerika sehingga mamanya tak bisa menghalangi dia pergi. Oh, kenapa pak Leo bisa seide dengan ibu itu padahal mereka tidak saling kenal? Apa pernikahan memang masih sepenting zaman dulu? Kenapa seolah-olah Tuhan lupa bahwa ini sudah akhir zaman dan bukan permulaan zaman?
Pengkhotbah 3:15 Yang sekarang ada dulu sudah ada, dan yang akan ada sudah lama ada; dan Allah mencari yang sudah lalu.
Memang dulu Hawa tidak perlu bekerja karena Adam yang bertugas mencukupi segalanya tetapi zaman sekarang kaum Adam tidak bisa selalu diharapkan. Beberapa kaum Adam terlalu mencintai dirinya sendiri hingga mengabaikan kaum Hawa dan anaknya. Bahkan, tak jarang ada pula kaum Adam yang mengincar puteri kaya atau puteri orang kaya karena ingin kemudahan hidup. Secara fisik kaum Adam memang terlihat kuat tetapi sebagian besar di antaranya ternyata rapuh. Mereka cenderung marah-marah atau bertingkah tidak jelas saat goncangan terjadi.Selain itu, menikah atau tidak menikah bukanlah masalah. Pernikahan sebelum dan sesudah 30 tahun juga bukanlah masalah. 30 tahun itu sich ukuran atau standar manusia. Kenapa harus melihat yang natural? Beberapa orang mungkin telah berumur lebih dari 30 tahun tetapi sayang kelakuannya masih di bawah 30 tahun. Setiap status pasti memiliki permasalahannya sendiri. Menikah sebelum 30 tahun tidak menjamin kebebasan dari goncangan. Orang yang menikah juga cenderung menghadapi permasalahan yang lebih kompleks daripada mereka yang masih single.
Contoh: Ada orang yang diminta menambah anak tetapi malah menjawab: “Sekarang biaya sekolah mahal”. Lalu yang lain berkata: “Banyak hal yang harus kupikirkan. Setelah menikah aku harus mengumpulkan uang untuk isteri, orang tuaku, dan mertuaku.” Seringkali hubungan mertua dan menantu pun tak berjalan mulus karena beberapa orang hanya mau menerima pasangannya tetapi tidak mau menerima keluarga pasangannya. Bahkan, ada menantu yang tega menjelek-jelekkan dengan kata-kata tak pantas dan mengusir mama mertua dari rumahnya sendiri. Karena suami ibu ini sudah berpulang ke rumah Bapa, dia pun meminta bantuan tetangga untuk mengusir menantunya. Wew… sudah sebulan menantunya diusir dari rumah ibu itu padahal puterinya masih menyukai pria itu dan mereka belum bercerai. Mirisnya mereka Kristen dan gerejanya ya itu tuh… Oh Tuhan, kok bisa kelolosan sich padahal mereka sudah ikut kelompok sel? Apa pendidikan pranikah perlu lebih dari 6 bulan dan disertai goncangan pula? Jika digoncang, baru dech kelihatan aslinya.
Ya, seharusnya pernikahan Kristen membawa terang tetapi beberapa pernikahan Kristen justru menghadirkan kegelapan sehingga malah menjadi cemoohan ateis. Jadi, daripada membangun pernikahan sebelum 30 tahun yang seperti ini, lebih baik menjadi jomblo yang diawetkan. Sesuatu yang diawetkan biasanya akan bertahan lama dan dipelihara dengan baik. Di samping itu, sesuatu yang awet justru bernilai lebih tinggi lho sehingga tak perlu diobral. Sesuatu yang awet juga cenderung dihargai oleh beberapa orang yang punya cita rasa atau selera tinggi. Hehehe… lihat saja museum yang menyimpan jenasah hewan mulai dari zaman Dinosaurus. Di sana kita melihat bahwa tidak semua orang memahami nilai-nilai seni yang terkandung di dalam benda-benda yang diawetkan itu. Kolektor benda-benda tersebut hanya orang yang memahami nilainya. Iya apa iya? ^_^
Kejadian 25:20 Dan Ishak berumur empat puluh tahun, ketika Ribka, anak Betuel, orang Aram dari Padan-Aram, saudara perempuan Laban orang Aram itu, diambilnya menjadi isterinya.
Kejadian 21:5 Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya.
1 Korintus 7:8 Tetapi kepada orang-orang yang tidak kawin dan kepada janda-janda aku anjurkan, supaya baiklah mereka tinggal dalam keadaan seperti aku.
Nah, kenapa Ishak menikah umur 40 tahun? Kenapa Sara melahirkan anak bagi Abraham saat lanjut usianya. Kenapa Paulus tidak menikah? Ini karena Tuhan punya rencana berbeda untuk masing-masing pribadi. Tidak semua manusia memahami nilai-nilai yang dikandung oleh manusia lainnya. Tidak semua orang tetap jomblo di atas 30 tahun karena mengejar uang semata. Ada sebab-sebab lainnya, seperti tiada hasrat atau selera karena waktunya belum tiba, mendahulukan kepentingan orang lain, ingin seperti Yesus secara lahir dan batin, atau alasan-alasan lainnya lagi.
Oleh karena itu, hidup ini bagaikan sepiring tempe, tak ada satupun yang tahu. Karena hanya Tuhan yang Maha Tahu, kita hanya bisa bersandar kepada-Nya. Oleh karena itu, jangan berbangga karena telah menikah sebelum umur 30 tahun dan jangan minder jika belum menikah meskipun umur hampir 40 tahun atau lebih.
Yeremia 9:24 tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."
ARTI KEHADIRAN-MU. Jalan-Mu tak terselami oleh setiap hati kami. Namun satu hal kupercaya ada rencana yang indah. Tiada terduga kasih-Mu, heran dan besar bagiku. Arti kehadiran-Mu s'lalu nyata di dalam hidupku. Reff: Penyertaan-Mu sempurna, rancangan-Mu penuh damai, aman dan sejahtera walau di tengah badai. Inginku s'lalu bersama rasakan keindahan arti kehadiran-Mu Tuhan.
Orang yang mengenal Tuhan tidak akan melihat standar natural atau standar dunia. Orang yang mengenal Tuhan selalu percaya bahwa Dia punya rencana yang indah pada waktu-Nya. Yang terpenting dahulukan Tuhan daripada uang karena orang yang mengejar uang akan stress saat menghadapi goncangan sedangkan orang yang mengejar Tuhan akan dipuaskan sekalipun di tengah goncangan. ^_^ Nah, jika sekarang masih sibuk mengejar uang semata, ya lekaslah berbalik kepada Tuhan dan kemudian jangan berlarut-larut menyesali kesalahan masa lalu. Semuanya pasti indah pada waktu-Nya. Ini bukan hanya untuk jomblo tetapi untuk semua status pernikahan.
WAKTU TUHAN. Waktu Tuhan bukan waktu kita. Jangan sesali keadaannya. Untuk semua ada waktu Tuhan. Tetap setia mengandalkan-Nya. Chorus: Segala yang terjadi di hidupku, Janji Tuhan menghidupiku s’lalu. Kuyakin, percaya ada waktunya Tuhan. Semua 'kan indah pada waktunya.
0 komentar:
Post a Comment