Catatan Ibadah ke-1 Minggu 22 Juli 2018
Matius 7:9 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,
>> Maka, anak meminta kepada Bapa: "Tuhan, beri aku roti."23 Juli 2018 dibangunkan oleh lagu KUMULIAKAN NAMA-MU YESUS: "Kumuliakan Nama-Mu Yesus. Mulia Nama-Mu Yesus. Nama-Mu Besar dan Layak Dipuji. Kuagungkan Nama-Mu Yesus. Agung Nama-Mu Yesus. Nama-Mu Besar dan Layak Dipuji."
Kata Bapa: "Aku sedang menyiapkan sesuatu yang besar, agung, dan mulia."
Anak bertanya kepada Bapa: "Apa itu? Apa yang besar, agung, dan mulia? Apa yang akan terjadi? Oh Bapa, aku tidak perlu yang besar. Cukuplah berikan apa yang kuminta."
Matius 4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Renungan harian (sabda.org 25 Juli): "Roti akan memberi hidup yang enak tetapi hidup bagi Kristus jauh lebih utama."
Jawab anak: "Tapi Bapa, bagaimana caranya hidup tanpa roti? Kalau hidup tanpa roti dan tak ada yang peduli, mana bisa hidup? Apakah harus meminta-minta roti tetapi orang benar tidak meminta-minta roti? Apakah harus berhutang tetapi Engkau telah berjanji bahwa anak-Mu akan memberi pinjaman kepada banyak bangsa dan tidak akan meminta pinjaman?"
PELANGI KASIH
Apa yang kau alami kini mungkin tak dapat engkau mengerti. Cobaan yang engkau alami tak melebihi kekuatanmu. Tuhanmu tak akan memberi ular beracun pada yang minta roti.
Satu hal tanamkan di hati indah semua yang Tuhan b'ri. Tangan Tuhan sedang merenda suatu karya yang agung mulia. Saatnya 'kan tiba nanti kau lihat pelangi kasih-Nya.
Ending: Tangan Tuhan sedang merenda. Saatnya pasti 'kan tiba kau lihat pelangi kasih-Nya.
Hmmm... Bapa yang seperti ini nich yang sulit dimengerti. Maunya apa sich? Kalau menurut ps. Edward Supit, yang lebih besar daripada hidup adalah keluarga sehingga Yesus memulai pelayanannya pada saat pesta pernikahan di Kana. Jadi, mana yang lebih besar: keluarga yang sehat atau hidup bagi Kristus?
Kata Mordekhai kepada Ester dalam film The Book of Esther: "Bersabarlah sayangku. Tuhan akan mengungkapkannya dengan sesegera mungkin."
Astaga. Masa Ester iri kepada ratu Wasti karena dia ingin menikah? Kok inti cerita film tersebut cenderung tentang pernikahan sich? Kalau membaca kitab Ester, tampaknya inti cerita berfokus kepada upaya Mordekhai untuk menyelamatkan bangsa Yahudi dari Haman dan Ester merupakan salah satu sarana Mordekhai. Jadi, aku sudah membayangkan kisah perlawanan yang seru antara orang-orang Haman dengan orang-orang Yahudi tetapi kisahnya justru lebih ke arah kisah keluarga, termasuk hubungan raja dan Ester yang bermula dari kontak mata. ^_^
CERITA CINTA
Heey ... Yee iyee iyee ye ye ye ye .. Heey iyee iyee iyee ...
[Verse 1] Berawal dari mata, indahnya senyuman. Mengapa harus resah? Berawal tatap mata, hangatnya sapamu. Mengapa jadi gundah?
[Pre-Chorus] Tak kusangka kita sama telah menyimpan getar cinta... cinta.. Iyee ...
[Chorus] Biar cinta gelora di dada. Biar cinta memadukan kita. Ouwoo wo wo. Cerita cinta yang pertama kurasa. Jangan pernah akhir cerita cinta kita.
[Verse 2] Kini rindu yang kupunya hanya untukmu, hanya padamu. Apabila kita memang mesti bersatu, mengapa harus ragu?
[Verse 2] Kini rindu yang kupunya hanya untukmu, hanya padamu. Apabila kita memang mesti bersatu, mengapa harus ragu?
^_^ Bagi Ester, pernikahan adalah hidup bagi Kristus. Dia taat kepada Mordekhai untuk menikah dengan raja yang awalnya dia pandang berbahaya karena saat berdoa dia mendengar suara Tuhan yang memanggilnya: "Hadasa, Hadasa, ... jangan takut, Aku menyertaimu..." Hehehe... itu beberapa kata di filmnya, tidak ada di Kitab Ester lho jadi kata-kata itu jangan dicari di Alkitab. Yach, emang sich raja itu berbahaya karena akhirnya dia berhasil menjerat hati Ester dengan cinta. ^_^
Jadi, yang lebih besar daripada hidup adalah pernikahan yang dibangun di atas dasar firman Tuhan alias keluarga yang sehat karena tiap hari bisa makan firman sekalipun tidak makan roti. Hehehe...
NYANYI bagi DIA
Angkatlah suaramu, Puji dan serukan nama Yesus. Tanggalkan bebanmu, Tak perlu kau kuatir S'bab Dia sanggup. Gerakkan kakimu, Menarilah dan bertepuk tangan. Bersukacitalah, Tak perlu kau kuatir S'bab Dia sanggup.
Chorus: S'karang nyanyikan kebesaran-Nya. Dia kuat dan penuh kuasa. Bersorak sorai kar'na kasih-Nya T'lah datang melawat kita. Nyanyi bagi Dia.
0 komentar:
Post a Comment