Sunday, August 26, 2018

Hidup Tahan Goncangan ~ Pdt. Leonardo Sjamsuri

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 26 Agt 2018

Tadi pagi di radio masih terdengar berita bahwa di Lombok masih gempa. Rupanya goncangan masih terjadi. Pak Leo pernah melihat gempa di Nabire. Gempa menyebabkan gedung bertingkat bisa melesak ke dalam tanah sehingga lantai 2 menjadi lantai 1. Duduk atau naik motor pun tidak bisa karena semuanya bergoncang naik turun. Ketika di Jakarta terjadi gempa, saat itu pak Leo sedang membaca firman Tuhan dan tiba-tiba dia merasa pusing karena seperti ada yang menggoyang-goyang dia.

Ibrani 12:26-29 Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga." Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.

Jangan berdoa agar terhindar dari goncangan karena percuma. Tuhan sudah jelas mengatakan bahwa Dia akan menggoncangkan bumi dan langit sehingga goncangan tidak dapat dihindari. Jika goncangan di bumi sudah membuat kita panik, bagaimana jika terjadi goncangan di langit? Kebanggaan manusia di langit adalah satelit. Jika satelit Indonesia bergeser ke Malaysia dan satelit Malaysia bergeser ke Singapore, bisa terjadi kekacauan di bumi. Orang yang sedang transfer dana terhenti dan orang-orang tidak bisa online lagi padahal sebagian besar transaksi ekonomi saat ini telah online.

Dulu kita bisa hidup tanpa handphone dan bisa berkomunikasi lewat telepon koin tetapi sekarang handphone bagaikan belahan jiwa kita yang tidak bisa ditinggalkan. Korea sudah memakai 5G dan Indonesia sedang dalam tahap pengembangan 5G. Jika sudah 5G, kita bisa download data dengan cepat. Namun, bagaimana jika Tuhan menggoncangkan langit? Kita mau kemana? Namun, kita tidak perlu takut terhadap goncangan.

Wahyu 6:5-6 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya. Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."

Timbangan di masa kini bisa berarti neraca (balance sheet) atau laporan laba rugi. Banyak pebisnis terkena dampak krisis ekonomi. Beberapa perusahaan di Singapore pun telah gulung tikar. Di tengah-tengah goncangan harga 1 liter gandum senilai upah satu hari. Gandum merupakan makanan manusia sedangkan jelai merupakan makanan hewan. Agar bisa makan 3 liter, manusia harus membeli jelai. Barang-barang yang dulu bisa dibeli, sekarang sudah tak bisa dibeli karena harga-harga naik. Ini berarti ada penurunan kualitas kehidupan. Meskipun demikian, Tuhan melarang malaikat merusak minyak dan anggur. Minyak dan anggur merupakan orang yang hidup dalam kesukaan atau kelimpahan Tuhan.

HADIRAT-MU MEMENUHIKU
Tuhan hadir di bait kudus-Nya saat umat mencari wajah-Nya. Berseru, berdoa, bersujud menyembah, dan menikmati kehadiran-Nya. Tuhan mau dekat dengan umat-Nya yang datang dengan s’gnap hatinya. Berseru, berdoa, bersujud menyembah, dan menikmati kehadiran-Nya.
Reff: Hadirat-Mu memenuhiku. Hadirat kudus-Mu penuhi bait-Mu dan kutersungkur menyembah-Mu, yang kunampak hanya kemuliaan-Mu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.